Bagaimana Proses Evakuasi WNI dari Iran ke Tanah Air?

Avatar photo

- Penulis Berita

Minggu, 29 Juni 2025 - 13:51 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamharian.com – , Jakarta – Pemerintah Indonesia masih melalakukan upaya penyelamatan warga negara Indonesia atau WNI imbas konflik antara Iran dan Israel yang bergejolak. Kementerian Luar Negeri RI menyatakan total ada 97 orang yang dievakuasi untuk kembali ke Tanah Air. Proses evakuasi ini dilakukan secara bertahap.

Proses evakuasi dilakukan melalui jalur darat menuju perbatasan Iran-Azerbaijan. Dari sana, rombongan dibawa ke Ibu Kota Baku sebelum diterbangkan ke Indonesia. Hingga Sabtu, 28 Juni 2025, Pemerintah Indonesia telah mengevakuasi sebanyak 79 orang yang terdiri dari 78 orang WNI dan satu warga negara Iran.

“Tanggal 28 Juni 2025 telah tiba 6 WNI dari Iran yang menempuh perjalanan dengan rute Baku-Doha-Bangkok-Jakarta,” tutur Direktur Pelindungan WNI Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha pada Sabtu malam 28 Juni 2025.

Sementara itu, 18 orang dari total 97 orang yang dievakuasi masih berada di Baku, Azerbaijan. Belasan orang itu akan dipulangkan secara bertahap pada 28 dan 29 Juni 2025. Pada hari ini, lima orang diagendakan tiba dengan rute penerbangan Baku-Doha-Jakarta. Sementara tiga belas orang lainnya akan tiba pada 30 Juni 2025 melalui rute yang sama.

Judha menegaskan Kementerian Luar Negeri berkoordinasi dengan perwakilan RI di negara-negara transit guna memastikan kelancaran dan keselamatan proses evakuasi.

Adapun Kementerian menegaskan terus mengupayakan proses evakuasi terhadap WNI yang masih terjebak di Iran. Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri Andy Rachmianto menyebut pemerintah saat ini masih melakukan pendataan jumlah WNI yang akan dievakuasi dalam tahap kedua.

“Yang baru tercatat ada 380-an WNI yang masih di Iran. Jadi pemerintah sudah memutuskan kami akan melakukan evakuasi tahap kedua. Jumlahnya masih terus kita pantau,” kata Andy di Tangerang, Selasa, 24 Juni 2025, seperti diberitakan Antara.

Menurut dia, jumlah WNI yang masih berada di Iran belum sepenuhnya diketahui secara pasti, lantaran tim KBRI masih terus menerima informasi adanya permintaan tambahan untuk dievakuasi dan pemulangan ke Tanah Air.

“Jumlahnya masih terus kita pantau, karena setiap hari bertambah terus. Tadi dari saudara-saudara kita yang sudah tiba dapat informasi juga, karena mereka saling kontak, ada beberapa teman mereka, saudara-saudara mereka, yang juga masih ada di sana, yang minta ingin dievakuasi,” kata dia.

Ia mengungkapkan Pemerintah Indonesia telah menyiapkan tim antar-kementerian untuk memantau selama 24 jam perkembangan situasi keamanan di kawasan Timur Tengah tersebut. Hal itu dilakukan menyusul peristiwa serangan militer Israel dan Amerika terhadap Iran.

“Kami ingin menunjukkan bahwa negara hadir untuk memberikan pelayanan dan bantuan untuk evakuasi warga negara kita, yang saat ini menghadapi masalah di beberapa negara-negara kawasan Timur Tengah. Situasi yang terjadi di sana masih sangat fluid, masih sangat dinamis,” tutur dia.

Eskalasi Konflik Sempat Mengganggu Proses Evakuasi

Eskalasi konflik Iran-Israel yang dipicu serangan Amerika Serikat pun sempat mengganggu jalur penerbangan internasional dan berdampak pada proses evakuasi warga Indonesia dari Iran. Andy Rachmianto menjelaskan bahwa gangguan penerbangan terjadi setelah Qatar menutup wilayah udaranya selama beberapa jam akibat konflik tersebut.

“Sejak konflik terjadi, khususnya pada saat Amerika Serikat juga melakukan serangan terhadap tiga fasilitas nuklir di Iran, kami menerima informasi dari berbagai media dan juga laporan dari perwakilan di kawasan Timur Tengah bahwa sudah terjadi tadi malam beberapa gangguan penerbangan, disrupsi terhadap penerbangan internasional,” kata Andy.

Dampak gangguan ini langsung dirasakan dalam proses pemulangan WNI yang sudah dievakuasi dari Teheran sejak 20 Juni lalu. Sebanyak 11 orang berhasil tiba di Jakarta per 24 Juni, tetapi 18 lainnya mengalami keterlambatan karena penerbangan mereka terganggu.

“Sebetulnya selain yang 11 orang itu sudah siap 29, jadi sisa 18 mereka sudah dijadwalkan sebetulnya akan tiba di Jakarta hari ini juga sore tadi. Namun, mereka terkena gangguan penerbangan karena menggunakan maskapai Qatar Airways,” tutur Andy.

Penerbangan Qatar Airways yang mengangkut 18 evacuee dari Baku menuju Jakarta via Doha sempat terganggu dan bahkan dialihkan ke Jeddah, Arab Saudi, selama beberapa jam.

“Bahkan dua pesawat yang mengangkut 18 orang saudara-saudara kita ini sempat dialihkan ke Jeddah Arab Saudi selama beberapa jam tersandar di sana, tapi Alhamdulillah 18 saudara-saudara kita tersebut sudah berhasil diterbangkan dari Jeddah menuju Doha,” kata Andy.

Pertimbangan evakuasi melalui jalur darat karena tensi konflik yang meningkat di Iran dan Israel. “Pesawat tidak bisa ke sana. Satu-satunya jalur darat,” ujar Menteri Luar Negeri Sugiono di St. Petersburg, Rusia, Rabu, 18 Juni 2025 waktu setempat, seperti dilansir Antara.

Kementerian juga telah menginstruksikan KBRI Tehran di Iran untuk menilai situasi setempat, dan menyusun rencana evakuasi WNI ditengah kondisi level siaga di KBRI Tehran naik dari level 2 menjadi level 1. “Intensitas serangan Israel semakin meningkat, kemudian yang disasar juga bukan saja target-target militer, tetapi juga target-target sipil,” kata Sugiono.

Sugiono mengatakan, instansinya telah menjalin komunikasi dengan negara-negara tetangga Iran untuk memohon kemudahan akses lintas batas guna memudahkan proses evakuasi WNI. “Kami juga sudah melakukan komunikasi dengan negara tetangga Iran, memohon supaya pada saat terjadi evakuasi nanti, warga negara kita diberi kemudahan melewati perbatasannya, karena situasinya semakin tidak menguntungkan,” tutur Menteri Sugiono.

Kedutaan Besar Iran di Jakarta melalui Duta Besar Iran untuk Indonesia, Mohammad Boroujerdi menyatakan bahwa pemerintah Iran siap memberikan bantuan dan pelayanan untuk proses evakuasi WNI dari negara mereka. “Jika ada upaya rencana evakuasi WNI untuk meninggalkan Iran, kami siap memberikan asistensi dan pelayanan guna mempermudah proses evakuasi ke tanah air mereka,” kata Boroujerdi.

Dia mengatakan pemerintah Iran menjamin dukungan dan perlindungan bagi WNI yang berada di negara mereka. Menurut Mohammad Boroujerdi, pemerintah Indonesia dan Iran terus berkomunikasi terkait perlindungan WNI di sana, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Iran dan Israel.

Ketegangan antara Iran dan Israel memanas pada awal Juni 2025. Israel melancarkan operasi skala besar terhadap Iran pada dini hari tanggal 13 Juni, serta menuduh Negeri Para Mullah itu melaksanakan program nuklir militer rahasia. Teheran kemudian membalas dengan meluncurkan Operasi True Promise 3 pada malam hari tanggal 13 Juni, yang menyerang target militer di dalam Negeri Zionis itu.

Pada 22 Juni, Amerika Serikat menyerang tiga lokasi nuklir Iran — di Natanz, Fordo, dan Isfahan. Presiden AS Donald John Trump mengatakan setelah serangan AS itu bahwa Teheran “sekarang harus setuju untuk mengakhiri perang ini” atau bakal menghadapi konsekuensi yang jauh lebih serius.

Selanjutnya pada Senin, 23 Juni, Iran melancarkan serangan rudal ke Pangkalan Udara Al Udeid milik Amerika Serikat di Qatar sebagai respons atas serangan AS tersebut. Pada hari yang sama, ketika eskalasi ketegangan kawasan semakin memuncak, Trump mengatakan bahwa Israel dan Iran telah menyetujui gencatan senjata.

Cerita Mahasiswa yang dievakuasi dari Iran

Salah satu warga Indonesia yang berhasil dievakuasi dari Iran adalah Ali Murtado. Dia tiba di Indonesia pada Selasa malam, 24 Juni 2025. Mahasiswa berusia 20 tahun asal Gresik, Jawa Timur, ini telah menempuh studi selama hampir dua tahun di Al-Mustafa International University, Kota Qom, Iran, sebelum situasi keamanan di sana yang memburuk akibat konflik dengan Israel.

Ali menjadi salah satu mahasiswa yang sempat mengungsi ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Teheran sebelum proses evakuasi dimulai. Ia menyebut suasana saat itu mencekam, terutama ketika serangan udara Israel mulai terdengar di Ibu Kota Iran.

“Saya terakhir berada di Teheran, menginap di gedung KBRI semalam. Kondisi cukup mencekam karena ada serangan dari Israel. Berhenti beberapa saat, lalu lanjut. Tapi saya lihat serangan itu tidak sampai memukul tanah karena berhasil ditangkis oleh iron dome-nya Iran,” tutur Ali kepada awak media setibanya di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta.

Menurut dia, banyak warga Teheran yang meninggalkan kota karena khawatir dengan potensi serangan lanjutan. Namun, wilayah tempat ia tinggal di Qom tidak terdampak secara langsung.

Ali mengetahui rencana evakuasi melalui grup percakapan komunitas WNI di Teheran. Informasi ini muncul bahkan sebelum situasi konflik benar-benar memanas. “Kami di Iran ada grup WNI, di situ ada kabar bahwa WNI akan dievakuasi,” ujar dia. Mendengar kabar itu, dia lalu bergerak dari Qom ke Teheran sesuai arahan dari KBRI dan menginap satu malam di sana sebelum proses keberangkatan dimulai.

Ia menceritakan bahwa selama di perbatasan, banyak warga asing lain yang juga ikut menyeberang sehingga prosesnya berlangsung cukup lama. Saat ditanya apakah ada gangguan dari aparat militer selama proses itu berlangsung, Ali memastikan bahwa semuanya berjalan lancar.

“Ya, di sana kami menunggu. Di sana itu warga asing juga banyak yang menyeberang. Kami antre. Enggak ada pihak militer ya. Enggak ada gangguan di sana, alhamdulillah berjalan dengan lancar,” kata Ali.

Ali menambahkan bahwa setelah dua hari menginap di Baku, rombongan diterbangkan ke Istanbul, Turki, sebelum akhirnya melanjutkan perjalanan ke Jakarta menggunakan maskapai Turkish Airlines. Ali mengatakan, salah satu kesulitan terbesar selama konflik adalah terputusnya akses informasi dan komunikasi di Iran. Ia bahkan baru bisa memberi kabar kepada keluarganya setelah tiba di Azerbaijan. “Internet sempat diputus, sinyal susah. Saya bisa menghubungi keluarga setelah berada di Baku,” tutur dia.

Olivia Subandi dan Rafiif Nur Tahta Bagaskara berkontribusi dalam penulisan artikel ini

Pilihan Editor: Pemerintah Imbau WNI Tak Bepergian Dulu ke Lima Negara Ini

Berita Terkait

Seskab, Mensos, Menteri PU Sapa Orang Tua & Calon Siswa Sekolah Rakyat
Prabowo Targetkan RI Produksi 100 GWh Baterai: Swasembada Energi!
Prabowo Optimis: Swasembada Energi Indonesia Tercapai dalam 6 Tahun!
Prabowo Sanjung Tiongkok, Singgung Jokowi di Groundbreaking Baterai: Apa Katanya?
Trump Sebut Gencatan Senjata di Gaza, Israel: Hanya Angan-angan!
Menteri PU Evaluasi Pejabat Eselon I-III hingga PPK Usai OTT KPK
PSI Jakarta Nilai Pemisahan Pemilu Nasional dan Daerah Permudah Kaderisasi Caleg
Iran Larang Kepala IAEA Masuki Wilayahnya untuk Pantau Nuklir

Berita Terkait

Senin, 30 Juni 2025 - 02:14 WIB

Seskab, Mensos, Menteri PU Sapa Orang Tua & Calon Siswa Sekolah Rakyat

Senin, 30 Juni 2025 - 01:04 WIB

Prabowo Targetkan RI Produksi 100 GWh Baterai: Swasembada Energi!

Minggu, 29 Juni 2025 - 19:49 WIB

Prabowo Optimis: Swasembada Energi Indonesia Tercapai dalam 6 Tahun!

Minggu, 29 Juni 2025 - 17:37 WIB

Prabowo Sanjung Tiongkok, Singgung Jokowi di Groundbreaking Baterai: Apa Katanya?

Minggu, 29 Juni 2025 - 13:51 WIB

Bagaimana Proses Evakuasi WNI dari Iran ke Tanah Air?

Berita Terbaru

Science

Gempa 4,0 Magnitudo Guncang Bayah, Kabupaten Lebak

Senin, 30 Jun 2025 - 03:17 WIB

Travel

Umbria Destinasi Mewah yang Jauh dari Sorotan

Senin, 30 Jun 2025 - 03:10 WIB

Uncategorized

Prabowo Tegas: Menteri Lambat? Tinggal di Pinggir Jalan!

Senin, 30 Jun 2025 - 02:42 WIB