Ragamharian.com – , Jakarta – Polisi menyelidiki tragedi pendaki asal Brazil berinisial JDSP jatuh di Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat. Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda NTB Ajun Komisaris Besar Mohammad Kholid mengatakan penyelidikan ini bertujuan untuk mengetahui penyebab tragedi yang menewaskan perempuan berusia 27 tahun itu.
“Tim Polres sedang melakukan penyelidikan bersama Ditreskrimum Polda NTB,” ujar Kholid saat dihubungi Tempo pada Rabu, 25 Juni 2025.
Kholid menuturkan sejumlah petugas telah diterjunkan ke lokasi jatuhnya JDSP di Gunung Rinjani. Polisi akan memeriksa sejumlah saksi yang terkait dengan insiden itu.
Pendaki itu dilaporkan terjatuh ke sebuah jurang dengan kedalaman sekitar 600 meter saat mendaki di Gunung Rinjani. Pendaki asal Brazil itu ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa saat tim SAR gabungan menemukannya.
“Setelah pemeriksaan awal, tidak ditemukan tanda-tanda kehidupan pada korban,” ujar Kepala Kantor SAR Mataram Hariyadi, dikutip dari Antara.
Konfirmasi status korban telah meninggal diperkuat setelah tiga personel lainnya menyusul turun dan memastikan kondisi korban. Jenazah kemudian langsung dibungkus untuk persiapan evakuasi. “Menyusul temuan ini, tim SAR yang berada di Last Known Position (LKP) atau lokasi terakhir korban terlihat, segera menyiapkan sistem evakuasi,” ucapnya.
Tujuh personel melakukan flying camp atau menginap di sekitar lokasi, dengan tiga orang di anchor point kedua (kedalaman 400 meter) dan empat orang lainnya berada di samping korban (kedalaman 600 meter).
Keputusan untuk menunda evakuasi itu disebabkan kondisi cuaca yang tidak memungkinkan dan visibilitas yang sangat terbatas. Proses evakuasi dilanjutkan Rabu pagi, 25 Juni 2025. Evakuasi JDSP dilakukan dengan cara diangkat lalu ditandu menyusuri rute pendakian menuju Posko Sembalun. Setelah sampai di posko tersebut, jenazah pendaki asal Brazil itu dievakuasi menggunakan helikopter menuju Rumah Sakit Bhayangkara Polda NTB untuk penanganan lebih lanjut.
Pilihan Editor: Cerita Jemaah Haji Depok Setelah Pesawat Diteror Bom