Perang Iran-Israel Memanas: IHSG Terancam Anjlok Jangka Pendek!

Avatar photo

- Penulis Berita

Minggu, 22 Juni 2025 - 07:55 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri pekan lalu dengan tekanan signifikan, ditutup melemah 0,88% ke level 6.907,14 pada Jumat (20/6). Pelemahan pasar saham domestik ini utamanya dipicu oleh tekanan dari faktor eksternal yang membayangi sentimen investasi.

Menurut Oktavianus Audi, VP Marketing, Strategy and Planning Kiwoom Sekuritas, terdapat dua faktor utama yang membebani kinerja IHSG. Pertama, memanasnya tensi geopolitik di Timur Tengah, terutama dengan keterlibatan negara-negara G7, termasuk Amerika Serikat. Situasi ini meningkatkan kekhawatiran di kalangan investor mengenai potensi lonjakan inflasi global. Kedua, tertahannya suku bunga acuan, baik BI Rate di Indonesia maupun Fed Funds Rate (FFR) di Amerika Serikat. Kondisi ini menciptakan sentimen negatif di pasar, memicu kekhawatiran akan tekanan terhadap daya beli masyarakat dan permintaan kredit, yang pada akhirnya dapat menghambat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

Di sisi domestik, pergerakan IHSG juga turut dipengaruhi oleh isu-isu seputar defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia. Analis Investasi Edvisor Provina Visindo, Indy Naila, menjelaskan bahwa berita-berita terkait defisit APBN ini memberikan dampak signifikan terhadap pandangan pasar mengenai prospek pertumbuhan ekonomi di dalam negeri.

Dampak dari berbagai sentimen negatif ini tercermin jelas dari aksi jual masif yang dilakukan investor asing, khususnya di sektor perbankan. Pada Jumat (20/6), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencatatkan penjualan bersih oleh asing sebesar Rp 576,8 miliar, diikuti oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) sebesar Rp 445,7 miliar. Selanjutnya, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) mengalami net sell Rp 308,9 miliar, dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBNI) sebesar Rp 129,4 miliar. Secara total, investor asing membukukan net sell sebesar Rp 2,73 triliun di seluruh pasar pada hari tersebut, mengindikasikan kehati-hatian yang tinggi.

Indy Naila lebih lanjut menjelaskan bahwa meskipun investor cenderung bersikap risk-on, sektor perbankan masih menghadapi tantangan serius. Data-data ekonomi yang belum sepenuhnya pulih, serta penyaluran kredit yang belum menunjukkan peningkatan signifikan, memicu kekhawatiran akan profitabilitas bank yang belum kembali optimal. Ditambah lagi, outlook suku bunga yang masih belum jelas memperkeruh prospek sektor ini. Tercatat, pertumbuhan kredit mengalami penurunan sebesar 8,43% secara tahunan (year on year/yoy) pada Mei 2025.

Melihat kondisi pasar yang ada, Oktavianus Audi memperkirakan IHSG masih akan bergerak dalam tekanan jangka pendek, dengan rentang pergerakan antara level 6.800 hingga 6.900. Kekhawatiran ini akan semakin meningkat terutama jika tensi geopolitik di Timur Tengah, seperti pembentukan sekutu antara Israel dan Iran, terus memanas. “Kami meyakini pasar akan masih sensitif terhadap keberlanjutan di Timur Tengah,” pungkasnya, menekankan dampak krusial situasi global terhadap pasar domestik.

Di tengah volatilitas ini, beberapa analis memberikan rekomendasi saham pilihan. Oktavianus Audi merekomendasikan PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) dan PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN), dengan pertimbangan momentum jangka pendek dan analisis teknikal. Ia memberikan target harga spekulatif beli ERAA di Rp 570 dan spekulatif beli AMMN di Rp 8.400. Sementara itu, Indy Naila menjagokan PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) dengan target harga Rp 1.400 – Rp 1.500 serta PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dengan target harga Rp 2.600, sebagai pilihan investasi yang menarik.

Berita Terkait

Serangan AS ke Iran: Pasar Saham Global Terancam Ambruk?
Qatar Airways: Juara Maskapai Terbaik Dunia 2025 Skytrax
Harga Emas Antam Naik-Turun! Cek Fluktuasi Pekan Ini
Bank DKI Ganti Nama Jadi Bank Jakarta: Alasan Resmi & Perubahannya
BI Jaga Suku Bunga, Penerbitan Obligasi WOM Finance Lancar
Lelang Sukuk Negara Selasa: Pemerintah Buka Peluang Investasi
Harga Emas Antam Hari Ini
IHSG Terkapar? Cek Proyeksi Saham Senin Ini!

Berita Terkait

Minggu, 22 Juni 2025 - 20:50 WIB

Serangan AS ke Iran: Pasar Saham Global Terancam Ambruk?

Minggu, 22 Juni 2025 - 18:56 WIB

Qatar Airways: Juara Maskapai Terbaik Dunia 2025 Skytrax

Minggu, 22 Juni 2025 - 17:35 WIB

Harga Emas Antam Naik-Turun! Cek Fluktuasi Pekan Ini

Minggu, 22 Juni 2025 - 17:10 WIB

Bank DKI Ganti Nama Jadi Bank Jakarta: Alasan Resmi & Perubahannya

Minggu, 22 Juni 2025 - 14:44 WIB

BI Jaga Suku Bunga, Penerbitan Obligasi WOM Finance Lancar

Berita Terbaru

Politics

Retret Kepala Daerah: Strategi Baru, Tantangan Baru

Minggu, 22 Jun 2025 - 23:10 WIB