Tentu, berikut adalah artikel yang telah ditingkatkan:
—
Memahami Dewasa Ayu: Panduan Hari Baik dan Buruk Menurut Primbon Hindu Bali
Dalam tradisi Hindu Bali, konsep hari baik atau ‘dewasa ayu’ memegang peranan penting dalam menentukan keberhasilan suatu aktivitas. Penentuan hari baik ini didasarkan pada perhitungan kalender khusus yang dikenal sebagai primbon Bali, yang dipercaya membawa energi dan vibrasi berbeda pada setiap harinya.
Misalnya, pada Senin, 16 Juni 2025, dimulai dengan *Dewasa Ayu Jiwa Menganti*. Hari ini membawa kabar gembira, terutama bagi para petani dan siapa pun yang berencana bercocok tanam, karena dianggap sangat ideal untuk aktivitas pertanian. Tak hanya itu, *Hari Jiwa Menganti* juga merupakan momen yang sangat baik untuk memulai suatu usaha baru.
Selain itu, terdapat *Kala Kutila*, hari yang secara khusus disarankan untuk memulai pekerjaan atau aktivitas yang melibatkan penggunaan api. Lantas, bagaimana penjelasan lengkap mengenai berbagai ramalan hari baik dan buruk lainnya menurut primbon Hindu Bali? Mari simak panduan lengkapnya di bawah ini.
Hari Baik untuk Upacara Sakral dan Perjalanan
Salah satu *dewasa ayu* yang sangat dianjurkan adalah *Amerta Dadi*. Hari ini dianggap istimewa untuk melaksanakan upacara *Dewa Yadnya* (persembahan kepada Dewa) serta pemujaan terhadap leluhur.
Untuk Anda yang berencana bepergian, *Catur Laba* adalah pilihan tepat, terutama jika arah tujuan Anda adalah utara. Hari *Catur Laba* juga sangat baik untuk menggelar upacara *Manusa Yadnya* (upacara daur hidup manusia) dan *Pitra Yadnya* (upacara untuk leluhur), yang berkaitan dengan siklus kehidupan manusia dan penghormatan kepada mereka yang telah meninggal.
Namun, ada pula hari yang perlu dihindari untuk upacara tertentu. *Gagak Anungsang Pati*, misalnya, adalah hari yang sama sekali tidak disarankan untuk melangsungkan upacara pembakaran jenazah atau *atiwa-tiwa*.
Membangun dan Memelihara: Hari Baik untuk Konstruksi dan Hewan Peliharaan
*Kala Ngadeg* adalah *dewasa ayu* yang spesifik untuk urusan konstruksi dan pemeliharaan. Hari ini sangat dianjurkan untuk membangun pintu gerbang, tembok pekarangan, serta pagar. Selain itu, *Kala Ngadeg* juga baik untuk membuat sangkar ayam (guwungan), perlengkapan aduan ayam (kisa pengaduan), memulai memelihara ayam kurungan, dan membangun empangan atau bendungan.
Di sisi lain, perlu dicatat bahwa *Kala Tampak* adalah hari yang tidak baik untuk melangsungkan *dewasa* pernikahan atau perkawinan. Begitu pula dengan *Kaleburau*, hari ini tidak disarankan untuk melaksanakan *karya ayu* atau *yadnya* lainnya, termasuk upacara *atiwa-tiwa* atau *ngaben*.
Menghindari Kesialan: Hari yang Tidak Disarankan untuk Aktivitas Penting
Ada beberapa hari yang secara tradisional dianggap tidak membawa keberuntungan untuk aktivitas tertentu. *Purwanin Dina* secara umum diartikan sebagai hari yang tidak baik untuk memulai *dewasa ayu* apa pun.
*Salah Wadi* merupakan hari yang sangat tidak baik untuk melaksanakan *Manusa Yadnya*, seperti upacara *wiwaha* (pernikahan), *mapendes* (potong gigi), potong rambut, dan berbagai upacara siklus hidup lainnya. Hari ini juga tidak disarankan untuk upacara *Pitra Yadnya*, misalnya penguburan, *atiwa-tiwa* atau *ngaben* (kremasi), *nyekah*, dan *ngasti*.
Lebih lanjut, *Sampar Wangke* adalah hari pantangan untuk bersenggama. Pelanggaran pada hari ini dipercaya dapat melahirkan bayi yang penuh kesialan dan kemalangan.
Setiap hari juga memiliki karakteristik spiritualnya sendiri, yang dirangkum dalam perhitungan seperti *Pararasan: Laku Api*, *Pancasuda: Wisesa Segara*, *Ekajalaresi: Kinasihan Amerta*, dan *Pratiti: Saskara*. Dengan memahami konsep *dewasa ayu* ini, masyarakat Hindu Bali dapat merencanakan berbagai aktivitas penting dalam hidup mereka agar berjalan lancar dan membawa kebaikan.
—