Ragamharian.com – Tiga jemaah haji Indonesia dilaporkan hilang di Makkah dan Jeddah. Kepala Bidang Perlindungan Jemaah Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Harun Arrasyid, menyatakan pencarian intensif tengah dilakukan di berbagai rumah sakit di kedua kota tersebut. Tim pencarian gabungan telah dibentuk, berkoordinasi dengan syarikah, KJRI Jeddah, dan konsul haji setempat. Upaya pencarian juga meliputi penyisiran hotel-hotel di Makkah, baik yang masih dihuni maupun yang telah ditinggalkan jemaah.
Pencarian ini dilakukan secara menyeluruh, melibatkan petugas kesehatan di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) dan mencakup seluruh fasilitas kesehatan di Makkah dan Jeddah. Proses pencarian dimulai sejak laporan kehilangan diterima hingga saat ini. Ketiga jemaah tersebut dilaporkan hilang pada waktu yang berbeda dan memiliki riwayat demensia.
Berikut identitas ketiga jemaah yang hilang:
1. Nurimah (80 tahun), asal kloter PLM 19. Ia dilaporkan meninggalkan hotel 614 pada 28 Mei, dua hari setelah tiba di Makkah.
2. Sukardi (67 tahun), asal kloter SUB 79. Ia dilaporkan menghilang dari hotel 813 pada 29 Mei, juga dua hari setelah tiba di Makkah.
3. Hasbulah (73 tahun), asal kloter BDJ 07. Ia meninggalkan hotel 709 pada Selasa, 17 Juni dini hari.
Kepala Daerah Kerja Makkah PPIH, Ali Machzumi, menjelaskan bahwa ibadah haji badal telah dilakukan untuk Nurimah dan Sukardi karena keduanya hilang sebelum puncak haji (sebelum wukuf pada 5 Juni). Hak ibadah mereka telah dipenuhi. Sukardi terpisah dari rombongan atau belum kembali ke kloternya pada hari kedua setelah tiba di Makkah. Kementerian Agama membadalhajikan Sukardi dan Nurimah karena hilangnya mereka terjadi sebelum puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Berbeda dengan Hasbullah yang hilang setelah puncak haji.
Upaya pencarian intensif terus dilakukan untuk menemukan ketiga jemaah haji Indonesia yang hilang tersebut, dan pihak PPIH berkomitmen untuk memastikan keselamatan dan kesejahteraan mereka.