Polemik Pemain Naturalisasi Timnas Malaysia: Presiden FAM Buka Suara Usai Kalahkan Vietnam
Kemenangan mengejutkan Tim Nasional Malaysia atas Vietnam dengan skor telak 4-0 dalam Kualifikasi Piala Asia 2027 pada 10 Juni lalu telah menarik perhatian luas. Momen krusial ini menandai berakhirnya penantian sepuluh tahun bagi Harimau Malaya untuk menaklukkan The Golden Stars Warriors. Namun, euforia kemenangan tersebut diiringi keraguan publik dan media, khususnya dari Vietnam, terkait status para pemain naturalisasi yang belakangan ini mendominasi skuad. Menanggapi polemik ini, Presiden Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM), Datuk Mohd Joehari Ayub, akhirnya angkat bicara.
Performa gemilang Timnas Malaysia, yang kini diarsiteki oleh Peter Cklamovski, tak lepas dari keputusan FAM untuk mendatangkan banyak pemain baru. Namun, pendekatan naturalisasi yang kini diambil FAM berbeda dari sebelumnya. Jika dahulu FAM cenderung menaturalisasi pemain asing yang sudah lama berkompetisi di Liga Malaysia dan mengubah paspor mereka, kini mereka fokus pada jalur keturunan. Hal inilah yang menjadi sorotan, terutama dengan munculnya nama-nama pemain yang diklaim memiliki darah Spanyol atau Argentina, seperti Hector Hevel, Rodrigo Holgado, Gabriel Palmero, Facundo Garces, Imanol Machuca, Jon Irazabal, dan Joao Firgueiredo. Kehadiran mereka secara tiba-tiba memicu pertanyaan besar dari masyarakat.
Keraguan terbesar datang dari media Vietnam, yang mempertanyakan keabsahan dan asal-usul para pemain naturalisasi Harimau Malaya. Bahkan, mereka membandingkan dengan Timnas Indonesia yang, menurut mereka, memiliki asal-usul naturalisasi lebih jelas. Pemain naturalisasi Indonesia mayoritas berdarah Belanda, yang dinilai lebih masuk akal mengingat sejarah penjajahan Belanda di Indonesia. Kontras dengan hal tersebut, silsilah pemain naturalisasi Malaysia dari negara-negara seperti Spanyol dan Argentina menjadi misteri yang memancing berbagai isu tidak sedap.
Menanggapi keraguan yang berkembang, Datuk Mohd Joehari Ayub menegaskan bahwa FAM telah menjalankan proses naturalisasi sepenuhnya sesuai dengan prosedur dan regulasi yang ditetapkan FIFA. Ia menjelaskan bahwa FIFA memiliki aturan yang jelas mengenai kelayakan pemain keturunan untuk membela suatu negara. Aturan tersebut mencakup syarat bahwa pemain harus memiliki orang tua kandung, kakek, atau nenek kandung yang lahir di negara yang bersangkutan.
Lebih lanjut, Datuk Mohd Joehari Ayub juga menggarisbawahi aturan FIFA lain yang memungkinkan seorang pemain membela negara selain dari jalur keturunan. Aturan ini berlaku jika pemain tersebut telah tinggal di negara yang bersangkutan selama minimal lima tahun berturut-turut setelah mencapai usia 18 tahun. Dengan berpegang pada regulasi-regulasi ini, FAM memastikan bahwa setiap pemain Timnas Malaysia yang dinaturalisasi telah melalui verifikasi ketat dan sah secara hukum sepak bola internasional. “Kami memiliki pemain keturunan yang telah diperiksa oleh FIFA,” ujar Datuk Mohd Joehari Ayub sebagaimana dikutip RAGAMHARIAN.COM dari Media Malaysia New Straits Times, Selasa (1/7/2025). “Semuanya diverifikasi secara menyeluruh dan sesuai dengan instruksi dari FIFA,” pungkasnya, menegaskan legalitas dan transparansi proses yang dijalankan FAM.