Vonis Tom Lembong 4,5 Tahun: Anies, Pakar, Pengacara Angkat Bicara

Avatar photo

- Penulis Berita

Sabtu, 19 Juli 2025 - 18:44 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Mantan Mendag Tom Lembong Divonis 4,5 Tahun Penjara dalam Kasus Impor Gula: Sorotan Kontroversi dan Dampak Hukum

Jakarta, Ragamharian.com – Mantan Menteri Perdagangan (Mendag) di era Presiden Joko Widodo, Thomas Trikasih Lembong, kini menghadapi vonis 4,5 tahun penjara. Putusan ini dijatuhkan oleh Majelis Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta Pusat terkait dengan kebijakan importasi gula pada masa jabatannya. Tokoh yang akrab disapa Tom Lembong ini dinyatakan terbukti bersalah dalam kasus yang merugikan keuangan negara.

“Menjatuhkan pidana kepada terdakwa, Thomas Trikasih Lembong, oleh karena itu dengan pidana penjara selama 4 tahun dan 6 bulan,” demikian Ketua Majelis Hakim Dennie Arsan Fatrika menyatakan di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat pada Jumat (18/7/2025). Putusan ini menandai babak baru dalam perjalanan hukum mantan pejabat penting tersebut.

Majelis hakim menilai, perbuatan Tom Lembong yang menerbitkan 21 persetujuan impor (PI) atas gula kristal mentah untuk perusahaan gula swasta, serta melibatkan koperasi dalam operasi pasar, telah memenuhi unsur pasal yang didakwakan oleh jaksa. Dilansir dari *Kompas.com* pada Sabtu (19/7/2025), kerugian keuangan negara dari kasus ini mencapai angka fantastis, yakni Rp 194.718.181.818,19. Meski demikian, dalam putusannya, majelis hakim juga mengungkapkan fakta penting: Tom Lembong tidak menikmati sepeser pun keuntungan pribadi dari hasil tindakan tersebut.

Anies Baswedan Kecewa Berat atas Vonis Tom Lembong

Vonis terhadap Tom Lembong sontak menuai reaksi beragam, salah satunya dari Mantan Gubernur Jakarta, Anies Baswedan. Anies, yang turut menghadiri sidang pembacaan putusan, secara terbuka menyatakan kekecewaannya. Ia menilai bahwa kasus ini, meskipun telah dibuka sebaik-baiknya dalam persidangan, justru berujung pada kriminalisasi.

“Jika kasus seterang benderang ini, dengan orang seperti Tom saja bisa dikriminalisasi, lalu bagaimana dengan jutaan warga negara kita?” ujar Anies, dikutip dari *Kompas.com*, Jumat (19/7/2025). Lebih lanjut, Anies menegaskan dukungannya terhadap langkah hukum yang akan diambil Tom dan mendesak para penguasa untuk segera membenahi sistem hukum di Indonesia. Baginya, runtuhnya kepercayaan terhadap sistem hukum dan peradilan sama artinya dengan runtuhnya negara.

Pakar Hukum Pidana: Tom Lembong Seharusnya Divonis Lepas

Kontroversi putusan ini juga sampai ke telinga para pakar hukum. Prof. Suhandi Cahaya, pakar hukum pidana dari Institute of Business Law and Management (IBLAM) Law School, memberikan tanggapannya. Ia menyebut putusan majelis hakim “bagus”, namun menggarisbawahi bahwa akan lebih baik jika Tom Lembong diputus lepas dari segala tuntutan atau *onslag*.

“Putusan bagus, tetapi yang lebih bagus lagi, putusannya harus bebas atau *onslag*,” kata Suhandi, diberitakan *Tribunnews*, Jumat (18/7/2025). Argumentasi Suhandi berpusat pada fakta bahwa Tom Lembong tidak mendapatkan keuntungan pribadi dalam kasus tersebut. Ia merujuk pada yurisprudensi Mahkamah Agung yang menyatakan, “apabila pelaku tidak mendapat keuntungan untuk diri sendiri, maka hakim harus memutuskan bebas atau lepas.”

Dampak Putusan terhadap Kebijakan Publik di Masa Depan

Di sisi lain, pengacara Tom Lembong, Ari Yusuf Amir, menyuarakan kekhawatiran serius mengenai implikasi putusan ini bagi kebijakan publik di masa mendatang. Menurut Ari, vonis 4,5 tahun penjara terhadap kliennya berpotensi membuat para menteri dan pejabat publik lain terjerat kasus serupa dalam 5 hingga 10 tahun ke depan.

“Ketika 5 sampai 10 tahun mendatang, mereka (yang) mengambil kebijakan-kebijakan saat ini, siap-siap akan terkena perkara korupsi,” jelas Ari, diberitakan *Kompas.com*, Jumat (18/7/2025). Ari juga menegaskan bahwa putusan ini dapat membuat banyak pejabat tidak berani mengambil keputusan strategis, yang pada akhirnya berdampak luas bagi pejabat, swasta, dan pengusaha. Ia mengkritisi putusan pengadilan yang menurutnya telah menimbulkan ketidakpastian hukum dengan menganggap keuntungan sah pihak swasta sebagai kerugian negara, padahal keuntungan tersebut adalah bagian dari kegiatan bisnis yang legal.

(Sumber: Kompas.com/Syakirun Ni’am, Haryanti Puspa Sari | Editor: Dani Prabowo, Jessi Carina)

Berita Terkait

Nenek di Klaten Didenda 115 Juta! Putar Bola, Langgar Hak Cipta?
Indomaret Tak Ada di Padang? Ini 3 Alasan Mengejutkannya!
Suryadharma Ali Dimakamkan di Pesantren: Wasiat Terakhir & Doa Abadi
Luna Maya Nikah? Resepsi Mewah Ada Lapangan Tenis!
Mulyono Ungkap Kisah Kuliah Bareng Jokowi di Kehutanan UGM
Psikologi Ungkap: Jika Kamu Masih Lebih Suka Membaca Buku Cetak daripada E-Reader, Kamu Mungkin Memiliki 8 Ciri Kepribadian Unik Ini
UNESCO Tambah 26 Situs Warisan Dunia Baru, di Mana Saja?
Ramalan Zodiak Rabu 23 Juli 2025: Taurus Beruntung, Pisces Tenang

Berita Terkait

Selasa, 26 Agustus 2025 - 22:13 WIB

Nenek di Klaten Didenda 115 Juta! Putar Bola, Langgar Hak Cipta?

Jumat, 1 Agustus 2025 - 11:43 WIB

Indomaret Tak Ada di Padang? Ini 3 Alasan Mengejutkannya!

Kamis, 31 Juli 2025 - 14:56 WIB

Suryadharma Ali Dimakamkan di Pesantren: Wasiat Terakhir & Doa Abadi

Rabu, 30 Juli 2025 - 20:16 WIB

Luna Maya Nikah? Resepsi Mewah Ada Lapangan Tenis!

Sabtu, 26 Juli 2025 - 17:34 WIB

Mulyono Ungkap Kisah Kuliah Bareng Jokowi di Kehutanan UGM

Berita Terbaru

Nonton Adik Ipar Memanjakanku Drama China

Hiburan

Nonton Adik Ipar Memanjakanku Drama China

Rabu, 3 Sep 2025 - 19:23 WIB

Hiburan

Seru Banget! Nonton Menaklukkan Suku Barbar Drama Cina

Selasa, 2 Sep 2025 - 08:39 WIB

Romantis! Saksikan Drama China Malam yang Lembut, Disini!

Hiburan

Romantis! Saksikan Drama China Malam yang Lembut, Disini!

Sabtu, 30 Agu 2025 - 15:16 WIB