Bahaya Mendaki Gunung: 4 Kondisi Medis yang Mematikan

Avatar photo

- Penulis Berita

Minggu, 20 Juli 2025 - 14:48 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Mendaki gunung: Petualangan Menantang yang Membutuhkan Persiapan Matang

Mendaki gunung, aktivitas yang menantang sekaligus memuaskan, membutuhkan persiapan fisik dan mental yang matang. Semakin tinggi puncak yang dituju, semakin besar pula tantangan yang harus dihadapi. Bukan hanya jarak tempuh yang jauh, tetapi juga kondisi alam yang tak terduga menjadi faktor risiko utama. Medan yang terjal dan cuaca yang berubah-ubah secara drastis dapat menguji batas kemampuan fisik pendaki. Kegagalan dalam mempersiapkan diri tidak hanya berujung pada kelelahan semata, tetapi juga meningkatkan risiko kondisi medis serius. Oleh karena itu, memahami potensi bahaya dan langkah pencegahan menjadi sangat krusial. Berikut beberapa kondisi medis yang perlu diwaspadai para pendaki:

1. Dehidrasi: Musuh Silen di Puncak Gunung

Dehidrasi merupakan kondisi yang sering dialami pendaki. Perjalanan panjang, medan menanjak, dan cuaca panas menyebabkan tubuh kehilangan cairan lebih banyak daripada yang diserap. Mayo Clinic menjelaskan dehidrasi terjadi ketika tubuh kehilangan cairan lebih banyak daripada yang dibutuhkan. Padahal, sekitar 78% tubuh kita terdiri dari air, sehingga asupan cairan yang cukup sangat vital. Gejala awal dehidrasi biasanya berupa rasa haus. Namun, jika diabaikan, gejala akan berkembang menjadi bibir kering, kelelahan, pusing, kebingungan, hingga frekuensi buang air kecil yang menurun. Dehidrasi ringan dapat diatasi dengan minum air putih yang cukup. Namun, dalam kasus yang serius, infus mungkin diperlukan untuk mengembalikan cairan tubuh dengan cepat.

2. Hipotermia: Ancaman Dingin di Ketinggian

Paparan cuaca dingin, basah, dan berangin di ketinggian meningkatkan risiko hipotermia. Cuaca di gunung sangat dinamis; cuaca cerah dapat berubah menjadi hujan badai dalam sekejap. Mayo Clinic mendefinisikan hipotermia sebagai kondisi di mana suhu tubuh turun di bawah 35 derajat Celcius. Kondisi ini mengganggu fungsi organ vital seperti jantung dan sistem saraf, ditandai dengan gemetar, bicara tidak jelas, koordinasi tubuh terganggu, dan pernapasan dangkal. Yang berbahaya, pendaki seringkali tidak menyadari kondisi ini, mengira gejalanya sebagai reaksi normal terhadap dingin. Padahal, hipotermia merupakan kondisi darurat yang membutuhkan penanganan cepat. Memindahkan penderita ke tempat hangat, mengganti pakaian basah dengan kering, menggunakan selimut tebal, dan sumber panas tambahan sangat penting untuk mengembalikan suhu tubuh. Jika tidak ditangani, hipotermia parah dapat menyebabkan penurunan kesadaran, gagal jantung, bahkan kematian.

3. Acute Mountain Sickness (AMS): Tantangan Ketinggian

Meskipun relatif jarang di gunung-gunung Indonesia, Acute Mountain Sickness (AMS) tetap perlu diwaspadai. Cleveland Clinic menjelaskan AMS terjadi karena tubuh tidak cukup waktu untuk beradaptasi dengan kadar oksigen yang rendah di ketinggian. Kondisi ini umumnya dialami oleh pendaki yang tidak terbiasa dengan ketinggian atau mendaki terlalu cepat di atas 2.438 mdpl. Gejala AMS antara lain sakit kepala, mual dan muntah, kehilangan nafsu makan, kelelahan, sulit tidur, dan sensasi kepala ringan. Bagi pendaki pemula atau yang tidak terbiasa dengan ketinggian, disarankan untuk menghindari pendakian lebih dari 500 meter per hari. Jika gejala muncul, segera turun ke ketinggian yang lebih rendah dan jangan memaksakan diri. AMS yang parah dapat menyebabkan edema paru (cairan di paru-paru), bahkan pembengkakan otak yang mengancam jiwa.

4. Frostbite: Bahaya Ekstrem di Suhu Beku

Frostbite atau radang dingin akut, umumnya hanya terjadi di daerah dengan suhu ekstrem di bawah 0 derajat Celcius. Di Indonesia dengan iklim tropis, risiko ini relatif rendah. Cleveland Clinic menjelaskan frostbite terjadi ketika kulit terpapar suhu beku, menyebabkan kristalisasi air dalam kulit dan menghambat aliran darah. Frostbite dapat menyerang bagian tubuh mana pun, terutama jari tangan dan kaki, wajah, hidung, dan telinga. Awalnya, frostbite ditandai dengan frostnip (radang dingin ringan) berupa nyeri, kesemutan, dan mati rasa. Jika dibiarkan, kondisi ini akan berkembang menjadi radang dingin sedang dengan perubahan warna kulit dan rasa hangat yang tidak wajar, dan akhirnya frostbite parah yang ditandai dengan kulit putih atau kebiruan, lepuhan, hingga jaringan kulit yang mati.

Mendaki gunung adalah pengalaman yang luar biasa, namun keselamatan harus selalu diprioritaskan. Ingatlah bahwa mencapai puncak bukanlah satu-satunya tujuan; pulang dengan selamat adalah yang terpenting. Jangan pernah ragu untuk meminta bantuan jika mengalami kesulitan. Kesiapan dan kewaspadaan adalah kunci menikmati petualangan mendaki gunung dengan aman dan bertanggung jawab.

Berita Terkait

Zodiak Besok Jumat, 18 Juli 2025: Ramalan Cinta, Karir & Keuanganmu!
Lari Jauh Aman: Cek Jantung! Ini Tes Penting Rekomendasi Dokter
Operasi Whipple Harapan Pengobatan Kanker Pankreas Stadium Awal dan Menengah
4 Zodiak Masuki Era Damai pada 15 Juli 2025: Aries hingga Libra Tenang
Tangga: Rahasia Daya Ingat Kuat & Kebahagiaan Tersembunyi!
7 Masalah Kaki yang Sering Dialami Pendaki
Gangguan Tubuh yang Sering Terjadi di Pesawat dan Cara Mengatasinya
Lavojoy: 1 Produk, Rambut Sehat, Lembut, Berkilau! Rahasia Terungkap!

Berita Terkait

Minggu, 20 Juli 2025 - 14:48 WIB

Bahaya Mendaki Gunung: 4 Kondisi Medis yang Mematikan

Kamis, 17 Juli 2025 - 19:22 WIB

Zodiak Besok Jumat, 18 Juli 2025: Ramalan Cinta, Karir & Keuanganmu!

Kamis, 17 Juli 2025 - 15:45 WIB

Lari Jauh Aman: Cek Jantung! Ini Tes Penting Rekomendasi Dokter

Kamis, 17 Juli 2025 - 04:47 WIB

Operasi Whipple Harapan Pengobatan Kanker Pankreas Stadium Awal dan Menengah

Selasa, 15 Juli 2025 - 04:16 WIB

4 Zodiak Masuki Era Damai pada 15 Juli 2025: Aries hingga Libra Tenang

Berita Terbaru

Food And Drink

Roti Goreng Tape: Resep Mudah, Lebih Enak dari Odading Biasa!

Senin, 21 Jul 2025 - 01:38 WIB

Public Safety And Emergencies

Detik-Detik Penyelamatan Balita Tenggelam di Laut: Kisah Heroik KM Barcelona

Senin, 21 Jul 2025 - 01:25 WIB

Entertainment

I Can’t Lose Jonas Brothers: Lirik & Terjemahan Indonesia, Lengkap!

Senin, 21 Jul 2025 - 01:11 WIB