Sri Mulyani Dorong Sistem Otomatisasi Data Kemenkeu Demi Optimalisasi Penerimaan Negara dan Pajak
Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati secara tegas menyerukan pembangunan sistem pertukaran data yang terotomasi di lingkungan Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Inisiatif strategis ini diharapkan mampu mengoptimalkan penerimaan negara, khususnya dari sektor perpajakan.
“Ke depan, saya harap Kemenkeu dapat membangun sebuah sistem pertukaran data yang terotomasi dan reguler. Ini merupakan terobosan dalam menciptakan ekosistem perpajakan yang terprediksi, adil, dan akuntabel,” ujar Sri Mulyani melalui akun Instagram resminya, @smindrawati, yang dikutip di Jakarta pada Sabtu, 12 Juli 2025.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam Rapat Koordinasi Gabungan Bidang Penerimaan yang digelar Kemenkeu. Rapat penting ini bertujuan untuk merumuskan mekanisme dan kapasitas institusional agar kinerja tim dapat lebih terintegrasi dan diandalkan, terutama dalam konteks optimalisasi penerimaan negara.
Sri Mulyani turut menyampaikan apresiasinya terhadap kemajuan signifikan yang telah dicapai Kemenkeu. Berbagai pencapaian seperti pertukaran data yang semakin cair, koordinasi yang makin kuat, serta integritas data yang kian solid menjadi bukti nyata progres positif institusi.
Menurutnya, kemajuan ini merupakan fondasi yang kokoh untuk membangun cara kerja baru yang lebih kredibel dan mampu memberikan kepastian kepada wajib pajak. “Harapan saya sungguh besar, semoga berbagai progres yang impresif ini terus berlanjut dan berdampak positif pada optimalisasi penerimaan negara yang berkualitas,” tegasnya penuh harap.
Ambisi optimalisasi ini menjadi semakin krusial mengingat target penerimaan perpajakan yang harus dikejar pemerintah. Diberitakan sebelumnya, Sri Mulyani menargetkan penerimaan perpajakan sebesar Rp 1.409 triliun pada semester II 2025.
Proyeksi penerimaan perpajakan tahun ini telah terkoreksi dari target awal Rp 2.490,9 triliun menjadi Rp 2.387,3 triliun. Dengan realisasi penerimaan perpajakan sebesar Rp 978,3 triliun pada semester I, Kemenkeu dituntut untuk mengamankan sisa target Rp 1.409 triliun dalam enam bulan ke depan.
Sejalan dengan penerimaan perpajakan, outlook Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) juga mengalami koreksi. Target awal sebesar Rp 513,6 triliun kini direvisi menjadi Rp 477,2 triliun. Dengan realisasi Rp 222,9 triliun pada semester I, Kementerian Keuangan memiliki pekerjaan rumah untuk mengejar sisa target PNBP sebesar Rp 254,4 triliun di semester II.
Secara keseluruhan, outlook pendapatan negara diperkirakan mencapai Rp 2.865,5 triliun, terkoreksi dari target awal Rp 3.005,1 triliun. Artinya, Kemenkeu memikul tanggung jawab besar untuk mengejar target pendapatan negara sebesar Rp 1.663,7 triliun pada paruh kedua tahun 2025. Upaya pembangunan sistem data terotomasi ini diharapkan menjadi salah satu kunci penting dalam mencapai target penerimaan negara yang berkualitas.