Jangan Sembarangan! Mengunggah Foto Boarding Pass di Media Sosial Bisa Picu Pencurian Identitas dan Liburan Kacau
Mimpi liburan impian bisa berubah menjadi mimpi buruk hanya karena satu unggahan foto di media sosial: *boarding pass*. Seorang pakar keamanan digital secara tegas mengingatkan bahwa tindakan yang tampak sepele ini adalah pintu gerbang bagi pencurian identitas dan kekacauan rencana perjalanan Anda. Ini bukan sekadar rasa malu di media sosial, melainkan persoalan serius soal perlindungan data pribadi.
Menurut laporan dari *Travel and Leisure*, firma hukum terkemuka asal Inggris, HD Claims, telah mengeluarkan peringatan keras bagi para wisatawan untuk tidak sembarangan mempublikasikan foto *boarding pass* atau tangkapan layar *tiket pesawat* secara online. Ancaman ini kian nyata karena *penipu siber* kini dilengkapi dengan teknologi canggih yang memungkinkan mereka mengambil *data pribadi* dari *boarding pass*, bahkan jika kode *booking* atau informasi sensitif lainnya telah disamarkan.
Adam Douglas, pakar hukum dari HD Claims, menegaskan, “Jika identitas atau akun perjalanan Anda dibajak, Anda bisa kehilangan seluruh liburan atau bahkan harus menanggung sendiri biaya kerugiannya.” Bahaya ini mengintai karena *kode QR* dan *barcode* pada *boarding pass* menyimpan serangkaian *data sensitif* yang meliputi nama lengkap, nomor paspor, jadwal penerbangan, hingga informasi *frequent flyer*. Bahkan, tag koper pun tak luput dari perhatian karena mengandung informasi tambahan yang berpotensi disalahgunakan.
Maka dari itu, sebagai langkah pencegahan, wisatawan sangat dianjurkan untuk selalu menghancurkan atau mencacah semua dokumen perjalanan setelah digunakan, terutama *boarding pass* yang kerap ditemukan berserakan di tempat sampah hotel. Kewaspadaan ini krusial demi menjaga *keamanan digital* Anda.
Kisah Nyata: Ketika Kegembiraan Berubah Petaka Akibat Boarding Pass
Beberapa insiden nyata telah membuktikan urgensi peringatan ini. Pada Mei 2025, sebuah keluarga dari Hong Kong berbagi foto *boarding pass* mereka di media sosial untuk merayakan rencana *liburan* ke luar negeri. Tak disangka, tindakan ini membuka celah bagi seseorang untuk mengakses *data penerbangan* mereka, mengakibatkan perubahan kursi dan pembatalan pesanan makanan khusus. Ironisnya, kedua orang tua itu akhirnya duduk terpisah dari anak-anak mereka sepanjang penerbangan.
Contoh lain datang dari mantan Perdana Menteri Australia, Tony Abbott. Pada tahun 2020, ia sempat membagikan *boarding pass*-nya di Instagram. Seorang *hacker* berhasil mendapatkan detail paspornya hanya melalui *barcode* yang terlihat di foto tersebut. Meskipun *data pribadi* tersebut tidak disalahgunakan, insiden ini semakin memperkuat urgensi akan kesadaran *keamanan digital* di kalangan masyarakat.
Selain tidak mengunggah *boarding pass* di media sosial, ada beberapa *tips perjalanan aman* lain yang disarankan oleh Departemen Luar Negeri Amerika Serikat untuk meningkatkan keselamatan saat bepergian. Ini meliputi meneliti destinasi dengan cermat sebelum berangkat, menghindari memberitahu orang asing di mana Anda menginap, selalu mengunci jendela dan pintu penginapan, serta menghindari membawa barang-barang berharga yang menarik perhatian. Dengan demikian, Anda dapat menikmati perjalanan dengan lebih tenang dan aman, jauh dari ancaman *pencurian identitas* atau kekacauan *liburan*.