Liga 1 Resmi Berganti Nama Menjadi Super League Mulai Musim 2025/2026, PT LIB Rebranding Jadi I League
Kompetisi sepak bola kasta tertinggi di Indonesia, Liga 1, akan mengalami perubahan identitas yang signifikan dengan resmi berganti nama menjadi Super League. Nama baru ini dijadwalkan mulai diterapkan pada musim kompetisi 2025/2026.
Perubahan penting ini ditetapkan oleh PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator kompetisi dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang diselenggarakan di The Langham, Jakarta, pada Senin (7/7). Selain perubahan nama liga, PT LIB juga melakukan *rebranding* entitas korporasinya menjadi I League. Tak hanya itu, kompetisi kasta kedua atau Liga 2, juga akan bertransformasi menjadi Championship.
Direktur Utama PT LIB, Ferry Paulus, menjelaskan latar belakang *rebranding* ini. “Bahwa mulai musim ini kita sudah melakukan *rebranding* daripada Liga Indonesia Baru. Entitas korporasinya tetap Liga Indonesia Baru, tetapi *brand names*-nya adalah I League,” ungkap Ferry. Ia menambahkan, di bawah payung I League, produk utama mereka akan dikenal sebagai BRI Super League, disusul oleh Pegadaian Championship untuk kasta kedua. “Kedua Liga ini yang menjadi motor liga profesional di Indonesia yang akan mulai bergulir di musim 2025 dan 2026,” imbuhnya, memperjelas bahwa sementara *rebranding* korporat I League berlaku segera, nama liga itu sendiri akan efektif pada musim yang disebutkan.
Nama Super League sendiri sebenarnya tidaklah asing bagi kancah sepak bola nasional. Sebelum era Liga 1, kompetisi kasta tertinggi Indonesia pernah dikenal dengan nama Indonesia Super League (ISL). Periode ISL bergulir dari musim 2008/2009 hingga 2014, dan dikenang sebagai masa di mana *branding* liga profesional Indonesia cukup kuat dan melekat di benak penggemar. Nama liga kemudian berubah setelah sanksi FIFA terhadap Indonesia resmi dicabut.
Lantas, apa yang mendorong PT LIB atau kini I League, untuk kembali mengadopsi nama Super League? Ferry Paulus menjelaskan bahwa penetapan nama ini merupakan hasil komunikasi dan diskusi intensif yang telah pihaknya bangun bersama para klub peserta.
“Memang dari hasil komunikasi yang kita bangun bersama dengan klub sudah beberapa kali. Jadi memang kita mau punya nama, punya *brand names* yang kuat,” terang mantan bos Persija itu. Ferry menilai *branding* PT Liga Indonesia Baru (LIB) yang sebelumnya digunakan dirasa kurang kuat.
Ia menegaskan komitmen untuk menciptakan *branding* yang konsisten dan tidak berubah-ubah di masa mendatang. “Kalau LIB ini sepertinya menurut kita dari hasil temuan-temuan dan sebagainya kurang *strong*. Makanya kita mau ini tidak lagi menjadi atau tidak berubah-ubah lagi kita tetap nama kita, *brand name* kita adalah I-league, Indonesia League,” ucapnya. Ferry juga memastikan bahwa nama liga utama akan tetap Super League, terlepas dari siapa pun sponsor utamanya di masa depan. “Labeling kita liga utamanya adalah Super League. Siapapun sponsornya, tapi nanti tetap Liga 1 adalah Super League kemudian Liga 2-nya adalah Championship,” pungkas Ferry Paulus.