Haji Jalur Laut: Tantangan Terbesar & Solusi Mitigasi Ampuh

Avatar photo

- Penulis Berita

Sabtu, 12 Juli 2025 - 19:05 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

INSA Soroti Potensi dan Tantangan Haji Jalur Laut: Peluang Ekonomi Berbalut Mitigasi Risiko

Wacana pemberangkatan jemaah haji dan umrah melalui jalur laut kembali mengemuka, menarik perhatian berbagai pihak. Dewan Pengurus Pusat (DPP) Asosiasi Pemilik Pelayaran Nasional Indonesia (INSA) menjadi salah satu entitas yang menyoroti gagasan ini, melihatnya sebagai potensi ekonomi besar bagi sektor maritim nasional, namun dengan catatan tantangan signifikan yang memerlukan mitigasi komprehensif.

Carmelita Hartoto, Ketua Umum DPP INSA, mengungkapkan kesiapan pihaknya untuk terlibat aktif dalam mewujudkan wacana ini. “Memang benar bahwa wacana ini sedang menjadi bahan pembicaraan. Pemerintah juga sudah membicarakan dengan Saudi Arabia. Ini adalah peluang bisnis, dan kami siap untuk dilibatkan,” ujar Carmelita saat dihubungi ANTARA di Jakarta pada Sabtu, 12 Juli 2025. Pernyataannya menggarisbawahi antusiasme industri pelayaran nasional dalam menyambut kemungkinan era baru perjalanan ibadah.

Namun demikian, Carmelita menegaskan bahwa implementasi haji jalur laut bukanlah perkara mudah. Perjalanan yang memakan waktu hingga 14 hari sekali jalan, menempuh jarak sekitar 5.000 *nautical mile* (NM) dengan kecepatan kapal 15 knot, membawa konsekuensi kompleks. “Contohnya saat menangani jamaah yang sakit ataupun meninggal dalam perjalanan,” jelasnya, menyoroti tantangan operasional yang jauh berbeda dengan moda transportasi udara.

Lebih lanjut, ia menekankan perlunya perhitungan menyeluruh dan mitigasi untuk semua tantangan yang muncul. Hal ini mencakup pengelolaan logistik yang rumit, penyediaan fasilitas yang memadai di atas kapal untuk menunjang kenyamanan dan kesehatan jemaah selama belasan hari, serta perumusan struktur biaya yang transparan dan efisien. Di samping itu, ketersediaan armada kapal penumpang yang memenuhi standar juga menjadi sorotan. “Apakah dengan menyewa atau membeli (kapal). Mengingat kita tidak punya kapal penumpang yang ‘ready’ untuk menjalankan ini,” ungkap Carmelita, menyoroti keterbatasan infrastruktur kapal haji yang ada saat ini.

Meskipun detail rencana pemerintah belum sepenuhnya terungkap, INSA berharap pengusaha pelayaran nasional dapat dilibatkan secara proaktif dalam setiap kajian dan perencanaan ke depan. “Kita belum tahu apa dan bagaimana rencana pemerintah. Walau sudah mendengar banyak pihak yang memberikan penawaran. Kita mengharapkan para pelaku usaha nasional bisa dilibatkan dalam kajian ini,” tutur Carmelita, menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta.

Gagasan ibadah haji melalui jalur laut ini sendiri mencuat pasca-lawatan Presiden Prabowo Subianto beserta jajarannya ke Arab Saudi pada 2 Juli lalu. Merespons hal tersebut, Kementerian Agama (Kemenag) mulai menjajaki komunikasi dengan otoritas Arab Saudi untuk mewujudkan rencana ini sebagai salah satu pilihan bagi jemaah di masa mendatang.

Menteri Agama Nasaruddin Umar menyatakan bahwa jika infrastruktur pendukung, seperti pelabuhan dan sarana transportasi laut, telah tersedia secara memadai, maka penyelenggaraan haji dan umrah via laut dapat menjadi alternatif yang lebih terjangkau bagi masyarakat Indonesia. Walau demikian, Nasaruddin menggarisbawahi bahwa wacana ini masih membutuhkan kajian mendalam, terutama dari aspek durasi perjalanan dan efisiensi biaya yang ditawarkan.

Senada dengan Kemenag, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) juga menekankan perlunya kajian komprehensif agar pelaksanaan haji jalur laut dapat berjalan aman dan lancar. Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenhub, Ernita Titis Dewi, menjelaskan bahwa kajian menyeluruh dibutuhkan untuk memastikan kesiapan sarana dan prasarana, termasuk kondisi pelabuhan, fasilitas pendukung seperti bea cukai dan imigrasi, serta sistem layanan lain yang esensial. Selain infrastruktur, Kemenhub juga menyoroti keterbatasan armada kapal yang tersedia serta mempertimbangkan apakah biaya transportasi laut benar-benar bisa lebih terjangkau dibandingkan jalur udara, yang selama ini menjadi moda utama perjalanan haji.

Berita Terkait

Begini Penjelasan PSI soal Kehadiran Jokowi di Kongres Partai
Berita Terpopuler: Jokowi Pulang Liburan hingga Kritik Pelibatan TNI-Polri di MPLS
Alasan DPR Tak Masukkan Aturan Penyadapan dalam RUU KUHAP
Kejagung soal Riza Chalid: Masuk DPO atau Tidak, Tergantung Pemanggilan Nanti
Penerima Bansos Main Judi Online? Siap-Siap Kena Sanksi Pemerintah!
Bro Ron Salip Kaesang di Pemira PSI: Hasil Sementara Mengejutkan!
Politikus Senior PDIP Trimedya Panjaitan Jadi Komisaris Independen Pegadaian
Kapolri Ajak Tokoh Lintas Agama Sumut Dukung Asta Cita Pemerintah

Berita Terkait

Minggu, 13 Juli 2025 - 11:18 WIB

Begini Penjelasan PSI soal Kehadiran Jokowi di Kongres Partai

Minggu, 13 Juli 2025 - 08:30 WIB

Berita Terpopuler: Jokowi Pulang Liburan hingga Kritik Pelibatan TNI-Polri di MPLS

Minggu, 13 Juli 2025 - 08:16 WIB

Alasan DPR Tak Masukkan Aturan Penyadapan dalam RUU KUHAP

Minggu, 13 Juli 2025 - 05:14 WIB

Kejagung soal Riza Chalid: Masuk DPO atau Tidak, Tergantung Pemanggilan Nanti

Minggu, 13 Juli 2025 - 02:13 WIB

Penerima Bansos Main Judi Online? Siap-Siap Kena Sanksi Pemerintah!

Berita Terbaru

Public Safety And Emergencies

Air India Jatuh: Pilot Panik Sakelar BBM Mati, Detik-Detik Mencekam!

Minggu, 13 Jul 2025 - 15:52 WIB

Sports

Rayuan Maut! Riekerink Bujuk Struick Gabung Dewa United FC?

Minggu, 13 Jul 2025 - 15:36 WIB

Sports

Mbappe & Vinicius: Ancaman Kartu Kuning dari Alonso?

Minggu, 13 Jul 2025 - 15:23 WIB