Ragamharian.com – Pemerintah Amerika Serikat (AS) resmi mencabut pembatasan ekspor perangkat lunak desain chip ke China. Keputusan ini diumumkan secara terpisah oleh tiga perusahaan besar di bidang perangkat lunak semikonduktor, yakni Siemens AG, Synopsys, dan Cadence, Kamis (3/7/2025).
Dilansir dari CNBC, langkah ini menandai potensi meredanya ketegangan dagang antara dua kekuatan ekonomi dunia. Sebelumnya, Washington telah mengetatkan kontrol ekspor berbagai teknologi canggih, termasuk prosesor kecerdasan buatan (AI).
Dalam pernyataan masing-masing, ketiga perusahaan menyebut telah menerima surat dari Departemen Perdagangan AS. Surat tersebut menyatakan bahwa pembatasan ekspor ke China telah dicabut.
Baca juga: Trump Siapkan Insentif Pajak 35 Persen untuk Bangun Pabrik Chip di AS
Meski Siemens berbasis di Jerman, anak usahanya di bidang perangkat lunak desain chip, Siemens EDA, berpusat di Oregon, AS.
Perusahaan ini mengatakan telah “mengembalikan akses penuh” terhadap teknologi dan perangkat lunak yang sebelumnya dibatasi. Siemens juga telah melanjutkan kembali penjualan dan dukungan teknis ke pelanggan di China.
Synopsys dan Cadence juga menyatakan tengah mengambil langkah serupa. Keduanya berupaya memulihkan operasional mereka di pasar China.
Sebelumnya, pada 23 Mei 2025, AS mewajibkan perusahaan-perusahaan perangkat lunak desain chip untuk mendapatkan lisensi sebelum mengekspor produk mereka ke China.
Baca juga: Kampus Unhan Luncurkan Satelit RIDU-Sat di SpaceX Amerika
Kebijakan itu merupakan bagian dari rangkaian kontrol ekspor yang lebih ketat terhadap teknologi semikonduktor. Salah satunya pelarangan ekspor chip AI canggih buatan Nvidia dan AMD.
Namun, perubahan kebijakan ini muncul setelah China menunjukkan tanda-tanda kemajuan dalam upaya gencatan dagang dengan AS.
Pekan lalu, Beijing mengonfirmasi kesepakatan bersyarat untuk melanjutkan kembali beberapa bentuk pertukaran teknologi canggih dan bahan langka (rare earth).
Pasar Menyambut Positif
Pasar merespons positif keputusan pencabutan pembatasan ini. Saham Synopsys dan Cadence masing-masing melonjak lebih dari 6 persen dan 7 persen dalam perdagangan semalam di platform Robinhood.
Ketiga perusahaan tersebut merupakan pemain utama dalam pasar electronic design automation (EDA) yang dikuasai AS. EDA mencakup perangkat lunak, perangkat keras, serta layanan penting untuk merancang chip dan komponen semikonduktor lainnya.
Baca juga: Trump Terapkan Tarif Impor 20 Persen untuk VIetnam
CEO Synopsys, Sassine Ghazi, sebelumnya menyampaikan bahwa perusahaannya mengalami perlambatan di pasar China pada kuartal kedua fiskal. Kuartal tersebut berakhir pada 30 April 2025.
Saat itu, pelanggan dari China menyumbang sekitar 10 persen dari total pendapatan kuartalan Synopsys sebesar 1,6 miliar dollar AS.
Di sisi lain, China juga gencar mendorong kebijakan penguatan industri dalam negeri di sektor perangkat lunak desain chip. Pemerintah Negeri Tirai Bambu ingin mengembangkan kapabilitas desain chip secara mandiri.
Menurut laporan lembaga riset TrendForce, pangsa pasar global Synopsys, Cadence, dan Siemens EDA masing-masing mencapai 31 persen, 30 persen, dan 13 persen sepanjang tahun 2024.
Pencabutan larangan ini menjadi sinyal penting bahwa jalan menuju normalisasi hubungan perdagangan AS-China mulai terbuka kembali.
Namun, pengamat memperkirakan arah kebijakan selanjutnya masih akan sangat bergantung pada dinamika politik dan keamanan kedua negara.