Waspada Henti Jantung Saat Lari: Ini Pentingnya Pemeriksaan Jantung Sebelum Olahraga Intensif
Aktivitas lari, yang dikenal luas sebagai pilar kesehatan, kadang kala menyisakan pertanyaan besar di benak banyak orang menyusul kasus henti jantung mendadak yang menimpa pelari. Apakah tubuh kita benar-benar siap menghadapi tantangan fisik seberat itu? Pertanyaan krusial ini dijawab tuntas oleh dr. Makhyan Jibril Al Farabi, Sp.JP, seorang Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, yang menegaskan urgensi pemeriksaan jantung sebelum seseorang terlibat dalam olahraga berat seperti lari jarak jauh.
“Apabila kita berencana melakukan aktivitas fisik yang intens, apalagi melibatkan jarak tempuh yang jauh, langkah pertama yang wajib diambil adalah melakukan *screening* kesehatan menyeluruh,” ujar dr. Jibril dalam siaran yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan RI pada Senin (7/7/2025). Saran ini menjadi fondasi utama untuk memastikan keamanan dan kesiapan tubuh.
Tes Jantung yang Disarankan Sebelum Berolahraga Berat
Pemeriksaan jantung yang dimaksudkan dr. Jibril bukan sekadar pengukuran tekanan darah biasa. Ada serangkaian tes spesifik yang direkomendasikan untuk menilai secara komprehensif kondisi jantung sebelum Anda memacunya dengan aktivitas fisik berat.
“Tes paling dasar yang mudah diakses dan bisa dilakukan di puskesmas adalah EKG (elektrokardiogram),” jelasnya. EKG mampu merekam aktivitas listrik jantung, memberikan gambaran awal mengenai irama dan kondisi organ vital tersebut. Lebih lanjut, jika fasilitas memungkinkan, ia sangat menganjurkan pemeriksaan *echocardiography* atau USG jantung. “Tes ini sangat berguna untuk mendeteksi potensi pembesaran otot jantung, kelainan katup jantung, atau gangguan struktur dan fungsi jantung lainnya secara lebih mendalam,” tambahnya, menekankan pentingnya gambaran yang lebih detail.
Siapa Saja yang Perlu Ekstra Waspada? Kenali “Red Flag” Jantung Anda
Dr. Jibril menyoroti bahwa pemeriksaan ini menjadi sangat vital bagi individu yang memiliki faktor risiko atau gejala tertentu. Misalnya, mereka yang pernah mengalami nyeri dada, sering merasa mudah lelah tanpa sebab jelas, atau memiliki riwayat keluarga dengan penyakit jantung.
“Jika Anda memiliki riwayat anggota keluarga yang meninggal mendadak, terutama saat berolahraga, itu adalah ‘bendera merah’ (*red flag*) yang sangat serius. Screening jantung menyeluruh mutlak diperlukan dalam kasus ini,” tegas dr. Jibril. Selain itu, gejala seperti sesak napas yang tidak biasa saat beraktivitas, jantung berdebar tidak beraturan, bahkan pingsan saat berolahraga, juga harus diwaspadai sebagai sinyal bahaya. “Jangan menunda pemeriksaan jika ada keluhan semacam itu. Kita tidak pernah tahu kondisi jantung kita di bagian dalamnya,” sarannya.
Lari Tetap Sehat, Asal Kenali dan Hormati Batasan Tubuh
Meskipun adanya risiko yang perlu diwaspadai, dr. Jibril tetap menegaskan bahwa olahraga, termasuk lari, memberikan segudang manfaat luar biasa bagi kesehatan jantung dan tubuh secara keseluruhan. Namun, ia mengingatkan masyarakat untuk tidak serta-merta mengikuti tren olahraga ekstrem tanpa mempertimbangkan kesiapan fisik masing-masing.
“Berolahraga sangat baik untuk kesehatan, namun kuncinya adalah menyesuaikannya dengan kondisi tubuh pribadi. Jangan sampai niat untuk sehat justru berujung pada kejadian yang tidak diinginkan hanya karena kita abai terhadap kondisi jantung sendiri,” pungkas dr. Jibril, menekankan pentingnya persiapan dan kesadaran diri dalam setiap aktivitas fisik.