Ragamharian.com – , Jakarta – Tiyo Ardianto, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) UGM, menyatakan keluar dari Aliansi BEM Seluruh Indonesia (SI). “Kami ingin menjaga independensi gerakan,” ujar Tiyo saat dihubungi oleh Tempo, pada Senin, 21 Juli 2025.
Sebelumnya, pada Minggu, 20 Juli 2025, akun Instagram resmi @bemkm_ugm mengeluarkan pernyataan pengunduran diri BEM KM UGM dari Aliansi BEM SI Kerakyatan setelah Musyawarah Nasional XVIII di Padang.
“Kehadiran orang-orang yang merupakan simbol kekuasaan, seperti Ketua Umum Partai Perindo, Menteri Pemuda dan Olahraga, Wakil Gubernur Sumatera Barat, dan Kapolda, serta Kepala BIN Daerah Sumatera Barat — bagi kami, mencederai independensi gerakan. Apalagi dengan merdeka mereka pamerkan kebersamaannya bersama mahasiswa pada media sosialnya. Mungkinkah mereka masuk ke forum murni diundang, atau karena ada tiket masuk yang telah mereka dapatkan?” tulis BEM KM UGM pada akun Instagram resminya.
Menurut Tiyo, momentum tersebut menunjukan posisi BEM SI yang tidak independen. “BEM SI tidak independen dan penuh intrik kepentingan. BEM KM UGM sebagai salah satu inisiator BEM SI ketika tahun 2007 merasa perlu ambil sikap tegas,” kata Tiyo.
Melihat banyaknya intervensi yang dilakukan aparatur negara ke gerakan mahasiswa. Tiyo menyatakan komitmen BEM KM UGM untuk tetap bersama rakyat Indonesia. “BEM KM UGM not for sale, itu kami sampaikan secara publik sebagai sebuah komitmen. Tidak ada yang bisa membeli atau intervensi BEM KM UGM. Kami digerakkan oleh nurani untuk rakyat Indonesia,” ujarnya, menegaskan.
Tiyo juga menyatakan bahwa setelah keluar dari BEM SI, BEM KM UGM akan tetap bergerak. “Kami, dengan atau tanpa BEM SI, akan selalu bergerak. Kami tetap akan membangun komunikasi lintas kampus dengan spirit independen,” kata Tiyo.
Lebih lanjut, bagi Tiyo, gerakan mahasiswa seharusnya melebur dengan rakyat, tanpa komando yang berpotensi mengkooptasi gerakan, dan tanpa kebanggan diri atas nama lembaga atau kampus.
Sikap BEM UGM ini diikuti BEM Undip. Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) Semarang menyatakan keluar dari Aliansi BEM Seluruh Indonesia Kerakyatan karena kehadiran politikus, pejabat daerah, polisi, dan pejabat Badan Intelijen Negara dalam musyawarah nasional di Universitas Dharma Andalas, Padang, Sumatera Barat, pada 13–19 Juli 2025.
Ketua BEM Undip Aufa Atha Ariq mengatakan kehadiran pejabat dan ucapan selamat dalam bentuk karangan bunga dari BIN Daerah Sumatera Barat tak pantas di tengah berbagai protes demonstrasi mahasiswa yang mendapatkan represi aparat di berbagai daerah. “Tak pantas. Seharusnya bahas eskalasi gerakan mahasiswa dan fokus pada solidaritas bersama,” kata Ariq dihubungi pada Ahad, 20 Juli 2025.
Shinta Maharani berkontribusi dalam penulisan artikel ini
Pilihan Editor: BEM UGM: Karangan Bunga BIN untuk Munas BEM SI Jinakkan Gerakan Mahasiswa