Ragamharian.com, Jakarta – Kepala Pusat Penerangan Markas Besar Tentara Nasional Indonesia (Mabes TNI), Mayor Jenderal Kristomei Sianturi, memastikan seluruh jemaah haji yang berada di pesawat Saudia Airlines SV 5688 dalam kondisi aman dan selamat. Pesawat yang mengangkut para calon jemaah haji ini sempat menjadi sasaran ancaman bom pada Sabtu, 21 Juni 2025.
Hingga Sabtu pukul 18.30 WIB, Kristomei menjelaskan bahwa seluruh penumpang telah dievakuasi dan ditempatkan di tiga hotel berbeda di sekitar area bandara, semuanya dalam kondisi selamat. Lebih lanjut, ia mengonfirmasi bahwa pemeriksaan menyeluruh terhadap pesawat telah rampung dilaksanakan dan hasilnya dinyatakan aman. “Sementara itu, seluruh barang bawaan jemaah masih dalam proses pemeriksaan lebih lanjut,” imbuhnya dalam keterangan tertulis pada Sabtu, 21 Juni 2025.
Menurut Mayor Jenderal Kristomei, TNI menunjukkan kesigapan luar biasa dalam menghadapi situasi darurat seperti ini. Langkah cepat ini diambil demi menjamin keselamatan rakyat dan menjaga stabilitas nasional, tentu saja dengan melibatkan koordinasi erat antarlembaga terkait. Kristomei juga menegaskan komitmen TNI untuk terus berkoordinasi dan menjalin kerja sama pengamanan dengan otoritas keamanan Kerajaan Arab Saudi. Langkah ini krusial untuk mendalami insiden tersebut dan memastikan keamanan penerbangan internasional di masa mendatang.
Dalam operasi pengamanan ini, TNI mengerahkan kekuatan signifikan. Kodam I/Bukit Barisan misalnya, mengerahkan satu Satuan Setingkat Kompi (SSK) dari Yonkav 6/NK, serta satu Satuan Setingkat Peleton (SST) Jihandak Yonzipur 1/DD. Dukungan juga datang dari satu SST Kopasgat TNI AU dan satu SST Gegana Brimob Polda Sumatera Utara. Kristomei menegaskan bahwa keterlibatan TNI dalam operasi semacam ini merupakan bagian integral dari pelaksanaan tugas Operasi Militer Selain Perang (OMSP), sesuai amanat Pasal 7 ayat (2) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2025 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI.
Peristiwa ancaman bom ini menandai kejadian kedua kalinya dalam rentang waktu yang berdekatan yang menimpa pesawat pengangkut jemaah haji. Penerbangan Saudia Airlines SV 5688 sendiri membawa 376 penumpang jemaah haji dari Kelompok Terbang (Kloter) 33 Debarkasi Surabaya. Sebagai tindak lanjut, kru dan seluruh penumpang direncanakan akan melanjutkan penerbangan menuju Surabaya pada Ahad, 22 Juni 2025, pukul 03.30 WIB, menggunakan pesawat yang sama setelah dinyatakan aman.
Kementerian Perhubungan turut mengonfirmasi detail ancaman ini. Informasi ancaman bom tersebut diterima oleh Petugas Air Traffic Control (ATC) di Jakarta Area Control Center (ACC) melalui sambungan telepon dari Kuala Lumpur ACC. Menariknya, rute yang disebutkan dalam ancaman itu berbeda dengan rute pesawat yang ditumpangi jemaah haji, yakni rute Jeddah-Muscat (Oman)-Surabaya.
Sebelum insiden terkini, ancaman serupa pernah menimpa Pesawat Saudia Airlines dengan nomor penerbangan SV-5276. Kala itu, ancaman bom diterima melalui surat elektronik pada Selasa, 17 Juni 2025, pukul 07.30 WIB. Pesawat dengan nomor registrasi HZ-AK32 tersebut, yang melayani rute Jeddah-Jakarta (Bandar Udara Soekarno-Hatta), membawa 442 jemaah haji dari Kloter 12 Debarkasi Jakarta-Bekasi dan dikabarkan akan diledakkan.
Merespons situasi ini, Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polhukam), Budi Gunawan, secara tegas meminta TNI, Polri, dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) untuk segera menindaklanjuti informasi tersebut sesuai prosedur keselamatan penerbangan yang berlaku. Informasi mengenai ancaman bom via email pada pesawat Saudi Airlines SV 5688 dengan tujuan Muscat-Surabaya ini, khususnya, diterima dari manajer operasi Airnav Arab Saudi.
Budi Gunawan menambahkan bahwa pemerintah Indonesia telah melakukan koordinasi intensif dengan otoritas penerbangan Arab Saudi (OEJN) untuk penanganan insiden ini. “Pemerintah memastikan bahwa setiap potensi ancaman terhadap keselamatan publik ditangani secara serius, profesional, dan terkoordinasi secara lintas lembaga,” pungkas mantan Kepala Badan Intelijen Negara tersebut dalam keterangan singkatnya pada Sabtu, 21 Juni 2025.