Surat Edaran Hapus Batas Usia Kerja: Buruh Kritik Perlindungan Lemah

Avatar photo

- Penulis Berita

Minggu, 1 Juni 2025 - 20:44 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Partai Buruh dan Koalisi Serikat Pekerja Kritik Surat Edaran Menaker Soal Diskriminasi Rekrutmen

Surat Edaran (SE) Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Nomor M/6/HK.04/V/2025 yang melarang diskriminasi usia dalam rekrutmen tenaga kerja dinilai kurang efektif oleh Partai Buruh dan Koalisi Serikat Pekerja. Presiden Partai Buruh, Said Iqbal, menyatakan SE tersebut hanya akan menjadi “macan kertas” karena tidak disertai sanksi bagi perusahaan yang melanggar. Ia mendesak pemerintah untuk menerbitkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja (Permenaker) sebagai payung hukum yang lebih kuat.

Menurut Said Iqbal, batasan usia dalam perekrutan, seperti batasan maksimal 25 tahun yang umum diterapkan, merugikan generasi produktif dan menurunkan produktivitas nasional. Ia menekankan perlunya regulasi yang lebih tegas untuk melindungi hak asasi manusia dan hak konstitusional warga negara dalam proses rekrutmen. Meskipun mengakui adanya industri yang mungkin memerlukan batasan usia, Said Iqbal menyarankan agar hal tersebut tetap memerlukan izin dan persetujuan dari Menaker.

Menaker Yassierli menjelaskan bahwa SE tersebut dikeluarkan sebagai langkah awal karena penyusunan regulasi yang lebih komprehensif, seperti Permenaker atau bahkan Undang-Undang, membutuhkan waktu dan proses yang lebih panjang. Ia menegaskan bahwa SE ini bertujuan untuk menunjukkan komitmen pemerintah dalam memerangi diskriminasi rekrutmen berdasarkan faktor-faktor yang tidak relevan. Menaker Yassierli juga menyatakan bahwa pihaknya telah menyiapkan draf Permenaker, namun masih dalam proses harmonisasi.

Meskipun optimis dengan langkah awal ini, kekurangannya sanksi dalam SE membuat Partai Buruh dan Koalisi Serikat Pekerja tetap skeptis. Mereka berpendapat bahwa hanya Permenaker atau bahkan Undang-Undang yang dapat memberikan efek jera dan benar-benar melindungi pekerja dari praktik diskriminatif dalam perekrutan tenaga kerja. Perdebatan ini pun menyoroti pentingnya regulasi yang kuat dan efektif dalam menciptakan lapangan kerja yang adil dan setara bagi seluruh lapisan masyarakat.

Berita Terkait

Indonesia Resmi Ajukan Keanggotaan OECD di Paris
Haji Furoda: Biaya, Fasilitas, dan Kontroversinya
Presiden Jokowi & Menkes Bahas Masalah Kesehatan, Isu Reshuffle Terbantahkan
Sekolah Jam 6 Pagi? DPR Desak Dedi Mulyadi Tinjau Ulang!
Visa Haji Furoda Ditahan Arab Saudi: Nasib Jemaah Indonesia?
Dedi Mulyadi Umumkan Penghapusan PR: Siswa Bebas Tugas Mulai Besok!
Bule Australia Promosi Vila Ilegal di Bali? Imigrasi Langsung Tindak!
Budi Gunadi Lapor Prabowo: Covid Terkendali, Cek Kesehatan Gratis Jadi Sorotan!

Berita Terkait

Rabu, 4 Juni 2025 - 23:19 WIB

Indonesia Resmi Ajukan Keanggotaan OECD di Paris

Rabu, 4 Juni 2025 - 22:43 WIB

Haji Furoda: Biaya, Fasilitas, dan Kontroversinya

Rabu, 4 Juni 2025 - 22:35 WIB

Presiden Jokowi & Menkes Bahas Masalah Kesehatan, Isu Reshuffle Terbantahkan

Rabu, 4 Juni 2025 - 18:33 WIB

Sekolah Jam 6 Pagi? DPR Desak Dedi Mulyadi Tinjau Ulang!

Rabu, 4 Juni 2025 - 15:08 WIB

Visa Haji Furoda Ditahan Arab Saudi: Nasib Jemaah Indonesia?

Berita Terbaru

Finance

Emas Antam Hari Ini Meroket! Cek Harga Terbaru 5 Juni

Kamis, 5 Jun 2025 - 09:13 WIB

Gaming

Gibran Panik? Unfollow Akun Judi Online Usai Viral!

Kamis, 5 Jun 2025 - 09:03 WIB

Family And Relationships

Suami Naksir Wanita Lain? 10 Ciri Ini Jangan Diabaikan!

Kamis, 5 Jun 2025 - 08:59 WIB