Sosok Margono Djojohadikusumo, Dirut Pertama BNI

Avatar photo

- Penulis Berita

Kamis, 26 Juni 2025 - 02:20 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamharian.com – , Jakarta – Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Ferry Juliantono mengatakan visi pembentukan 80.000 unit Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih sejalan dengan pemikiran Margono Djojohadikusumo. Margono adalah ekonom sekaligus Direktur Utama Bank Negara Indonesia yang pertama.

“Bapak Margono Djojohadikusumo adalah perumus rencana pembangunan semesta berencana, pembangunan desa dan koperasi, terlibat industri dari hulu hingga hilir,” kata Ferry dikutip dari keterangannya di Jakarta pada Jumat, 20 Juni 2025, seperti dilansir dari Antara.

Lantas, seperti apa sosok Margono Djojohadikusumo?

Profil Margono Djojohadikusumo

Mengutip esi.kemdikbud.go.id, Raden Mas Margono Djojohadikusumo adalah putra dari Asisten Wedana di wilayah Banyumas, Jawa Tengah. Apabila silsilah keluarganya ditelusuri, maka Margono merupakan cicit dari Raden Tumenggung Banyak Lebar atau lebih dikenal dengan sebutan Panglima Banyakwide, seorang pengabdi setia Pangeran Diponegoro.

Margono adalah seorang priyayi yang lahir di Purbalingga, Jawa Tengah, pada 16 Mei 1894. Pada masa itu, dia termasuk bumiputera yang beruntung karena bisa belajar di lembaga pendidikan resmi.

Pada 1900, Margono menempuh pendidikan dasar Europeesche Lagere School (ELS) hingga tamat pada 1907. Setelah itu, dia mengikuti ujian masuk atau klein ambtenaar sekolah pegawai negeri sipil Opleiding School voor Inlandsche Ambtenaren (OSVIA) di Magelang, Jawa Tengah, selama 4 tahun.

Sesudah menuntaskan studi di OSVIA pada 1911, Margono bekerja menjadi juru tulis di Banyumas. Tak lama setelah itu, dia diangkat menjadi juru tulis Asisten Wedana Banyumas di Pejawaran. Pada 1912, dia kembali diangkat menjadi juru tulis di Kantor Kejaksaan Cilacap, Jawa Tengah. Beberapa bulan menjadi juru tulis di Cilacap, dia mengikuti pelatihan sebagai pejabat pegawai dinas atau Volkscredietwezen.

Pada 1915, Margono mempersunting Siti Katoemi Wirodihardjo dan dikaruniai lima buah hati. Mereka adalah Soemitro Djojohadikoesoemo, Soekartini Djojohadikusumo, Miniati Djojohadikoesoemo, Soebianto Djojohadikoesoemo, dan Soejono Djojohadikoesoemo. Sayangnya, Soebianto dan Soejono gugur dalam Pertempuran Lengkong.

Setelah bekerja di Kantor Kejaksaan Cilacap, Margono naik jabatan menjadi pegawai dinas di Madiun, Jawa Timur. Pada 1930, dia dipindahkan ke Malang, Jawa Timur, lalu ke Jakarta tak lama setelahnya. Dia bertugas di kantor besar Algemene Volkscredietbank.

Performa Margono yang semakin meningkat membuatnya dikirim ke Belanda oleh Kementerian Urusan Jajahan pada 1937. Di sana, dia bekerja dengan mempelajari laporan dari pemerintahan Hindia Belanda. Setelah itu, Departemen Urusan Ekonomi Hindia Belanda memintanya pulang ke Tanah Air akibat keterbatasan tenaga kerja.

Margono lalu bertugas di Departemen Urusan Ekonomi hingga Indonesia dikuasai oleh Jepang pada 1942. Begitu Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945, dia mendapat amanah menjadi Ketua Dewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS), yang tugasnya membantu memberikan nasihat kepada presiden dan wakil presiden.

Mendirikan BNI

Melansir dinarpus.banyumaskab.go.id, sebagai Ketua DPAS, Margono mengusulkan agar dibentuk sebuah bank sentral atau bank sirkulasi, seperti yang dimaksud dalam Undang-Undang Dasar (UUD) Tahun 1945. Sukarno dan Mohammad Hatta kemudian memberikannya mandat untuk mengerjakan persiapan pembentukan Bank Sentral (Bank Sirkulasi) Negara Indonesia pada 16 September 1945.

Pada 19 September 1945, sidang Dewan Menteri memutuskan untuk membentuk sebuah bank milik negara yang berfungsi sebagai bank sirkulasi. Hingga akhirnya pada 15 Juli 1946, Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 2 Tahun 1946 tentang Pembentukan Bank Negara Indonesia (BNI) diterbitkan. Sejalan dengan hal tersebut, Margono ditunjuk sebagai Direktur Utama BNI. Pada 1970, status hukum bank itu dinaikkan menjadi persero.

Pilihan Editor: Untung-Rugi Ekspor Listrik ke Singapura

Berita Terkait

IHSG Hari Ini: Naik! Cek Saham Top Gainers LQ45
EMTK Akuisisi Raksasa! Beli 668 Juta Saham Surya Citra
IHSG Naik 0,19% ke 6.844 pada Sesi I Kamis (26/6), MBMA, INCO, JPFA Top Gainers LQ45
Harga CPO Merangkak Naik Pasca Kenaikan Harga Minyak Kedelai
Diusir Warga Venesia, Jeff Bezos Pindahkan Lokasi Pesta Pernikahan
IHSG Naik Lagi! Cetak Penguatan di Perdagangan Kamis
Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp 8.000 Jadi Rp 1.924.000 Per Gram, Kamis (26/6)
Donald Trump Ingin Dongkel Bos The Fed, Dolar AS Terjerembab

Berita Terkait

Kamis, 26 Juni 2025 - 17:02 WIB

IHSG Hari Ini: Naik! Cek Saham Top Gainers LQ45

Kamis, 26 Juni 2025 - 15:23 WIB

EMTK Akuisisi Raksasa! Beli 668 Juta Saham Surya Citra

Kamis, 26 Juni 2025 - 12:49 WIB

IHSG Naik 0,19% ke 6.844 pada Sesi I Kamis (26/6), MBMA, INCO, JPFA Top Gainers LQ45

Kamis, 26 Juni 2025 - 12:28 WIB

Harga CPO Merangkak Naik Pasca Kenaikan Harga Minyak Kedelai

Kamis, 26 Juni 2025 - 12:07 WIB

Diusir Warga Venesia, Jeff Bezos Pindahkan Lokasi Pesta Pernikahan

Berita Terbaru

Finance

IHSG Hari Ini: Naik! Cek Saham Top Gainers LQ45

Kamis, 26 Jun 2025 - 17:02 WIB

Politics

Iran vs Israel: Siapa Pemenang Jika Gencatan Senjata Terjadi?

Kamis, 26 Jun 2025 - 16:41 WIB

Uncategorized

Charles Oliveira Murka! Balas Sesumbar Topuria: UFC 317 Jadi Saksi!

Kamis, 26 Jun 2025 - 16:34 WIB

Sports

Iran Dicoret dari Piala Dunia 2026? Ini Kata AFC!

Kamis, 26 Jun 2025 - 16:19 WIB