Korban Konflik Kamboja-Thailand Melonjak Tajam, Mediasi Gencatan Senjata Temui Kendala
Jumlah korban jiwa warga Kamboja akibat eskalasi konflik perbatasan dengan Thailand telah melonjak tajam, mencapai 13 orang. Pertempuran sengit antara dua negara Asia Tenggara ini pecah sejak Kamis, 24 Juli lalu, dan terus menunjukkan tanda-tanda peningkatan ketegangan.
Menurut juru bicara Kementerian Pertahanan Kamboja, Maly Socheata, yang dikutip dari AFP pada Sabtu, 26 Juli, estimasi terbaru korban jiwa di pihak Kamboja kini mencapai 13 orang. Angka ini meningkat drastis dari laporan sebelumnya yang hanya menyebutkan satu korban jiwa. Dari total tersebut, lima di antaranya adalah prajurit Kamboja, sementara delapan lainnya merupakan warga sipil yang tak bersalah. Selain korban jiwa, serangan Thailand juga memaksa lebih dari 35.000 warga di wilayah perbatasan untuk terpaksa mengungsi dari kediaman mereka.
Di sisi lain, Thailand juga melaporkan dampak serius dari konflik ini. Data terakhir yang dirilis Bangkok pada Jumat, 25 Juli, menunjukkan bahwa jumlah korban jiwa akibat serangan Kamboja mencapai 19 orang, dengan 13 di antaranya adalah warga sipil. Tak hanya itu, 62 warga Thailand juga dilaporkan menderita luka-luka imbas dari pertempuran tersebut.
Dalam upaya meredakan ketegangan, Perdana Menteri Kamboja Hun Manet telah menyepakati usulan gencatan senjata yang dimediasi oleh Malaysia. Langkah ini menunjukkan keseriusan Kamboja untuk mengakhiri permusuhan dan mencari solusi damai.
Namun, respons dari Thailand menyiratkan kerumitan di lapangan. Meskipun secara prinsip mereka menyatakan sepakat dengan usulan gencatan senjata, Thailand menekankan bahwa pemberlakuannya harus disesuaikan dengan kondisi faktual di perbatasan. Kementerian Luar Negeri Thailand bahkan menuding bahwa pasukan Kamboja terus melanjutkan serangan tanpa pandang bulu sepanjang hari, menunjukkan kurangnya iktikad baik dan membahayakan warga sipil. Situasi ini mengindikasikan bahwa upaya gencatan senjata masih dihadapkan pada tantangan besar di tengah dinamika pertempuran yang masih berlangsung.