Strategi PT PP Tbk (PTPP) Perkuat Kinerja: Diversifikasi Proyek hingga Divestasi Aset Unggulan
JAKARTA – PT PP Tbk (PTPP) mengambil langkah strategis yang sigap untuk membalikkan tren penurunan kinerja pada kuartal I-2025. Perusahaan konstruksi dan investasi terkemuka ini berencana melakukan divestasi sejumlah aset sekaligus memperluas portofolio proyek yang digarap guna mengukuhkan fundamental bisnisnya. PTPP dikenal tidak hanya melalui proyek-proyek infrastruktur besar, namun juga inisiatif sosial seperti program mudik gratis yang berhasil memberangkatkan lebih dari 4.000 pemudik, serta komitmennya terhadap inovasi hijau yang terlihat pada proyek Tol Semarang-Demak.
Saat ini, PT PP Tbk telah merambah berbagai segmen proyek infrastruktur yang cukup beragam, termasuk program strategis seperti Makan Bergizi Gratis (MBG), pembangunan sekolah rakyat, hingga penyediaan rumah subsidi. Tak berhenti di situ, PTPP juga agresif berekspansi ke segmen jasa konstruksi infrastruktur tambang. Langkah ini terbukti menjanjikan, dengan kontribusi pendapatan signifikan sebesar Rp 71,45 miliar dari segmen baru tersebut hanya dalam kuartal I-2025.
Upaya diversifikasi bisnis ini mendapat sorotan positif dari pengamat pasar. Sukarno Alatas, Senior Equity Research Kiwoom Sekuritas, menilai strategi ini krusial untuk memperluas sumber pendapatan berulang dan memberikan dampak positif jangka menengah hingga panjang bagi perseroan. “Dalam jangka menengah, diversifikasi ini akan meredam ketergantungan PTPP pada proyek-proyek APBN, sekaligus mendorong peningkatan margin keuntungan dan keberlanjutan perolehan kontrak baru,” jelas Sukarno kepada Kontan pada Rabu (2/7).
Sejalan dengan strategi penguatan bisnis inti, PT PP Tbk juga berfokus pada segmen konstruksi murni dengan rencana melepas sejumlah anak usaha yang tidak lagi sejalan. Manajemen PTPP mengungkapkan bahwa terdapat 63 anak usaha dan afiliasi yang kini tengah dalam proses kajian mendalam. Dua entitas yang dipastikan akan didivestasi adalah PT PP Infrastruktur, yang bergerak di sektor infrastruktur air, dan PT Celebes Railways Indonesia, yang fokus pada infrastruktur kereta api. Total nilai divestasi kedua aset ini diperkirakan mencapai Rp 3 triliun, dengan proyeksi laba sebesar Rp 1 triliun.
Sukarno Alatas menegaskan, divestasi ini akan membawa dampak positif signifikan terhadap likuiditas PTPP dan penguatan arus kas perusahaan. “Portofolio infrastruktur secara inheren memang padat modal dan cenderung membebani *leverage* perusahaan,” ujarnya. Lebih lanjut, hasil dari divestasi ini juga dapat dialokasikan untuk mendanai proyek-proyek baru tanpa membebani utang tambahan. Langkah ini diharapkan mampu memperbaiki struktur keuangan PTPP secara keseluruhan, termasuk rasio *Debt to Equity Ratio* (DER) perseroan.
Selain strategi internal tersebut, Sukarno juga mencermati potensi besar dari proyek Ibu Kota Nusantara (IKN). Dengan telah dimulainya kembali lelang proyek IKN tahap II, potensi *rebound* kontrak dari IKN dipandang sebagai katalis positif yang kuat bagi PTPP, terutama jika realisasi proyek-proyek yang sudah berjalan dapat terlaksana dengan baik.
Secara keseluruhan, Sukarno Alatas menilai prospek saham PTPP berada pada posisi netral cenderung positif. Berdasarkan analisisnya, ia merekomendasikan *hold* untuk saham PTPP, dengan target harga akhir tahun diproyeksikan mencapai Rp 450 per saham, sementara level *support* ditetapkan pada Rp 418 per saham.