Misteri menyelimuti kematian seorang diplomat muda, Arya Daru Pangayunan (39), yang ditemukan tak bernyawa di sebuah indekos di Menteng, Jakarta Pusat. Kondisi jasadnya yang ditemukan dengan wajah terikat lakban kuning menambah teka-teki dalam kasus ini dan segera menarik perhatian publik serta aparat kepolisian.
Penemuan jasad Arya yang menggemparkan ini terjadi pada Selasa (8/7), saat penjaga indekos di Jalan Gondangdia Kecil, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat, menemukan korban dalam kondisi mengenaskan. Kepala Arya dilaporkan terbungkus rapat dengan lakban berwarna kuning, menciptakan pemandangan yang memicu tanda tanya besar mengenai penyebab pasti kematian sang diplomat.
Penyelidikan awal oleh pihak kepolisian, khususnya dari Polsek Menteng, mengungkap sebuah petunjuk penting. Kapolsek Menteng, Kompol Rezha Rahandi, pada Rabu (9/7) menjelaskan bahwa dari olah tempat kejadian perkara (TKP) awal, ditemukan sidik jari milik korban, Arya, menempel pada lakban yang mengikat wajahnya. “Kalau dari olah TKP awal masih kelihatan sidik jari si korban itu,” terang Kompol Rezha, memastikan temuan awal ini kepada awak media.
Meskipun demikian, Kompol Rezha menegaskan bahwa proses pendalaman masih terus berlangsung. Pihaknya sedang meneliti lebih lanjut kemungkinan adanya sidik jari lain yang menempel pada lakban tersebut, yang mungkin dapat memberikan petunjuk baru dalam kasus kematian diplomat ini. “Kami menunggu hasil juga dari laboratorium forensik,” imbuh Rezha, menekankan pentingnya hasil uji forensik untuk mengungkap tabir misteri ini. Sampai berita ini diturunkan, penyebab pasti kematian diplomat Arya Daru Pangayunan masih menjadi tanda tanya besar dan menunggu hasil penyelidikan menyeluruh.