Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara (Sumut) optimistis kawasan Geopark (Taman Bumi) Kaldera Toba akan mendapatkan kartu hijau dari UNESCO (Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB).
“Rekomendasi sudah tuntas, tinggal persiapan hal-hal kecil perlu diperhatikan. Jangan sampai ada hal kecil yang tertinggal,” kata Sekretaris Daerah Provinsi Sumut Togap Simangunsong di Medan, seperti dikutip Antara, Kamis (17/7).
Badan Pengelola Toba Caldera UNESCO Global Geopark (BP TCUGGp) menyebutkan revalidasi (peninjauan kembali) status Taman Bumi Kaldera Toba akan dilakukan pada 21-25 Juli 2025. Lembaga BP TCUGGp dibentuk sesuai Peraturan Gubernur (Pergub) Provinsi Sumatera Utara Nomor 48 Tahun 2020 menyatakan secara umum telah memenuhi rekomendasi UNESCO.
Asesor UNESCO Soo Jae Lee telah melakukan pra-revalidasi geopark dengan meninjau langsung sejumlah geosite (situs warisan geologi) di kawasan Danau Toba, Sumatera Utara pada 11-13 Juli 2025.
Baca juga:
- Geopark Kaldera Toba Dapat Kartu Kuning dari UNESCO Karena Tak Penuhi Kriteria
- Pakai REC PLN, Danau Toba Jadi Destinasi Wisata Berbasis Energi Hijau
- Dukung Wisata Danau Toba, Patra Jasa Bantu Pemugaran Taman Kera Aek Nauli
“Pengakuan dari UNESCO merupakan suatu kebanggaan. Untuk itu, saat mendapat kartu hijau, kami berpesan kepada para pemangku kepentingan dan masyarakat agar bersama-sama menjaga Danau Toba,” kata Togap.
Togap juga berpesan kepada pemerintah kabupaten (pemkab) se-kawasan Danau Toba untuk terus menjaga danau vulkanik ini agar berkelanjutan hingga generasi mendatang.
Kaldera Toba atau lebih dikenal Danau Toba ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark di Sidang ke-209 Dewan Eksekutif UNESCO di Paris, Prancis, pada 2 Juli 2020.
“Setelah dapat kartu hijau nanti, kebersihan ini juga harus terus diperhatikan,” kata Togap.
Hampir Semua Rekomendasi UNESCO Telah Terpenuhi
General Manager BP TCUGGp Azizul Kholis mengungkapkan, hampir semua rekomendasi dari UNESCO sudah terpenuhi.
“Ada empat rekomendasi UNESCO, antara warisan geologi dan interpretasi, warisan lainnya seperti identifikasi warisan alam dan budaya hingga warisan tak benda, visibilitas dan kemitraan hingga jejaring dan pelatihan,” ujar Azizul.
BP TCUGGp menyatakan ada beberapa hal yang perlu disiapkan sesegera mungkin menjelang peninjauan kembali status Taman Bumi Kaldera Toba pekan depan.
“Untuk persiapan revalidasi, seluruh pemangku kepentingan kita apresiasi telah berperan aktif sehingga kita pun optimis mendapat kartu hijau,” kata Azizul.
Dalam rapat UNESCO Global Geopark di Maroko pada 4-5 September 2023, kawasan Taman Bumi (Geopark) Kaldera Toba mendapat kartu kuning dari UNESCO. Alasannya, pengelolaan geopark tersebut belum memenuhi standar yang ditetapkan oleh UNESCO.
UNESCO meminta Badan Pengelola Toba Caldera UNESCO Global Geopark melakukan perbaikan, sebelum dilakukan validasi ulang untuk dua tahun kemudian.
Selain Geopark Kaldera Toba, taman bumi lainnya juga mendapat kartu serupa, yakni Gua Zhijindong di Tiongkok, Taman Nasional Regional Luberon di Prancis, Madonie di Italia, dan Colca y Volcanes de Andagua di Peru.