Ketegangan AS China Meningkat: Harvard Dilarang Rekrut Mahasiswa Asing, China Tuding AS Politisasi Pendidikan

Avatar photo

- Penulis Berita

Jumat, 23 Mei 2025 - 20:11 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ketegangan AS China Meningkat: Harvard Dilarang Rekrut Mahasiswa Asing, China Tuding AS Politisasi Pendidikan (Freepik)

Ketegangan AS China Meningkat: Harvard Dilarang Rekrut Mahasiswa Asing, China Tuding AS Politisasi Pendidikan (Freepik)

RAGAMHARIAN.COM – Kerja sama pendidikan lintas negara selama ini menjadi jembatan diplomatik yang memperkuat hubungan antarbangsa. Namun, langkah terbaru pemerintah Amerika Serikat terhadap Universitas Harvard yakni pencabutan lisensi untuk menerima mahasiswa internasional menuai kritik tajam dari China, negara yang menyumbang proporsi terbesar pelajar asing di kampus bergengsi itu.

Kebijakan kontroversial tersebut diumumkan setelah Menteri Keamanan Dalam Negeri AS, Kristi Noem, secara resmi mencabut izin Student and Exchange Visitor Program (SEVP) Harvard. SEVP merupakan sistem resmi yang memungkinkan universitas di AS menerima dan membina mahasiswa asing melalui visa pelajar.

Tanpa lisensi ini, Harvard secara legal tidak dapat menerima mahasiswa internasional. Mereka yang saat ini masih terdaftar harus segera pindah ke institusi lain, atau terancam kehilangan status hukumnya di Amerika Serikat.

Menanggapi keputusan itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, menyampaikan protes keras pada konferensi pers di Beijing, Jumat, 23 Mei 2025. Ia menyebut tindakan tersebut sebagai bentuk politisasi kerja sama pendidikan internasional yang kontraproduktif.

“China dengan tegas menentang upaya politisasi dalam dunia pendidikan. Kebijakan seperti ini hanya akan merusak reputasi global dan posisi internasional AS sendiri,” tegas Mao.

Diketahui, mahasiswa internasional mencakup lebih dari 27% dari total populasi mahasiswa Harvard, dengan sekitar 6.800 pelajar asing pada tahun akademik 2024–2025. Mahasiswa asal China sendiri menyumbang lebih dari 20% dari jumlah tersebut. Keputusan ini memicu ketidakpastian besar bagi ribuan pelajar, termasuk masa depan akademik dan izin tinggal mereka di AS.

Langkah keras terhadap Harvard tidak berdiri sendiri. Pemerintah AS menuduh Harvard gagal memberikan informasi kepada otoritas federal, menciptakan lingkungan kampus yang tidak aman bagi mahasiswa Yahudi, serta mempromosikan kebijakan keberagaman (DEI) yang dianggap rasis karena berbasis identitas.

Presiden Donald Trump bahkan mengancam akan mencabut status bebas pajak Harvard dan memotong miliaran dolar dalam pendanaan federal jika pihak kampus tidak mematuhi kebijakan yang ditetapkan pemerintah pusat.

Menanggapi semua tuduhan tersebut, Universitas Harvard menilai pencabutan lisensi SEVP sebagai bentuk intervensi yang tidak sah dan merusak. Dalam pernyataannya, Harvard menegaskan bahwa tindakan tersebut “berisiko besar bagi komunitas kampus dan merusak misi akademik serta nilai kebebasan universitas.”

Pihak Harvard menyatakan terbuka untuk bekerja sama dengan otoritas, namun menolak tekanan yang dinilai mengancam independensi institusi pendidikan swasta dalam mengejar dan menyebarkan ilmu pengetahuan.

Ketegangan antara Universitas Harvard dan pemerintah AS kini menjadi sorotan internasional. Bagi China, kebijakan ini merupakan sinyal memburuknya komitmen Amerika terhadap pendidikan global yang terbuka dan inklusif. Sementara di sisi lain, pemerintah AS menekankan pentingnya transparansi dan kepatuhan terhadap nilai-nilai nasional.

Berita Terkait

Elon Musk Akhiri Masa Tugas di Pemerintahan, Trump Gelar Upacara Khusus di Gedung Putih
CEO Anthropic, AI Bisa Picu Lonjakan Pengangguran AS hingga 20 Persen
Pertemuan Langka, Donald Trump dan Powell Bahas Kondisi Ekonomi AS di Gedung Putih
Dua Merpati Ganggu Penerbangan Delta Airlines, Pesawat Terpaksa Tunda Lepas Landas
Ceko Tuding China Serang Siber Kementerian Luar Negeri, NATO dan Uni Eropa Bereaksi
Elon Musk Resmi Tinggalkan Administrasi Trump Setelah 130 Hari Bertugas
Pesawat Jepang Mendarat Darurat di AS Gara-Gara Penumpang Coba Buka Pintu di Udara
Status Kewarganegaraan Paus Leo XIV, Tetap Warga AS dan Peru Meski Jadi Kepala Vatikan
Tag :

Berita Terkait

Sabtu, 31 Mei 2025 - 09:41 WIB

Elon Musk Akhiri Masa Tugas di Pemerintahan, Trump Gelar Upacara Khusus di Gedung Putih

Jumat, 30 Mei 2025 - 10:51 WIB

CEO Anthropic, AI Bisa Picu Lonjakan Pengangguran AS hingga 20 Persen

Jumat, 30 Mei 2025 - 10:36 WIB

Pertemuan Langka, Donald Trump dan Powell Bahas Kondisi Ekonomi AS di Gedung Putih

Kamis, 29 Mei 2025 - 17:30 WIB

Dua Merpati Ganggu Penerbangan Delta Airlines, Pesawat Terpaksa Tunda Lepas Landas

Kamis, 29 Mei 2025 - 10:10 WIB

Ceko Tuding China Serang Siber Kementerian Luar Negeri, NATO dan Uni Eropa Bereaksi

Berita Terbaru

Society Culture And History

Innalillahi, Ustaz Yahya Waloni Wafat: MUI Sampaikan Duka Cita

Jumat, 6 Jun 2025 - 23:24 WIB

Pets And Animals

Rahasia Barisan Babun: Mengapa Mereka Berjalan Beriringan?

Jumat, 6 Jun 2025 - 23:10 WIB