Taliban Promosikan Wisata Afghanistan Lewat Video Penyanderaan

Avatar photo

- Penulis Berita

Senin, 14 Juli 2025 - 04:21 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Dalam sebuah upaya yang tidak biasa untuk mengubah citra negaranya, Taliban kini aktif mempromosikan pariwisata di Afghanistan. Melalui video kontroversial yang disebarluaskan oleh akun-akun berafiliasi Taliban di media sosial, mereka bertekad menampilkan Afghanistan sebagai destinasi wisata yang ramah, meskipun peringatan keras dari pemerintah Amerika Serikat terus menggema.

Video berdurasi 50 detik ini, digagas oleh Yosaf Aryubi, pendiri Raza Afghanistan, sebuah agen perjalanan yang menawarkan paket wisata internasional, langsung mencuri perhatian. Dibuka dengan adegan yang mengejutkan, menyerupai situasi penyanderaan—tiga individu berlutut dengan kepala tertutup karung, diapit lima pria bersenjata. Salah satu pria bersenjata lantang mengumumkan, “Kami punya satu pesan untuk Amerika.” Namun, ketegangan itu seketika sirna. Karung ditarik, menampakkan seorang pria dengan senyum lebar yang berseru, “Selamat datang di Afghanistan!” sambil mengacungkan jempol ke kamera.

Montase adegan-adegan berikutnya semakin menegaskan parodi tersebut: pria bersenjata tersenyum dan menunjukkan tanda damai, turis memanfaatkan tank militer untuk bergerak, dan orang-orang mengarungi sungai atau melompat ke danau—seluruhnya sambil memegang senjata. Bahkan, dalam satu cuplikan, sebuah senapan berlabel “Milik Pemerintah AS” disorot, diikuti komentar geli seorang pria, “Bahkan tidak ada pengamannya.” Video kemudian beralih ke momen-momen yang lebih ringan: penduduk lokal dan turis menikmati hidangan mewah, menelusuri menu digital, menyantap semangka, atau menyeruput minuman di tepi sungai yang indah. Pemandangan burung beo bertengger di kepala pengunjung, bunga terselip di laras senapan, serta keindahan pedesaan Afghanistan yang memukau disajikan secara apik.

Menurut Yosaf, yang tumbuh besar di AS dan kini membagi waktunya antara California serta Kabul, video ini sengaja dirancang untuk menantang persepsi Barat. “Video ini mengolok-olok cara kebanyakan orang Barat memandang Afghanistan, lalu menunjukkan sedikit realitas yang dialami tamu-tamu kami,” jelasnya kepada The Independent. Ia menambahkan bahwa tur yang mereka tawarkan menggabungkan pengalaman budaya mendalam, kunjungan ke situs-situs bersejarah, dan aktivitas petualangan. Wisatawan diajak melihat ragam gaya hidup, dari keluarga penghuni gua hingga mereka yang memiliki taman luas, serta menjelajahi pasar kuno, sekolah, dan kastil. Yosaf mengonfirmasi bahwa para wisatawan yang muncul dalam video tersebut adalah warga negara Amerika dan Kanada yang mengikuti turnya.

Namun, promosi wisata ini hadir di tengah peringatan keras dari Departemen Luar Negeri AS yang sangat menyarankan warganya untuk tidak bepergian ke Afghanistan karena risiko tinggi penculikan. Kedutaan Besar AS di Kabul sendiri telah menghentikan operasinya sejak tahun 2021. Meskipun demikian, Yosaf bersikukuh bahwa tur yang diselenggarakannya aman. “Berkeliling Afghanistan merupakan petualangan tersendiri,” tuturnya. “Namun, bagi para *backpacker* atau mereka yang ingin berenang dan menjelajahi tempat-tempat terpencil di Afghanistan, kami siap melakukannya. Kami menjamin keselamatan para tamu dengan mengikuti protokol pemerintah dan selalu mengomunikasikan keberadaan mereka.”

Sejak kembali berkuasa pada tahun 2021, rezim Taliban memang telah berupaya keras memposisikan Afghanistan sebagai destinasi wisata. Data menunjukkan peningkatan signifikan jumlah wisatawan, dari 691 pada tahun 2021 menjadi 7.000 pada tahun 2023, seperti dilaporkan NDTV. Meski begitu, tidak sedikit pihak yang berpendapat bahwa video promosi ini menutupi kenyataan pahit di bawah kekuasaan Taliban. Nazifa Haqpal, seorang peneliti Afghanistan yang berbasis di Inggris, menegaskan kepada rferl.org bahwa kehidupan di negara tersebut masih “gelap, suram, dan buruk.” Senada, pakar keamanan seperti Ross Thomson dari Covac Global memperingatkan bahwa Afghanistan tetaplah tujuan berisiko tinggi, dan hanya sesuai untuk pelancong berpengalaman yang akrab dengan medan dan lanskap politiknya yang kompleks.

Upaya Taliban untuk mempromosikan *pariwisata Afghanistan* melalui pendekatan yang provokatif ini jelas memicu perdebatan. Di satu sisi, ada klaim tentang peningkatan jumlah pengunjung dan pengalaman petualangan yang unik; di sisi lain, bayang-bayang isu keamanan dan realitas di bawah kekuasaan rezim yang ketat tetap menjadi kekhawatiran utama bagi dunia internasional. Artikel ini menyoroti paradoks menarik dalam upaya *promosi wisata Taliban* yang berupaya merombak persepsi global tentang *destinasi wisata Afghanistan* yang sarat tantangan.

Berita Terkait

Luca Marini Cetak Rekor! Hasil Terbaik di MotoGP Hungaria 2025
Marini Terkejut! Honda Bangkit Pesat di MotoGP, Pujian Mengalir
Mercedes Jual Saham Nissan Rp5,3 Triliun: Dampak Bagi Industri Otomotif?
Kasus Eras: Penculik Pegawai Bank Diduga Tak Terlibat Pembunuhan?
Maryam Abu Daqqa: Jurnalis Foto Gaza Gugur, Liput Serangan Israel
PBB Kecam Serangan Brutal Israel ke Rumah Sakit Gaza: Korban Jiwa Membengkak
Larangan Sidang Tom Lembong: Pakar Hukum UI Angkat Bicara!
Haryanto Budiman Masuk Ring 1 AHY, Jabat Kepala Badan DPP Demokrat

Berita Terkait

Rabu, 27 Agustus 2025 - 12:49 WIB

Luca Marini Cetak Rekor! Hasil Terbaik di MotoGP Hungaria 2025

Rabu, 27 Agustus 2025 - 09:26 WIB

Marini Terkejut! Honda Bangkit Pesat di MotoGP, Pujian Mengalir

Rabu, 27 Agustus 2025 - 01:29 WIB

Mercedes Jual Saham Nissan Rp5,3 Triliun: Dampak Bagi Industri Otomotif?

Rabu, 27 Agustus 2025 - 01:01 WIB

Kasus Eras: Penculik Pegawai Bank Diduga Tak Terlibat Pembunuhan?

Selasa, 26 Agustus 2025 - 19:11 WIB

Maryam Abu Daqqa: Jurnalis Foto Gaza Gugur, Liput Serangan Israel

Berita Terbaru

Nonton Adik Ipar Memanjakanku Drama China

Hiburan

Nonton Adik Ipar Memanjakanku Drama China

Rabu, 3 Sep 2025 - 19:23 WIB

Hiburan

Seru Banget! Nonton Menaklukkan Suku Barbar Drama Cina

Selasa, 2 Sep 2025 - 08:39 WIB

Romantis! Saksikan Drama China Malam yang Lembut, Disini!

Hiburan

Romantis! Saksikan Drama China Malam yang Lembut, Disini!

Sabtu, 30 Agu 2025 - 15:16 WIB