Objek Wisata Green Cliff Jembrana Kembali Dibangun Setelah Mati Suri

Avatar photo

- Penulis Berita

Kamis, 17 Juli 2025 - 04:33 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

bali.RAGAMHARIAN.COM, JEMBRANA – Objek wisata Green Cliff, yang berlokasi di Banjar Bangli, Desa Yehembang Kangin, Kecamatan Mendoyo, akhirnya kembali dibangun setelah mati suri sekian lama.

Dibangun pada 2017 lalu oleh masyarakat setempat, Green Cliff sempat menjadi salah satu destinasi wisata favorit di Jembrana.

Green Cliff menawarkan pesona alam yang indah dengan pemandangan perbukitan hijau dan udara sejuk.

Hal ini menjadikan Green Cliff menjadi pilihan tepat bagi turis yang ingin menikmati keindahan alam dan suasana yang menenangkan.

Namun, Pandemi Covid-19 memaksa sektor pariwisata unggulan Jembrana ini mati.

Dibiarkan begitu saja, sejumlah fasilitas pun sudah mulai rusak sehingga cukup membahayakan bagi para pengunjung.

Beruntung potensi besar itu mendapat bantuan dari Aviation Fuel Terminal (AFT) Ngurah Rai, Green Cliff yang menawarkan bantuan untuk membangun kembali objek wisata itu.

Hal tersebut ditandai dengan upacara ngeruak yang diawali dengan persembahyangan bersama di Pura Ulun Desa.

Tahap selanjutnya adalah peletakan batu pertama oleh Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan, Senin (14/7) lalu.

Bupati Kembang mengatakan segala pekerjaan harus dimulai dengan berdoa, agar apa yang akan dikerjakan bisa berjalan dengan baik.

“Semoga pembangunan Green Cliff ini bisa berjalan lancar sesuai dengan harapan,” kata Bupati Kembang Hartawan dilansir dari laman Pemkab Jembrana.

Menurutnya, dengan adanya daya tarik wisata Green Cliff bisa memberikan dampak ekonomi yang nyata bagi masyarakat setempat.

Aviation Fuel Terminal Manager Ngurah Rai, I Komang Susila Gosa mengatakan pembangunan kembali Green Cliff diharapkan bisa kembali menjadi salah satu ikon destinasi wisata populer di Jembrana.

“Upacara ngeruak bukan hanya sebuah lokasi melainkan simbol harapan bersama bahwa sebuah kawasan bisa tumbuh menjadi ikon wisata alam yang lestari jika dikelola dengan kolaboratif dan penuh kesadaran,” tutur I Komang Susila Gosa. (lia/RAGAMHARIAN.COM)

Berita Terkait

Australia Barat: 5 Aktivitas & Destinasi Impian untuk Solo Traveler Wanita
Daftar 5 Kota Paling Aman dan Nyaman di Indonesia untuk Solo Traveling, Ada yang Tawarkan Hawa Dingin dan Wisata Budaya!
Pantai Tanjung Kelayang Belitung Resmi Masuk Daftar UNESCO
Jakarta Murugan Temple Jadi Magnet Wisata Religi Baru, Turis Mancanegara Berdatangan
Ini 10 Destinasi Terbaik yang Ramah untuk Wisatawan Muslim
Rekomendasi 10 Negara untuk Babymoon, Cocok untuk Liburan Menjelang Persalinan
5 Resor Terbaik Asia 2025 yang Ada di Indonesia
Townsizing: Panduan Lengkap & Tips Merencanakan Perjalanan Hemat

Berita Terkait

Jumat, 18 Juli 2025 - 00:23 WIB

Australia Barat: 5 Aktivitas & Destinasi Impian untuk Solo Traveler Wanita

Kamis, 17 Juli 2025 - 13:46 WIB

Daftar 5 Kota Paling Aman dan Nyaman di Indonesia untuk Solo Traveling, Ada yang Tawarkan Hawa Dingin dan Wisata Budaya!

Kamis, 17 Juli 2025 - 12:16 WIB

Pantai Tanjung Kelayang Belitung Resmi Masuk Daftar UNESCO

Kamis, 17 Juli 2025 - 08:10 WIB

Jakarta Murugan Temple Jadi Magnet Wisata Religi Baru, Turis Mancanegara Berdatangan

Kamis, 17 Juli 2025 - 08:03 WIB

Ini 10 Destinasi Terbaik yang Ramah untuk Wisatawan Muslim

Berita Terbaru

Food And Drink

Cara Ampuh Simpan Kaus: Anti Bau, Anti Kusut!

Kamis, 17 Jul 2025 - 22:59 WIB