JAKARTA – Bagi Anda yang berencana melakukan perjalanan ke Amerika Serikat, kini ada informasi penting yang perlu diketahui. Biaya pengurusan visa AS baru-baru ini mengalami penyesuaian yang signifikan, sehingga persiapan Anda harus lebih matang, baik dari segi dokumen maupun anggaran.
Sebagai informasi, biaya visa Amerika Serikat kini ditetapkan sebesar US$250, melonjak dari sebelumnya US$185. Kenaikan ini berlaku khusus bagi pemohon visa baru. Ketentuan ini merupakan bagian dari undang-undang kebijakan domestik terbaru yang disahkan pada masa pemerintahan Trump.
Peraturan bernama “One Big Beautiful Bill Act,” yang ditandatangani menjadi undang-undang oleh Presiden Donald Trump pada 4 Juli, menambahkan “biaya integritas visa” sebesar US$250. Pemberlakuan biaya tambahan ini efektif mulai 1 Oktober dan dikenakan untuk sebagian besar aplikasi visa non-imigran.
Artinya, bagi pengunjung internasional, wisatawan, pelaku perjalanan bisnis, hingga pelajar dari berbagai negara di Asia (termasuk Indonesia), Afrika, dan Amerika Latin, wajib mengeluarkan biaya visa sebesar US$250 untuk dapat berkunjung ke Amerika Serikat. Informasi ini dilansir dari *AFAR* pada Selasa, 22 Juli 2025.
Sementara itu, warga negara yang tergabung dalam Program Bebas Visa, seperti sebagian besar negara Eropa Barat, Australia, dan Jepang, tidak akan dikenakan biaya integritas visa ini. Namun demikian, mereka tetap diwajibkan membayar biaya Electronic System for Travel Authorization (ESTA) sebesar US$21 untuk masa tinggal kurang dari 90 hari.
Biaya baru ini berlaku bagi seluruh pemohon visa non-imigran yang ingin memasuki wilayah AS, mencakup wisatawan, pelaku perjalanan bisnis, pelajar internasional, dan pengunjung sementara lainnya. Sepanjang tahun fiskal 2024, Departemen Luar Negeri AS mencatat hampir 11 juta visa non-imigran telah diterbitkan.
Pembayaran biaya visa dilakukan saat visa diterbitkan, tanpa opsi pembebasan. Menariknya, bagi pemegang visa yang mematuhi seluruh ketentuan selama kunjungan, biaya tersebut berpotensi dapat diklaim kembali usai perjalanan, sebagaimana tercantum dalam ketentuan. Steven A. Brown, seorang pengacara imigrasi dan mitra di firma hukum Reddy Neumann Brown PC, menyebut kebijakan ini sebagai bentuk uang jaminan yang dapat dikembalikan, meskipun ia mencatat bahwa mekanisme pengembaliannya masih belum sepenuhnya jelas.
Panduan Penting Mengurus Visa AS
Meskipun biaya visa mengalami kenaikan, mengurus visa Amerika sebenarnya bisa berjalan mudah jika semua dokumen dan persyaratan telah terpenuhi dengan lengkap. Berikut adalah beberapa tips yang bisa Anda simak:
1. Pilih Jenis Visa yang Tepat: Tentukan jenis visa sesuai kebutuhan Anda, apakah visa non-imigran untuk keperluan liburan, bisnis, atau belajar, atau visa imigran bagi mereka yang berencana menetap dalam jangka panjang.
2. Siapkan Berkas Dokumen Lengkap: Pastikan semua persyaratan pembuatan visa Amerika telah Anda siapkan secara menyeluruh, termasuk paspor, foto, surat undangan (jika ada), bukti finansial, dan lainnya.
3. Isi Formulir Permohonan dengan Benar: Teliti saat mengisi formulir permohonan visa. Pastikan semua informasi yang Anda masukkan akurat dan sesuai dengan dokumen pendukung.
4. Periksa Kembali Kesalahan Ejaan (Typo): Kesalahan penulisan sekecil apa pun dapat memperlambat atau bahkan menggagalkan proses. Periksa ulang setiap detail untuk menghindari *typo*.
5. Lampirkan Rencana Perjalanan (Itinerary) Detail: Sertakan rencana perjalanan yang jelas dan terperinci selama Anda di AS. Ini menunjukkan tujuan kunjungan Anda yang terorganisir.
6. Persiapkan Diri untuk Wawancara: Latihlah jawaban atas pertanyaan umum wawancara visa. Pastikan Anda membawa semua dokumen asli yang diperlukan saat sesi wawancara.
Kenaikan biaya visa ini menjadi pertimbangan serius, terutama menjelang acara-acara besar yang akan diselenggarakan di AS, seperti Piala Dunia FIFA 2026 dan Olimpiade Musim Panas 2028. Kedua ajang ini diprediksi akan meningkatkan kunjungan wisatawan, khususnya dari Asia. Namun, dengan biaya visa baru yang signifikan, potensi hambatan bagi pengunjung internasional, termasuk dari Indonesia, menjadi lebih besar. Kondisi ini berpotensi memengaruhi jumlah wisatawan yang datang, padahal seharusnya kedua *event* tersebut mampu menarik gelombang besar pengunjung dari seluruh dunia.