Gempa Magnitudo 5,3 Guncang Poso, Sulawesi Tengah: 20 KK Terdampak dan Puluhan Rumah Rusak Ringan
Gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,3 mengguncang Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah, pada Senin, 14 Juli 2025, pukul 19.52 WITA. Guncangan kuat ini tak hanya dirasakan di Poso, tetapi getarannya turut meluas hingga ke Kota Palopo di Sulawesi Selatan, serta berbagai daerah lain di sekitarnya, termasuk Kabupaten Morowali Utara dan Luwu Timur.
Menurut data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), pusat gempa berada pada koordinat 2.00 Lintang Selatan (LS) dan 120.71 Bujur Timur. Lokasi episentrum tercatat 67 kilometer barat daya Poso-Sulawesi Tengah, 82 kilometer barat laut Luwu Timur-Sulawesi Selatan, dan 153 kilometer tenggara Palu-Sulawesi Tengah. Gempa ini terjadi pada kedalaman dangkal 10 kilometer dan berpusat di darat. “Gempa bumi ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, pada Selasa, 15 Juli 2025.
Akibat guncangan ini, sebanyak 20 kepala keluarga (KK) di Kabupaten Poso dilaporkan terdampak. Petugas di lapangan masih terus melakukan proses pendataan untuk memastikan seluruh dampak tercatat dengan akurat. Selain itu, tercatat 38 unit rumah warga mengalami kerusakan ringan. Hingga laporan ini dibuat, kabar baiknya, tidak ada korban jiwa yang diakibatkan dari peristiwa gempa bumi ini.
Menyikapi kejadian ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Poso bersama Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah bergerak cepat. Mereka melakukan kaji cepat, koordinasi lintas instansi, dan terus memonitoring situasi untuk pemutakhiran data serta penanganan pascagempa demi memastikan warga yang terdampak mendapatkan penanganan yang memadai.
BNPB turut mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi gempa susulan. Warga diharapkan tetap tenang dan tidak mudah terpancing oleh berita atau hoaks yang tidak bertanggung jawab. Penting bagi setiap warga untuk memastikan terlebih dahulu kekuatan struktur bangunan rumah sebelum kembali menghuni tempat tinggalnya.
Lebih lanjut, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letnan Jenderal TNI Suharyanto, mengingatkan pentingnya kesiapsiagaan saat gempa terjadi. Ia menyarankan, jika sedang beraktivitas di dalam ruangan, masyarakat harus segera memperhatikan jalur evakuasi yang mudah ke luar. Bagi mereka yang berada di gedung bertingkat, sangat disarankan untuk berlindung di bawah meja atau di sudut tembok. Suharyanto menegaskan bahwa berdasarkan pengalaman gempa-gempa sebelumnya, penyebab utama korban jiwa seringkali bukan akibat guncangan gempa itu sendiri, melainkan karena bangunan yang roboh.