Celios: Koperasi Merah Putih Berisiko Rugikan Negara dan Gagal Serap Tenaga Kerja

Avatar photo

- Penulis Berita

Rabu, 23 Juli 2025 - 03:42 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

# Ancaman Triliunan Rupiah di Balik Koperasi Merah Putih: Celios Soroti Risiko Ekonomi Nasional

JAKARTA – Program Koperasi Merah Putih (KMP) yang digagas Presiden Prabowo Subianto, meski bertujuan mulia, menyimpan potensi risiko ekonomi nasional yang masif. Tanpa konsep bisnis yang matang dan mitigasi risiko yang jelas, inisiatif ini justru bisa menimbulkan kerugian triliunan rupiah. Peringatan tegas ini disampaikan oleh Nailul Huda, Direktur Ekonomi Digital dari Center of Economics and Law Studies (Celios), kepada Kontan pada Senin (21/7).

Menurut Nailul Huda, meskipun tahun pertama operasional KMP mungkin menunjukkan peningkatan *output* ekonomi berkat suntikan modal awal yang besar untuk sewa gedung atau pembelian aset, kontribusi ini diperkirakan akan menyusut drastis di tahun-tahun berikutnya. Pendanaan lanjutan yang hanya mengandalkan Sisa Hasil Usaha (SHU) koperasi, yang diprediksi hanya sekitar Rp 56 juta per unit per tahun, dinilai sangat tidak memadai untuk keberlanjutan ekonomi jangka panjang.

Kekhawatiran semakin membesar mengingat klaim jumlah koperasi yang mencapai 80.000 unit, yang berarti potensi kucuran dana pemerintah hingga Rp 240 triliun – atau sekitar Rp 3 miliar per koperasi. Nailul Huda menyoroti ketiadaan model bisnis yang transparan dan arah operasional yang jelas, yang menjadi dasar kuat keraguan ini. “Sampai saat ini belum terdengar bagaimana koperasi ini akan berjalan. Kalau tidak jelas, potensi gagal bayarnya sangat tinggi,” ujarnya.

Merujuk pada rasio gagal bayar UMKM yang mencapai 4,5%, Celios memprediksi potensi kerugian tahunan dari KMP bisa mencapai Rp 7 triliun. Angka ini bisa membengkak menjadi kerugian kumulatif hingga Rp 28 triliun jika pinjaman disalurkan dengan tenor enam tahun. Lebih jauh lagi, program ini juga berpotensi menciptakan ‘*opportunity cost*’ besar bagi sektor perbankan, di mana potensi pendapatan yang hilang karena tidak menyalurkan kredit ke sektor yang lebih produktif dapat mencapai Rp 76,51 triliun selama enam tahun.

Total risiko gagal bayar KMP selama masa pinjaman enam tahun diperkirakan menyentuh angka fantastis Rp 85,96 triliun. Yang paling mengkhawatirkan, sebagian besar risiko ini dibebankan kepada pemerintah desa melalui pemanfaatan dana desa. Nailul menegaskan bahwa ini adalah penyalahgunaan fungsi dana desa, yang seharusnya dialokasikan untuk kebutuhan lokal masyarakat desa, bukan sebagai jaminan bagi program nasional yang belum memiliki payung hukum yang jelas.

Kritik Nailul tidak berhenti di situ. Ia memperingatkan potensi ‘kanibalisme usaha’ di tingkat desa, di mana kehadiran KMP bisa mengancam kelangsungan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang telah mapan dengan dana desa, serta mematikan usaha kecil swasta yang sudah eksis. Dari perspektif ketenagakerjaan, dampak positif penciptaan lapangan kerja diprediksi hanya terasa di tahun pertama, didorong oleh aktivitas rekrutmen dan pembangunan fisik. Namun, setelah itu, penyerapan tenaga kerja diperkirakan akan anjlok drastis akibat rendahnya produktivitas sektor koperasi yang tidak mampu tumbuh.

Celios memproyeksikan, banyak Koperasi Merah Putih akan tidak aktif lagi setelah tahun pertama, dengan penurunan hingga 5 persen pada tahun kedua dan ketiga. Secara akumulatif, total kerugian ekonomi dari operasional KMP selama enam tahun diperkirakan mencapai Rp 9,85 triliun, yang sebagian besar disebabkan oleh dana desa sebagai jaminan pengembalian pinjaman bank. Ditambah lagi, proyeksi Nailul menunjukkan potensi hilangnya lapangan kerja hingga 824 ribu orang.

Mengantisipasi potensi kegagalan, Nailul khawatir program ini bisa menjadi kemunduran yang lebih parah dibandingkan pengalaman pahit Koperasi Unit Desa (KUD) di masa lalu. Ia menyimpulkan dengan nada keprihatinan: “Yang lebih mengkhawatirkan, program ini justru berpotensi menguntungkan secara politis bagi pihak tertentu, namun merugikan secara struktural bagi pembangunan desa dan ekonomi nasional.”

Di sisi lain, Presiden Prabowo Subianto memiliki visi yang berbeda mengenai peran koperasi. Ia secara tegas menyatakan bahwa koperasi merupakan instrumen perjuangan bagi rakyat kecil untuk mencapai kemandirian dan kekuatan ekonomi. Prabowo menekankan bahwa peluncuran 80.081 koperasi ini bukan sekadar langkah kecil, melainkan “gerakan nasional strategis” yang bertujuan memutus dominasi ekonomi oleh entitas besar yang selama ini menghambat kemajuan rakyat. Ia menegaskan, “Kita mulai suatu usaha besar. Koperasi ini adalah usaha besar strategis.”

Visi Prabowo juga mencakup dukungan infrastruktur nyata bagi koperasi, melampaui sekadar legalitas kelembagaan. Koperasi-koperasi ini direncanakan akan dilengkapi dengan fasilitas seperti gudang penyimpanan, *cold storage*, gerai sembako, apotek, hingga kendaraan logistik untuk mempermudah operasional. Tak hanya itu, fasilitas pinjaman super mikro juga akan disediakan untuk mempermudah distribusi barang dan mempercepat perputaran roda ekonomi di tingkat desa.

Berita Terkait

Prabowo di Forum Forbes: Bicara di Depan Ratusan CEO Dunia!
Fakta Terbaru Kasus Korupsi PT Sritex: 11 Orang Jadi Tersangka, Seret Bos BJB dan Bank Jateng
7 Zodiak Hoki Hari ini Rabu 23 Juli 2025 Capricorn Aquarius Cancer
Sri Mulyani Prediksi Defisit APBN 2025 Tembus 2,78 Persen dari PDB
Visa AS Mahal! Ini Tips Ampuh Lolos & Hemat Biaya
BNI Dukung Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih dalam Memperkuat Ekonomi Rakyat
Ini Penyebab dan Tanda Alternator Mobil Rusak, Perlu Diganti?
Tarif Impor: Menengok Defisit Neraca Perdagangan antara Dua Negara

Berita Terkait

Rabu, 23 Juli 2025 - 20:36 WIB

Prabowo di Forum Forbes: Bicara di Depan Ratusan CEO Dunia!

Rabu, 23 Juli 2025 - 12:13 WIB

Fakta Terbaru Kasus Korupsi PT Sritex: 11 Orang Jadi Tersangka, Seret Bos BJB dan Bank Jateng

Rabu, 23 Juli 2025 - 09:03 WIB

7 Zodiak Hoki Hari ini Rabu 23 Juli 2025 Capricorn Aquarius Cancer

Rabu, 23 Juli 2025 - 07:12 WIB

Sri Mulyani Prediksi Defisit APBN 2025 Tembus 2,78 Persen dari PDB

Rabu, 23 Juli 2025 - 03:42 WIB

Celios: Koperasi Merah Putih Berisiko Rugikan Negara dan Gagal Serap Tenaga Kerja

Berita Terbaru

Family And Relationships

Erika Carlina Blak-blakan Soal DJ Panda: Bukan Gimmick!

Rabu, 23 Jul 2025 - 23:46 WIB

Politics

Indonesia Tolak Ekspor Mineral Mentah ke AS, Kata Airlangga!

Rabu, 23 Jul 2025 - 23:18 WIB

Entertainment

Ozzy Osbourne: Fakta Unik, Gigit Kelelawar & Fobia Kurcaci!

Rabu, 23 Jul 2025 - 22:29 WIB

Public Safety And Emergencies

Gaza Membara: Blokade Israel Sebabkan Kelaparan, 101 Tewas, 80 Anak Jadi Korban

Rabu, 23 Jul 2025 - 22:08 WIB