Apa benar pesawat saat ini lebih mudah mengalami kecelakaan?

Avatar photo

- Penulis Berita

Rabu, 16 Juli 2025 - 06:23 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pasca serangkaian musibah besar yang menimpa sejumlah penerbangan, para pengguna media sosial mulai berspekulasi, kecelakaan transportasi udara kini lebih sering terjadi.

Pada 29 Desember 2024, sebanyak 179 orang tewas setelah pesawat Jeju Air mengalami ledakan usai mendarat di Korea Selatan. Sebulan kemudian, helikopter militer dan pesawat penumpang bertabrakan di Washington, DC, yang mengakibatkan 67 orang tewas.

Baru-baru ini, penerbangan Air India jatuh tak lama setelah lepas landas di Ahmedabad. Dari 261 orang di dalamnya, hanya ada satu penumpang yang selamat.

Dari jajak pendapat terbatas, survei Associated Press pada Februari mengindikasikan, gambar kecelakaan online yang mengejutkan berdampak pada kepercayaan konsumen Amerika Serikat dalam menggunakan jasa penerbangan.

Namun, BBC Verify menganalisis data di AS dan di seluruh dunia, terjadi tren penurunan umum dalam kecelakaan udara selama dua dekade terakhir.

Salah satunya berdasarkan data kecelakaan udara yang disusun Dewan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) AS hingga akhir Januari tahun ini.

Dari data tersebut, penurunan kecelakaan udara terjadi di AS dari 2005 hingga 2024, meski jumlah keseluruhan penerbangan sepanjang periode tersebut meningkat.

Angka di tiap Januari juga menunjukkan jumlah yang menurun. Pada Januari 2025, jumlah kecelakaan tercatat 52 kejadian. Di bulan yang sama pada 2024, ada 58 kejadian, dan 70 kejadian di Januari 2023.

Data dari Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO), badan PBB yang memantau insiden udara global, juga mencatat jumlah kecelakaan di seluruh dunia per juta keberangkatan pesawat juga mengalami tren penurunan antara 2005 dan 2023.

Mengacu pada ICAO, definisi kecelakaan pesawat sangat luas.

Kecelakaan pesawat tidak hanya mencakup kecelakaan yang mengakibatkan penumpang atau awak pesawat mengalami luka berat atau meninggal dunia, tapi juga insiden pesawat rusak dan perlu diperbaiki, atau hilang.

Meski terdapat lonjakan peristiwa kecelakaan udara di beberapa tahun, data jumlah kematian akibat kecelakaan udara secara global tetap menunjukkan penurunan pada periode yang sama.

Salah satunya pada 2014, ada dua peristiwa yang menandai lonjakan signifikan.

Pertama, terjadi pada Maret 2014, pesawat Malaysia Airlines MH370 berpenumpang 239 orang yang melakukan perjalanan dari Kuala Lumpur ke Beijing, dinyatakan hilang.

Beberapa bulan setelahnya, Juli 2014, pesawat Malaysia Airlines MH17 ditembak rudal Rusia di atas Ukraina timur dan menewaskan hampir 300 orang.

Kumpulan data seperti ini cenderung menunjukkan fluktuasi yang tiba-tiba dan besar, ujar Prof. Sir David Spiegelhalter, Profesor Emeritus Statistik di Universitas Cambridge, kepada BBC Verify.

“Jika menghitung jumlah korban jiwa, alih-alih kecelakaan, data tersebut pasti sangat fluktuatif dan sensitif terhadap satu kecelakaan besar,” ujarnya.

“Peristiwa acak tidak terjadi secara merata—mereka cenderung mengelompok, sehingga kecelakaan pesawat seolah akan tampak saling terkait, padahal sebenarnya tidak.”

Mengenai serangkaian kecelakaan besar selama beberapa bulan terakhir, Ismo Aaltonen, mengatakan kepada BBC Verify, kecelakaan bukan merupakan indikasi penurunan keselamatan pesawat.

“Kita mengalami periode ini dengan berbagai jenis kecelakaan, tapi sayangnya tidak bisa diambil kesimpulan apapun karena masing-masing kasus sangat berbeda,” kata Ismo, mantan kepala penyelidik bencana udara Finlandia,.

Ia mencatat beberapa insiden selama beberapa bulan terakhir tidak dapat diprediksi, misalnya kecelakaan pesawat Azerbaijan Airlines di Kazakhstan pada Desember yang menjadi sasaran rudal antipesawat Rusia.

Marco Chan, mantan pilot dan dosen senior di Buckinghamshire New University, mengatakan kepada BBC Verify, meningkatnya kesadaran akan kecelakaan udara semakin didorong karena “kecelakaan semakin banyak diekspos melalui pelantar media sosial”.

Sebuah video yang beredar di TikTok—yang diambil dari film Superman—menunjukkan sang pahlawan mencegah jet menabrak stadion. Klip tersebut disertai keterangan: “Pete Buttigieg, setiap hari selama empat tahun terakhir, berdasarkan peristiwa terkini.”

Cuplikan video viral tersebut menunjukkan musibah penerbangan melonjak sejak mantan menteri transportasi AS itu meninggalkan jabatannya pada Januari.

Rangkaian insiden dalam beberapa tahun terakhir yang melibatkan pesawat Boeing 737 Max juga telah menarik perhatian di media dan media sosial, terutama setelah pintu meledak di tengah penerbangan pada Januari 2024.

Kekhawatiran yang muncul dari rentetan insiden melibatkan Boeing tersebut menyebabkan beberapa pelanggan memboikot pesawat keluaran Boeing dan harga saham perusahaannya ikut anjlok.

Menurut para ahli kepada BBC Verify, insiden dan kecelakaan besar semacam ini diselidiki secara menyeluruh oleh pihak berwenang. Detail dan data baru dari kecelakaan dimasukkan ke dalam simulator pelatihan pilot agar mereka dapat mempersiapkan diri menghadapi skenario serupa di masa mendatang.

“Jika melihat simulator saat ini, itu cukup canggihnya, wujudnya seperti pesawat sungguhan,” kata Ismo Aaltonen. “Ini benar-benar berbeda dengan ketika saya mulai terbang lebih dari 40 tahun yang lalu.”

Regulator juga dapat menjatuhkan sanksi atas pelanggaran keselamatan yang meliputi denda, penangguhan lisensi, dan pembatasan operasional. Maskapai penerbangan juga dapat dilarang beroperasi di negara dan area tertentu jika tidak mematuhi standar keselamatan.

Terlepas dari insiden baru-baru ini, transportasi udara sejauh ini tetap menjadi salah satu bentuk perjalanan teraman.

Menurut data terbaru dari Departemen Perhubungan AS, lebih dari 95% kematian terkait transportasi di AS pada 2022 terjadi di jalan raya. Kurang dari 1% terkait dengan transportasi udara.

Apalagi jika melihat angka-angka tersebut dalam hal kematian berdasarkan jarak tempuh, perbandingan dengan keselamatan perjalanan udara menjadi jelas lebih aman.

Pada 2022, hanya terdapat 0,001 kematian penumpang per 100.000.000 mil di dalam pesawat, dibandingkan dengan 0,54 di dalam kendaraan penumpang. Data ini merujuk pada angka terbaru dari National Safety Council (NSC), sebuah organisasi nirlaba yang berbasis di AS.

NSC juga merinci probabilitas kematian di AS akibat berbagai jenis kecelakaan dan penyakit.

Meskipun terdapat risiko kematian yang signifikan akibat berbagai jenis kecelakaan lalu lintas, kemungkinan kematian dalam kecelakaan pesawat dianggap terlalu kecil untuk dihitung.

Jalan raya di beberapa negara memang lebih membahayakan dibandingkan negara lainnya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan tingkat kematian lalu lintas di jalan di berbagai negara di dunia berdasarkan data 2021. Ada negara-negara paling berbahaya di dunia untuk kecelakaan lalu lintas yaitu Guyana (37,4 kematian per 100.000 orang), Libia (34,0), dan Haiti (31,3).

Akan tetapi, Ismo Aaltonen memberikan masukan yang jelas pada para pelancong. “Hati-hati saat dalam perjalanan ke bandara,” ujarnya. “Itu merupakan perjalanan paling mengerikan dibandingkan dengan penerbangannya.”

Artikel ini diterbitkan pada Februari 2025 dan telah diperbaharui seiring kecelakaan udara baru-baru ini.

Berita Terkait

Terungkap! Alasan James Gunn Pilih Bradley Cooper Jadi Ayah Superman
Visa Cascade: Panduan Lengkap, Syarat, dan Cara Pengajuan 2024
Gus Ipul Apresiasi Cak Imin: Sekolah Rakyat Makin Maju!
Rupiah Melemah Imbas Ancaman Tarif Trump terhadap UE dan Meksiko
Cak Imin: Tugas Berat Sekolah Rakyat Tuntas Dijalankan Gus Ipul
Nissan Evalia 2013 Bekas: Harga Murah, Kabin Lega, Keluarga Bahagia!
Percakapan Terakhir Diplomat Arya Daru: Ungkapan Keluarga yang Menyayat Hati
Taliban Promosikan Wisata Afghanistan Lewat Video Penyanderaan

Berita Terkait

Rabu, 16 Juli 2025 - 06:23 WIB

Apa benar pesawat saat ini lebih mudah mengalami kecelakaan?

Rabu, 16 Juli 2025 - 02:18 WIB

Terungkap! Alasan James Gunn Pilih Bradley Cooper Jadi Ayah Superman

Selasa, 15 Juli 2025 - 16:59 WIB

Visa Cascade: Panduan Lengkap, Syarat, dan Cara Pengajuan 2024

Selasa, 15 Juli 2025 - 16:37 WIB

Gus Ipul Apresiasi Cak Imin: Sekolah Rakyat Makin Maju!

Selasa, 15 Juli 2025 - 05:18 WIB

Rupiah Melemah Imbas Ancaman Tarif Trump terhadap UE dan Meksiko

Berita Terbaru

Public Safety And Emergencies

Kompolnas Monitoring Penanganan Kasus Diplomat Kemenlu: Informasi Awal Sudah Didapat

Kamis, 17 Jul 2025 - 01:38 WIB

Fashion And Style

Tampil Simpel dan Elegan ala Parisian Style, Ini Tips dari Desainer

Kamis, 17 Jul 2025 - 01:31 WIB

Entertainment

Stevie Wonder Tanggapi Rumor yang Menyebutnya Tidak Buta

Kamis, 17 Jul 2025 - 01:17 WIB