Bos The Fed Lapor ke Parlemen AS, Bahas Alasan Tahan Suku Bunga

Avatar photo

- Penulis Berita

Selasa, 24 Juni 2025 - 10:30 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamharian.com, JAKARTA — Ketua Federal Reserve Jerome Powell bersiap untuk menyampaikan kesaksian penting di hadapan Kongres Amerika Serikat pekan ini, sebuah peristiwa yang sangat dinanti oleh pelaku pasar dan pembuat kebijakan.

Berdasarkan laporan Bloomberg pada Selasa (24/6/2025), Powell akan menghadapi tantangan untuk menguraikan alasan di balik keputusan bank sentral untuk mempertahankan suku bunga acuan setidaknya hingga September, meskipun gempuran tekanan terus dilancarkan oleh Presiden Donald Trump agar kebijakan tersebut segera dilonggarkan.

Agenda kesaksian Powell mencakup penampilan di hadapan Komite Jasa Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat AS pada Selasa pukul 10.00 waktu setempat, dilanjutkan dengan kesaksian di Komite Perbankan Senat keesokan harinya.

Kesaksian penting ini diselenggarakan hanya berselang beberapa hari setelah The Fed mengambil keputusan untuk mempertahankan suku bunga untuk keempat kalinya secara berurutan. Momen ini bertepatan pula dengan eskalasi ketegangan geopolitik, menyusul serangan Amerika Serikat terhadap fasilitas nuklir Iran yang sontak memicu kekhawatiran meluasnya lonjakan harga minyak dan potensi guncangan pada stabilitas ekonomi global.

Dalam pernyataan resminya yang akan datang, Powell diperkirakan akan mengulang kembali pesan utama dari konferensi persnya pekan lalu, yaitu bahwa bank sentral masih berada dalam posisi yang memadai untuk mengamati dan menganalisis perkembangan ekonomi sebelum mengambil langkah kebijakan suku bunga lebih lanjut.

“Kami ingin memperoleh lebih banyak data. Selama perekonomian tetap dalam kondisi yang solid, kami memiliki ruang untuk bersabar,” tegas Powell pekan lalu. Ia turut menekankan bahwa beban tarif impor pada akhirnya akan ditanggung sepenuhnya oleh konsumen akhir.

Hingga saat ini, kebijakan tarif yang diterapkan oleh pemerintahan Trump belum memperlihatkan dampak yang signifikan terhadap lonjakan harga maupun peningkatan tingkat pengangguran yang menjadi kekhawatiran beberapa pembuat kebijakan. Bahkan, data inflasi inti pilihan The Fed diperkirakan hanya mengalami kenaikan sebesar 0,1% pada Mei, sebuah angka yang menandai periode inflasi paling jinak dalam kurun waktu tiga bulan sejak tahun 2020.

Dua gubernur The Fed, Christopher Waller dan Michelle Bowman, secara terpisah telah menyatakan bahwa dampak tarif terhadap harga kemungkinan besar bersifat sementara, sehingga membuka peluang untuk pemangkasan suku bunga pada bulan Juli.

“Powell tampaknya enggan mengambil sikap yang terlalu tegas mengenai arah inflasi, mengingat ia menilai risiko kesalahan penilaian terlalu tinggi,” ungkap James Egelhof, Kepala Ekonom AS di BNP Paribas.

Dampak Konflik Iran

Konflik yang kian memanas antara Iran dan Israel, yang kini turut menyeret Amerika Serikat, juga diprediksi akan menjadi salah satu topik pertanyaan utama dari para anggota parlemen. Meskipun AS baru saja melancarkan serangan terhadap fasilitas nuklir Iran, harga minyak global belum memperlihatkan lonjakan yang signifikan.

Dalam konferensi persnya sebelumnya, Powell telah menunjukkan sikap yang sangat hati-hati dalam menanggapi isu ini.

“Kami terus memantau situasi, sebagaimana yang dilakukan semua pihak. Biasanya, konflik di Timur Tengah memang kerap memicu lonjakan harga energi, namun dampak tersebut umumnya bersifat sementara,” tuturnya. Powell menambahkan bahwa gejolak harga minyak semacam itu jarang sekali memberikan dampak permanen terhadap inflasi.

Tekanan Politik dari Partai Republik

Beberapa anggota parlemen dari Partai Republik diperkirakan akan mendesak Powell untuk memberikan pembelaan yang lebih tegas terhadap kebijakan mempertahankan suku bunga. Meskipun demikian, perlu dicatat bahwa sebagian dari mereka mengambil pendekatan yang lebih moderat dibandingkan Presiden Trump.

Dan Meuser, seorang anggota Komite Jasa Keuangan dari Pennsylvania, melalui unggahan di media sosial menyatakan bahwa Powell pantas mendapatkan apresiasi atas kemampuannya menavigasi tantangan ekonomi yang luar biasa berat. “Namun, seiring dengan mulai menurunnya inflasi dan tetap kuatnya pasar tenaga kerja, manfaat dari penurunan suku bunga menjadi semakin gamblang,” imbuhnya.

Sementara itu, Donald Trump secara konsisten terus melancarkan serangan verbal yang tajam terhadap Powell, bahkan menyebutnya sebagai salah satu individu paling bodoh dan merusak dalam lingkaran pemerintahan.

Dalam pertemuan dengan Trump pada Mei lalu, Powell telah menegaskan bahwa setiap keputusan Federal Open Market Committee (FOMC) selalu didasarkan pada analisis yang cermat, objektif, dan sama sekali bebas dari intervensi politik. “Ia akan tetap tenang dan tak tergoyahkan,” ujar Mark Gertler, seorang profesor ekonomi terkemuka dari New York University.

Di sisi lain, dukungan signifikan kemungkinan akan mengalir dari anggota Partai Demokrat, yang mengkhawatirkan independensi The Fed sedang terancam oleh tekanan politik yang intens dari kubu Republik.

Regulasi Perbankan dan Cadangan Bank

Isu krusial lainnya yang juga berpotensi dibahas dalam kesaksian Powell adalah arah regulasi sektor keuangan. Pemerintahan Trump, yang dikenal condong pada deregulasi, telah mendorong pelonggaran aturan, salah satunya dengan menunjuk Michelle Bowman sebagai penanggung jawab kebijakan pengawasan di The Fed. Bowman sendiri baru-baru ini telah mengusulkan agar para regulator mempertimbangkan kembali aturan rasio leverage tambahan yang telah diberlakukan sejak krisis finansial tahun 2008.

Aturan tersebut secara khusus mengharuskan bank untuk menahan modal dalam jumlah tertentu yang proporsional terhadap aset yang mereka miliki. Menurut laporan Bloomberg, The Fed bersama regulator lain kini tengah mempertimbangkan secara serius pelonggaran aturan ini, dengan tujuan untuk meningkatkan likuiditas di pasar obligasi pemerintah AS yang bernilai fantastis sebesar US$29 triliun.

Powell juga diprediksi akan menghadapi pertanyaan mengenai usulan yang cukup kontroversial dari Senator Republik Ted Cruz, yang berkeinginan untuk melarang The Fed membayar bunga atas cadangan bank. Cruz mengklaim bahwa kebijakan tersebut berpotensi menghemat anggaran negara hingga US$1,1 triliun dalam satu dekade. Namun, banyak analis pasar berpendapat bahwa langkah semacam itu justru akan secara signifikan melemahkan kendali The Fed terhadap suku bunga jangka pendek.

Ketua Komite Perbankan Senat, Tim Scott, memang sempat berhasil menggagalkan penggabungan usulan tersebut ke dalam paket kebijakan fiskal era Trump, meski ia tidak sepenuhnya menolaknya. Mekanisme pembayaran bunga atas cadangan bank saat ini berperan penting sebagai batas bawah bagi suku bunga pasar uang harian, sekaligus efektif mencegah bank-bank untuk melakukan pinjaman di bawah target yang ditetapkan oleh The Fed.

Berita Terkait

Nasib pulau kecil: Setelah ditambang, kini diperjualbelikan – ‘Kami dibiarkan bertahan sendirian’
Genjatan Senjata di Timur Tengah, IHSG Bakal Mulus Ke 7.000?
Operasikan Dua Pabrik Baru, Raja Roti Cemerlang (BRRC) Bidik Pendapatan Rp 150 Miliar
Wall Street Menguat Usai Gencatan Senjata Israel-Iran dan Sikap Wait and See The Fed
IHSG Ditutup Menguat Seiring Meredanya Tensi di Timur Tengah
Hermanto Tanoko IPO-kan Merry Riana Edukasi: Kisah Sukses Portofolio ke-9
Harga Minyak Dunia Anjlok 5% Selasa (24/6), Seiring Gencatan Senjata Israel-Iran
Harga Emas Spot Turun 2% Selasa (24/6), Akibat Gencatan Senjata Iran-Israel

Berita Terkait

Rabu, 25 Juni 2025 - 04:30 WIB

Nasib pulau kecil: Setelah ditambang, kini diperjualbelikan – ‘Kami dibiarkan bertahan sendirian’

Rabu, 25 Juni 2025 - 03:30 WIB

Genjatan Senjata di Timur Tengah, IHSG Bakal Mulus Ke 7.000?

Rabu, 25 Juni 2025 - 03:15 WIB

Operasikan Dua Pabrik Baru, Raja Roti Cemerlang (BRRC) Bidik Pendapatan Rp 150 Miliar

Rabu, 25 Juni 2025 - 03:05 WIB

Wall Street Menguat Usai Gencatan Senjata Israel-Iran dan Sikap Wait and See The Fed

Rabu, 25 Juni 2025 - 01:05 WIB

IHSG Ditutup Menguat Seiring Meredanya Tensi di Timur Tengah

Berita Terbaru

Politics

Gencatan Senjata Iran-Israel – Berita Terkini

Rabu, 25 Jun 2025 - 04:50 WIB

Entertainment

BLACKPINK Akan Merilis Lagu Baru di Konser ‘DEADLINE’

Rabu, 25 Jun 2025 - 04:40 WIB

War And Conflicts

Netanyahu Klaim Kemenangan atas Iran: Kami Capai Sejarah

Rabu, 25 Jun 2025 - 04:15 WIB