Diproyeksi Lanjut Menguat, Ini Sentimen Penggerak Rupiah Pekan Depan

Avatar photo

- Penulis Berita

Minggu, 29 Juni 2025 - 10:08 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamharian.com JAKARTA. Nilai tukar rupiah diperkirakan masih akan lanjut menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pekan depan. Beberapa data ekonomi dari dalam dan luar negeri bakal menjadi penentu pergerakan mata uang Garuda.

Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong memperkirakan penguatan rupiah diperkirakan masih berlanjut di pekan depan seiring tekanan pada dolar AS belum mereda.

“Namun apabila dalam dua hari ini, data rilis terakhir PDB AS dan inflasi PCE AS lebih kuat dari perkiraan, dolar AS bisa rebound,” sebut Lukman kepada Kontan, Kamis (26/6).

Dia memaparkan, pasar memperkirakan inflasi inti PCE AS diperkirakan akan sedikit lebih tinggi naik 0,1%. Hanya saja, upah diperkirakan hanya naik 0,3%, jauh lebih rendah dari 0,8% bulan lalu dan pengeluaran juga diperkirakan akan stagnan atau hanya naik 0,1%.

Rupiah Menguat Saat Indeks Dolar di Level Terendah Dalam 40 Bulan, Kamis (26/6)

Hal senada juga diungkapkan Research & Development Trijaya Pratama Futures, Alwi Assegaf. Menurutnya rilis data ekonomi pekan depan juga akan marak. Dari domestik ada data neraca perdagangan dan cadangan devisa. Sementara dari eksternal ada pidato Powell, ISM, dan Non-Farm Payroll.

“Ini akan menjadi faktor penggerak rupiah pekan depan,” terangnya.

Ia memperkirakan rupiah akan bergerak direntang Rp 16.100 – Rp 16.330 per dolar AS di pekan depan. Sementara Lukman memproyeksikan ruipah di Rp 16.050 – Rp 16.400 per dolar AS. 

Tekanan Terhadap Dolar AS Sokong Penguatan Rupiah 1,14% Sepekan Ini

Sementara sepanjang pekan ini rupiah berhasil ditutup menguat terhadap dolar. Rupiah spot ditutup di Rp 16.209 per dolar AS atau menguat 0,56% pada Kamis (26/6), mendorong penguatan rupiah 1,14% dalam sepekan. Rupiah Jisdor juga menguat 0,36% ke Rp 16.233 per dolar dari hari sebelumnya mendorong penguatan 1,01% sepekan.

Lukman bilang bahwa penguatan rupiah didukung sentimen risk-on oleh harapan perdamaian di Timur Tengah, sehingga menekan dolar AS.

“Terlebih dolar AS kembali tertekan oleh pernyataan Trump yang akan mengumumkan secepatnya kandidat pengganti Powell agar suku bunga dapat diturunkan,” bebernya.

Berita Terkait

Ini Sebabnya Jangan Pakai Per CVT Terlalu Keras di Motor Matic Standar
Saham Pilihan Asing: Potensi Cuan Minggu Ini?
Asing Kabur! BBRI & BBCA Diobral, Saham Apa Aman?
Logam Industri 2024: Analisis Fluktuasi & Prospek Terkini
35 Ribu Lapangan Kerja dari Proyek Baterai Listrik ANTAM: Benarkah?
Bitcoin Diborong! ETF Bitcoin Melonjak di Tengah Ketidakpastian Global
IHSG Terancam Inflasi AS & Tarif Impor? Proyeksi Senin Ini!
Simak Proyeksi IHSG Senin (30/6) Usai Long Weekend

Berita Terkait

Senin, 30 Juni 2025 - 03:03 WIB

Ini Sebabnya Jangan Pakai Per CVT Terlalu Keras di Motor Matic Standar

Senin, 30 Juni 2025 - 00:44 WIB

Saham Pilihan Asing: Potensi Cuan Minggu Ini?

Minggu, 29 Juni 2025 - 23:40 WIB

Asing Kabur! BBRI & BBCA Diobral, Saham Apa Aman?

Minggu, 29 Juni 2025 - 22:30 WIB

Logam Industri 2024: Analisis Fluktuasi & Prospek Terkini

Minggu, 29 Juni 2025 - 21:19 WIB

35 Ribu Lapangan Kerja dari Proyek Baterai Listrik ANTAM: Benarkah?

Berita Terbaru

Science

Gempa 4,0 Magnitudo Guncang Bayah, Kabupaten Lebak

Senin, 30 Jun 2025 - 03:17 WIB

Travel

Umbria Destinasi Mewah yang Jauh dari Sorotan

Senin, 30 Jun 2025 - 03:10 WIB

Uncategorized

Prabowo Tegas: Menteri Lambat? Tinggal di Pinggir Jalan!

Senin, 30 Jun 2025 - 02:42 WIB