Berikut adalah artikel yang telah ditingkatkan:
Mitsubishi Destinator: SUV Keluarga dengan Sentuhan Performa Reli, Mode Tarmac Jadi Unggulan
JAKARTA – Mitsubishi Destinator siap mengguncang segmen SUV 7-penumpang di Indonesia, memposisikan dirinya secara strategis di atas Xpander Cross namun tetap di bawah dominasi Pajero Sport. Menariknya, meskipun dirancang sebagai mobil keluarga yang tangguh, Mitsubishi Destinator tidak mengorbankan performa. Hal ini terlihat jelas dari salah satu fitur berkendara unggulannya: Mode Tarmac, yang menjanjikan pengalaman berkendara yang berbeda.
Kehadiran Mode Tarmac melengkapi total lima pilihan mode berkendara pada Destinator, sebuah peningkatan signifikan dibandingkan Mitsubishi XForce yang hanya memiliki empat mode. Fitur inovatif ini bukan sekadar tambahan, melainkan sebuah ‘warisan’ teknologi yang kaya. Menurut Rifat Sungkar, pereli nasional sekaligus *brand ambassador* Mitsubishi Indonesia, Mode Tarmac terinspirasi langsung dari Mitsubishi Lancer Evolution, mobil legendaris yang mendominasi ajang reli dunia.
Rifat menjelaskan, mode-mode seperti Normal, Wet, Gravel, dan Mud telah tersedia pada XForce. Namun, Mode Tarmac memiliki keistimewaan tersendiri. “Khusus Tarmac, karena mobil kita sudah turbo, kita bisa bermain dengan pengaturan *engine mapping* yang berbeda,” ungkap Rifat saat ditemui di Jakarta. Ia menambahkan, pada Lancer Evolution, mode ini memang dirancang untuk memaksimalkan performa dan kontrol kendaraan, khususnya di permukaan jalan beraspal.
Fleksibilitas Mode Tarmac pada Mitsubishi Destinator menjadikannya pilihan ideal untuk berbagai skenario berkendara harian, terutama di jalan tol atau saat melintasi padatnya lalu lintas perkotaan. Ketika diaktifkan, sistem cerdas mobil secara otomatis menyesuaikan distribusi tenaga, memastikan traksi optimal dan *handling* yang jauh lebih responsif. Hasilnya, pengalaman berkendara menjadi lebih dinamis dan terkontrol.
Secara teknis, Mode Tarmac memang dirancang secara spesifik untuk permukaan jalan aspal, baik dalam kondisi kering maupun basah. Ini membedakannya secara jelas dari Mode Gravel yang, sesuai namanya, lebih dioptimalkan untuk medan berbatu atau berkerikil, menegaskan fokus Destinator pada adaptasi di berbagai kondisi jalan.