Obligasi Korporasi Kian Bersinar: Alternatif Pendanaan Menarik di Tengah Dinamika Geopolitik
JAKARTA – Di tengah lanskap geopolitik global yang penuh ketidakpastian, obligasi korporasi kian menonjol sebagai pilihan strategis bagi korporasi untuk mendapatkan pendanaan. Fenomena ini tidak hanya menguntungkan perusahaan, tetapi juga menarik minat investor. Pasalnya, investasi obligasi korporasi menawarkan profil risiko yang relatif lebih rendah dibandingkan saham, menjadikannya opsi yang menarik di tengah gejolak pasar.
Prospek obligasi korporasi ini semakin diperkuat oleh kebijakan moneter. Josua Pardede, Kepala Ekonom Permata Bank, mengungkapkan bahwa tren penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) secara umum berdampak positif terhadap kinerja obligasi korporasi hingga akhir tahun ini, khususnya bagi sektor-sektor tertentu. “Berdasarkan data pasar terkini, sektor keuangan diuntungkan dengan kondisi penurunan suku bunga,” jelas Josua, dikutip dari Kontan pada Kamis (24/7).
Lebih lanjut, Josua juga menyoroti potensi pertumbuhan signifikan dalam penerbitan obligasi dari sektor infrastruktur dan sektor keuangan. Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan di kedua sektor ini, menurutnya, telah menunjukkan volume transaksi dan nilai perdagangan yang substansial. “Hal ini jelas mencerminkan tingginya permintaan dari para investor,” imbuh Josua. Ketertarikan khusus pada obligasi dari sektor keuangan dan infrastruktur ini didasari oleh kebutuhan *refinancing* yang besar serta kecenderungan mereka untuk menerbitkan obligasi dengan tenor panjang, menawarkan stabilitas jangka panjang bagi pemegang surat utang.
Sejalan dengan pandangan tersebut, Ramdhan Ario Maruto, Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas, memprediksi bahwa sektor keuangan akan terus memimpin dominasi dalam penerbitan obligasi korporasi. “Sejauh ini, hampir 50% obligasi korporasi kita dikuasai oleh sektor keuangan, baik itu dari segmen perbankan maupun multifinance,” papar Ramdhan saat dihubungi Kontan pada Jumat (25/7).
Oleh karena itu, Ramdhan memproyeksikan aktivitas penerbitan surat utang dari sektor ini akan tetap relatif tinggi hingga akhir tahun. Hal ini didukung oleh rekam jejak yang solid dari perusahaan-perusahaan perbankan dan multifinance di pasar obligasi. “Dengan demikian, ke depan sektor keuangan ini akan semakin mudah diterima dan dipercaya oleh pasar,” pungkasnya, menandaskan optimisme terhadap prospek obligasi korporasi di sektor ini.