Kerusuhan Selebrasi PSG: Fakta Mengejutkan & Penyebabnya

Avatar photo

- Penulis Berita

Selasa, 3 Juni 2025 - 00:23 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Perayaan Kemenangan Liga Champions PSG Ternoda Kericuhan Maut: Dua Tewas, Ratusan Ditangkap di Paris

Ragamharian.com, Jakarta – Euforia kemenangan bersejarah Paris Saint-Germain (PSG) di Liga Champions musim 2024/2025 di Paris, Prancis, mendadak berubah menjadi tragedi kelam. Selebrasi yang seharusnya penuh suka cita itu justru menyisakan duka dengan laporan dua korban jiwa dan penangkapan lebih dari 500 orang oleh aparat keamanan. Insiden memilukan ini terjadi pada Minggu, 1 Juni 2025, sehari setelah pertandingan final.

Menurut laporan *Antara Jabar* pada Senin, 2 Juni 2025, dua nyawa melayang akibat kericuhan tersebut. Seorang remaja berusia 17 tahun meninggal dunia setelah ditikam di Dax, sementara seorang pria 23 tahun tewas dalam kecelakaan skuter di pusat kota Paris. Data sementara dari Kementerian Dalam Negeri Prancis, seperti dikutip *Euro News* pada 1 Juni 2025, juga mencatat setidaknya 192 orang mengalami luka-luka, termasuk seorang petugas keamanan yang kini dalam kondisi koma setelah terkena kembang api. Total, polisi telah menahan 559 orang yang diduga terlibat dalam berbagai insiden kekerasan.

Ratusan Kendaraan Terbakar dan Bentrokan Meluas

Setelah sukses mengamankan gelar juara Liga Champions untuk kali pertama, ribuan penggemar PSG tumpah ruah ke jalanan Paris, terutama di sekitar ikon kota seperti Champs-Élysées dan Menara Eiffel. Mereka merayakan dengan menyalakan suar, kembang api, dan mengibarkan bendera kebanggaan PSG. Tak hanya di jalanan, sekitar 50.000 penggemar yang sebelumnya menyaksikan laga final melalui layar lebar di Stadion Parc des Princes turut bergabung dalam perayaan akbar ini.

Namun, euforia kemenangan itu dengan cepat terselimuti oleh gelombang kekerasan. Berbagai lokasi di Paris menjadi saksi bisu aksi brutal, mulai dari pembakaran mobil, perusakan halte bus, hingga bentrokan sengit antara polisi dan massa. Di Champs-Élysées, halte bus hancur lebur, sementara polisi anti-huru-hara terpaksa membubarkan kerumunan dengan gas air mata dan meriam air. Data dari Kementerian Dalam Negeri Prancis menunjukkan lebih dari 200 kendaraan terbakar, dan sedikitnya 22 anggota keamanan serta tujuh petugas pemadam kebakaran mengalami luka-luka.

Penembakan Gas Air Mata Memecah Kerumunan

Situasi semakin memanas seiring datangnya malam. Jurnalis *AFP* melaporkan bahwa aparat kepolisian menggunakan meriam air di jalan raya terkenal tersebut untuk membubarkan kerumunan massa yang bergerak hingga ke Arc de Triomphe, monumen ikonik di ujung Champs-Élysées. Kepolisian Prancis menyatakan, “Kelompok perusuh di Champs-Élysées mencoba memicu kekacauan dan berulang kali terlibat konfrontasi dengan petugas dengan melemparkan kembang api berukuran besar serta benda-benda lainnya,” yang menjadi alasan tindakan represif tersebut.

Insiden Kecelakaan Mobil di Grenoble

Kekacauan tidak terbatas di ibu kota. Di Grenoble, Prancis tenggara, pihak kepolisian melaporkan insiden terpisah di mana sebuah mobil menabrak sekelompok pendukung PSG yang sedang merayakan kemenangan. Akibatnya, empat orang mengalami luka-luka, dua di antaranya dalam kondisi serius. Polisi mengonfirmasi bahwa semua korban merupakan anggota dari satu keluarga. Pengemudi kendaraan tersebut telah menyerahkan diri kepada pihak berwenang dan saat ini sedang ditahan. Sumber yang dekat dengan penyelidikan mengindikasikan bahwa insiden ini diyakini tidak disengaja. Hasil tes juga menunjukkan pengemudi tersebut negatif alkohol maupun narkoba.

Pernyataan Resmi PSG Menyesali Kekerasan

Menyikapi gelombang kekerasan yang mencoreng perayaan kemenangan ini, PSG akhirnya angkat bicara. Dilansir dari *ESPN*, klub tersebut menyatakan penyesalan mendalam atas insiden yang terjadi. “Kemenangan ini seharusnya menjadi momen kebahagiaan bersama,” demikian pernyataan resmi PSG. “Insiden-insiden terpisah ini tidak mencerminkan nilai-nilai kami dan sama sekali tidak mewakili mayoritas suporter kami.” Meskipun sebagian besar perayaan berlangsung tertib, beberapa wilayah memang mengalami eskalasi menjadi aksi kekerasan yang tidak terkendali.

Berita Terkait

Iie Sumirat Meninggal Dunia: Indonesia Kehilangan Legenda Bulu Tangkis
China Open 2025: Sabar/Reza Juara, 2 Wakil Gugur di 32 Besar
Serginho: Maldini Lebih Hebat dari Kiper! Arsenal vs AC Milan Memanas
Indonesia vs Thailand U-23: Prediksi Skor & Head-to-Head Semifinal AFF!
Agen Voli Korea Terlarang: Penyesalan Mendalam, Tanpa Maaf, Kondisi Miris
Cesc Fabregas Pilih Como, Tolak Pinangan Inter Milan?
Manchester United Murka 2 Alasan MU Kecewa Berat pada Brentford Soal Transfer Bryan Mbeumo
Soal Rumor Messi Gabung Klub Milik Orang Indonesia, Fabregas: Istrinya Sudah di Como

Berita Terkait

Rabu, 23 Juli 2025 - 19:41 WIB

Iie Sumirat Meninggal Dunia: Indonesia Kehilangan Legenda Bulu Tangkis

Rabu, 23 Juli 2025 - 17:21 WIB

China Open 2025: Sabar/Reza Juara, 2 Wakil Gugur di 32 Besar

Rabu, 23 Juli 2025 - 17:00 WIB

Serginho: Maldini Lebih Hebat dari Kiper! Arsenal vs AC Milan Memanas

Rabu, 23 Juli 2025 - 16:46 WIB

Indonesia vs Thailand U-23: Prediksi Skor & Head-to-Head Semifinal AFF!

Rabu, 23 Juli 2025 - 16:32 WIB

Agen Voli Korea Terlarang: Penyesalan Mendalam, Tanpa Maaf, Kondisi Miris

Berita Terbaru

Food And Drink

Kentang Goreng Kriuk: Resep Rahasia Anti Lembek, Awet Renyah!

Rabu, 23 Jul 2025 - 19:06 WIB

Politics

Download Logo HUT RI Ke-80 Resmi: Link & Makna Terlengkap!

Rabu, 23 Jul 2025 - 18:24 WIB