Jembatan Ambruk di Rusia Tewaskan Tujuh, Puluhan Luka-Luka
Tragedi menimpa wilayah Bryansk, Rusia, Sabtu malam (31/5/2025). Sebuah jembatan ambruk dan menimpa rel kereta api, mengakibatkan kecelakaan kereta penumpang yang menewaskan sedikitnya tujuh orang dan melukai 69 lainnya, termasuk tiga anak-anak. Kereta yang tengah melaju dari Klimovo menuju Moskow itu mengalami kecelakaan di antara stasiun Pilshino dan Vygonichi pukul 22.44 waktu setempat.
Rekaman video amatir yang beredar luas di media sosial menunjukkan kerusakan parah pada gerbong kereta dan kepanikan warga sekitar. Suara tangis dan teriakan, “Bagaimana jembatan itu bisa runtuh? Ada anak-anak di sana!”, terdengar jelas dalam salah satu video yang dikutip dari AFP. Foto-foto yang dirilis pihak berwenang memperlihatkan kerusakan yang signifikan pada jembatan dan sekitarnya, menggambarkan keparahan insiden tersebut. Tim penyelamat bekerja sepanjang malam untuk mengevakuasi korban dan menangani situasi darurat.
Gubernur Bryansk, Aleksandr Bogomaz, mengkonfirmasi jumlah korban jiwa melalui akun Telegram resminya. Operator kereta api Moscow Railways, anak perusahaan Russian Railways, menyebut insiden ini sebagai akibat “campur tangan ilegal dalam pengoperasian transportasi,” tanpa menjelaskan detail lebih lanjut. Pihak operator memastikan bahwa jalur kereta lainnya tidak terdampak.
Insiden ini terjadi sekitar 100 kilometer dari perbatasan Ukraina. Kementerian Darurat Rusia telah mengirimkan tim penyelamat, sementara Russian Railways mengerahkan kereta perbaikan ke lokasi. Jaksa penuntut telah membuka penyelidikan untuk mengungkap penyebab pasti ambruknya jembatan dan menyelidiki “gangguan ilegal” yang dimaksud oleh operator kereta. Hingga saat ini, belum ada penjelasan resmi mengenai penyebab pasti kecelakaan tersebut.
Meskipun belum ada pernyataan resmi dari pihak Ukraina, Rusia kerap menuduh Ukraina melakukan sabotase terhadap infrastruktur kereta api sejak invasi tahun 2022. Sebaliknya, Ukraina menuduh Rusia menggunakan jaringan kereta api untuk mengangkut pasukan dan persenjataan. Kejadian ini terjadi hanya dua hari sebelum kemungkinan pertemuan antara pejabat Rusia dan Ukraina di Istanbul, Turki, sebagai bagian dari upaya diplomatik AS untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung selama tiga tahun. Keheningan dari pihak Ukraina terkait tragedi ini semakin menambah kompleksitas situasi geopolitik yang tegang.