# Mengupas Tuntas Honda WR-V: Review Jujur Pengguna Setelah Hampir 2 Tahun Dipakai Harian
JAKARTA, RAGAMHARIAN.COM – Honda WR-V telah membuktikan diri sebagai salah satu *low sport utility vehicle* (SUV) ringkas yang menarik perhatian di pasar otomotif Indonesia. Sejak peluncurannya pada November 2022, mobil ini langsung menjadi penantang serius bagi duet tangguh Toyota Raize dan Daihatsu Rocky di segmen SUV kompak. Dengan tampilan sporty dan fitur modern yang lengkap, WR-V dirancang untuk menunjang kebutuhan mobilitas harian para penggunanya.
Dikembangkan dari konsep Honda SUV RS yang inovatif, popularitas WR-V meroket pesat. Pada tahun pertamanya, distribusi mobil ini mencapai 1.740 unit, menjadikannya salah satu model andalan Honda di Indonesia, bersanding dengan Brio, BR-V, dan HR-V. Bahkan, memasuki Mei 2025, *compact SUV* ini tercatat menduduki posisi ketiga sebagai kendaraan terlaris Honda, dengan total penjualan 567 unit, menegaskan posisinya di hati konsumen.
Lalu, bagaimana pengalaman nyata pengguna yang telah menjajal ketangguhan Honda WR-V dalam jangka panjang? Asti Puspita Rini, salah satu pemilik WR-V sejak pertengahan April 2023, dengan lugas membagikan pandangannya setelah hampir dua tahun menggunakannya, mulai dari kelebihan signifikan hingga beberapa catatan yang perlu diperhatikan.
Menurut Asti, secara keseluruhan Honda WR-V sangat memenuhi ekspektasinya. “Sejauh ini oke sih karena sebagai mobil yang kompak, dengan harga Rp 320 jutaan sudah memiliki fitur yang lengkap (Honda Sensing),” ujarnya kepada *RAGAMHARIAN.COM* pada Kamis (3/7/2025). Fitur Honda Sensing ini menjadi nilai tambah yang krusial, menawarkan keselamatan dan kemudahan berkendara di berbagai kondisi jalan kota.
Dari sisi performa, Asti mengaku sangat puas dengan mesin 1.500 cc i-VTEC DOHC yang diusung Honda WR-V. Tenaga yang dihasilkan terasa responsif, namun tetap efisien dalam konsumsi bahan bakar, sebuah kombinasi ideal untuk penggunaan harian dari Rasuna Said ke Ciputat. “Mesin dan kenyamanan juga baik. Kalau lagi jalan cepat di JLNT misalnya, tidak limbung,” tambahnya, menggarisbawahi stabilitas mobil ini di kecepatan tinggi. Sistem audio pun dinilai cukup memadai untuk kebutuhan pribadinya.
Yang paling menarik, Asti menyoroti efisiensi bahan bakar Honda WR-V. Ia merasa jarang harus mampir ke SPBU karena konsumsi BBM-nya yang irit, dengan jenis bahan bakar RON 95 keluaran Shell sebagai pilihan utamanya. Ini tentu menjadi poin plus signifikan bagi pengendara urban yang menginginkan efisiensi operasional.
Namun, di balik beragam keunggulannya, Asti juga menyuarakan beberapa catatan terkait kenyamanan posisi berkendara Honda WR-V. Ia merasa beberapa bagian interior kurang ergonomis, terutama untuk penggunaan dalam jangka waktu lama atau saat terjebak macet. Misalnya, jok depan yang dirasa terlalu kecil, memicu rasa pegal di pinggang. “Bangkunya tuh kecil, jadi akan terasa pegal di pinggang kalau lagi macet atau perjalanan cukup jauh,” jelasnya.
Selain itu, ruang kaki yang terbatas juga menjadi perhatian, khususnya bagi pengemudi dengan postur tubuh yang tinggi. “Lalu kalau untuk pengemudi yang tinggi, leg room akan terasa sempit,” imbuhnya. Absennya pengaturan setir lengkap (hanya *tilt*, tanpa *telescopic*) turut memperparah masalah ergonomi. Asti mengungkapkan, “Ini kan setir-nya tidak bisa diatur, jadi kalau dimundurin (jok-nya), setir akan jauh, membuat sisi jarak pandang kurang optimal.”
Posisi sabuk pengaman juga menjadi keluhan Asti karena terlalu tinggi, yang membuatnya mengenai leher saat digunakan. “Sabuk pengamannya juga terlalu tinggi, jadi kalau dipakai leher yang kena. Pada akhirnya, posisi duduk jadi tidak ergonomis (harus sedikit tegak),” pungkasnya, menunjukkan bagaimana detail-detail kecil ini dapat memengaruhi pengalaman berkendara secara keseluruhan.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, Honda WR-V memang berhasil menjawab kebutuhan pasar urban akan sebuah SUV kompak yang *stylish*, fungsional, dan dilengkapi teknologi keselamatan modern berkat fitur Honda Sensing. Desainnya yang menawan dan *ground clearance* yang tinggi menjadi daya tarik utama.
Meskipun demikian, seperti yang diungkapkan Asti, WR-V masih memiliki ruang untuk peningkatan pada aspek kenyamanan. Keterbatasan ruang kaki, posisi berkendara yang kurang ergonomis akibat desain jok depan yang kecil, absennya pengaturan setir *tilt* dan *telescopic*, serta posisi sabuk pengaman yang kurang pas, menjadi catatan penting bagi calon pembeli maupun pihak produsen. Aspek-aspek ini patut dipertimbangkan demi pengalaman berkendara yang optimal.
Kelebihan Honda WR-V:
* Desain eksterior dan interior yang menarik dan sporty.
* *Ground clearance* tinggi, ideal untuk berbagai medan jalan kota.
* Teknologi Honda Sensing lengkap, meningkatkan keselamatan dan kemudahan berkendara.
* Performa mesin responsif dan konsumsi bahan bakar efisien.
* Nilai jual baik dengan fitur yang komprehensif di kelasnya.
Kekurangan Honda WR-V:
* Ruang kaki terbatas, terutama untuk pengemudi dan penumpang tinggi.
* Jok depan terasa kecil dan dapat menimbulkan pegal pada perjalanan jauh.
* Jok belakang kurang nyaman untuk perjalanan panjang.
* Posisi berkendara kurang ergonomis karena absennya pengaturan setir *telescopic*.
* Posisi sabuk pengaman terlalu tinggi, kurang nyaman di leher.