Ragamharian.com – , Jakarta – Seorang mantan penasihat Departemen Pertahanan Amerika Serikat mengklaim bahwa Washington telah memperingatkan Teheran dua jam sebelum serangan ke fasilitas nuklir Iran dilancarkan.
“Biar jelas, Amerika Serikat memperingatkan Iran dua jam sebelum mengebom fasilitas nuklir mereka bahwa serangan akan datang,” kata Kolonel (purn.) Douglas Macgregor di platform X seperti dilansir Antara.
Sementara itu, percakapan antara pejabat senior Iran yang disadap menunjukkan serangan militer AS baru-baru ini terhadap program nuklir Iran menyebabkan kerusakan yang lebih sedikit dari yang diperkirakan, menurut laporan The Washington Post pada Ahad seperti dilansir Anadolu.
Data intelijen AS menunjukkan pejabat Iran secara pribadi mendiskusikan mengapa serangan yang diperintahkan oleh Presiden AS Donald Trump tidak serusak yang diantisipasi, surat kabar itu melaporkan, mengutip empat orang yang mengetahui masalah tersebut.
Namun, seorang pejabat senior intelijen AS mengatakan kepada surat kabar itu bahwa satu bagian dari intelijen sinyal “tidak mencerminkan gambaran intelijen secara lengkap.” Pejabat itu memperingatkan bahwa satu panggilan telepon tidak setara dengan penilaian lengkap berdasarkan berbagai sumber.
Trump dan Menteri Pertahanan Pete Hegseth, di antara pejabat tinggi lainnya bersikeras bahwa serangan itu “benar-benar meluluhlantakkan” situs pengayaan nuklir Iran.
Kementerian Luar Negeri Iran, sementara itu, mengakui kerusakan serius tetapi mengatakan bahan-bahan utama telah dipindahkan sebelumnya, sehingga membatasi kerusakan jangka panjang.
Trump, di sisi lain, menolak klaim evakuasi apa pun, dengan mengatakan, “Mereka tidak memindahkan apa pun. Mereka tidak berpikir itu akan benar-benar dapat dilakukan seperti yang kami lakukan.”
Penilaian awal intelijen AS, yang dilaporkan oleh CNN dan The New York Times, menunjukkan bahwa serangan itu mungkin hanya memperlambat program Iran selama beberapa bulan — pandangan yang dibantah oleh Gedung Putih.
Direktur CIA John Ratcliffe mengatakan “intelijen baru” menemukan bahwa serangan itu menyebabkan “kerusakan parah” yang akan memakan waktu bertahun-tahun untuk dibangun kembali.
Pada 13 Juni malam, Israel melancarkan operasi militer ke Iran dengan tuduhan bahwa Teheran menjalankan program nuklir militer secara rahasia.
Serangan udara dan penyusupan kelompok sabotase menargetkan fasilitas nuklir, para jenderal dan ilmuwan nuklir terkemuka, serta pangkalan udara Iran.
Iran membantah tuduhan itu dan melakukan serangan balasan ke Israel. Kedua pihak saling menyerang selama 12 hari. AS sempat ikut campur dengan melancarkan serangan ke tiga fasilitas nuklir Iran pada 22 Juni malam, salah satunya situs nuklir bawah tanah Fordow.
Sebagai balasan, Iran lalu menembakkan rudal ke Pangkalan Udara Al Udeid milik AS di Qatar pada 23 Juni malam. Iran menegaskan bahwa serangan itu tidak dimaksudkan untuk meningkatkan ketegangan.
Presiden AS Donald Trump kemudian mengatakan dirinya berharap serangan Iran ke pangkalan militer itu sekadar “pelampiasan” dan membuka jalan bagi perdamaian di Timur Tengah.
Dia juga mengumumkan bahwa Israel dan Iran telah bersepakat untuk melakukan gencatan senjata yang secara resmi mengakhiri perang selama 12 hari.
Pilihan Editor: Benarkah AS Berhasil Hancurkan Lokasi Stok Uranium Iran?