Bank Mandiri (BMRI) Catat Laba Bersih Rp 13,2 Triliun di Q1 2025: Di Balik Angka Pertumbuhan, Ada Tantangan Margin dan Efisiensi
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp 13,2 triliun pada kuartal I-2025, sebuah pencapaian yang tumbuh 3,9% secara tahunan (YoY). Namun, di balik pertumbuhan positif tersebut, terdapat sejumlah tantangan yang turut memengaruhi kinerja bank pelat merah ini, termasuk penurunan 4,1% secara kuartalan (QoQ) dan tekanan pada margin keuntungan.
Satria Sambijantoro, Analis dari Bahana Sekuritas, menyoroti bahwa pendapatan bunga bersih Bank Mandiri mencapai Rp 25,5 triliun, meningkat 5,5% YoY. Meskipun demikian, angka tersebut menurun 6,1% secara kuartalan. Penurunan ini terutama dipicu oleh lonjakan beban bunga yang signifikan, yaitu sebesar 24,4% YoY dan 5% QoQ, menandakan peningkatan biaya dana yang harus ditanggung oleh BMRI.
Kenaikan beban bunga ini berdampak langsung pada biaya dana (Cost of Fund/CoF) Bank Mandiri, yang kini mencapai 2,38%. Akibatnya, margin bunga bersih (Net Interest Margin/NIM) mengalami penurunan tajam menjadi 4,8%. Angka NIM ini lebih rendah dari posisi kuartal IV-2024 sebesar 5,27% dan kuartal I-2024 sebesar 5,07%, bahkan berada di bawah panduan manajemen yang menargetkan kisaran 5%–5,2%.
Tekanan kinerja BMRI juga terlihat dari sisi efisiensi operasional. Beban operasional Bank Mandiri meningkat 15,7% YoY, menyebabkan rasio efisiensi (Cost to Income Ratio/CIR) naik menjadi 40,8%. Di samping itu, biaya pencadangan (provision expense) melonjak drastis, naik 8,3% YoY dan mencengangkan 62,6% QoQ, menunjukkan strategi pencadangan yang lebih konservatif atau potensi risiko kredit yang diantisipasi.
Meski demikian, manajemen kualitas aset Bank Mandiri tetap terjaga dengan baik. Rasio Loan at Risk (LAR) tercatat di level 7,21% dan Non Performing Loan (NPL) sebesar 1,17%, menunjukkan portofolio kredit yang relatif sehat. Hal ini berhasil menjaga Cost of Credit (CoC) tetap terkendali di angka 0,88%, jauh di bawah panduan manajemen sebesar 1%–1,2%. “Kami memperkirakan kualitas aset BMRI tetap solid,” ungkap Satria dalam risetnya pada Selasa (29/4).
Untuk menghadapi tantangan dan mengoptimalkan pertumbuhan ke depan, Bank Mandiri akan memfokuskan strategi pada perluasan dana murah (Current Account Savings Account/CASA) melalui penguatan platform digital inovatif seperti Livin’, Kopra, dan Livin’ Merchant. Selain itu, perseroan juga akan mengoptimalkan ekosistem nasabah korporasi serta lebih berhati-hati dalam ekspansi kredit, memilih fokus pada optimalisasi portofolio dan menjaga kualitas aset seiring proyeksi perbaikan likuiditas.
Dengan mempertimbangkan fundamental yang kuat dan strategi yang terarah, Bahana Sekuritas mempertahankan rekomendasi ‘beli’ (buy) untuk saham BMRI dengan target harga optimis Rp 6.700. Kendati demikian, Satria mewanti-wanti bahwa risiko pelemahan makroekonomi dan ketatnya likuiditas yang melebihi ekspektasi tetap menjadi potensi hambatan yang perlu diwaspadai oleh Bank Mandiri di masa mendatang.