## Tingkat Kemiskinan Indonesia Sentuh Titik Terendah dalam 20 Tahun Terakhir
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan kabar gembira: tingkat kemiskinan di Indonesia mencapai titik terendah dalam dua dekade terakhir pada Maret 2025. Persentasenya turun signifikan menjadi 8,47%, atau setara dengan 23,85 juta jiwa. Pencapaian ini disampaikan Deputi Bidang Statistik Sosial BPS, Ateng Hartono, dalam konferensi pers daring Jumat (25/7/2025), mengutip data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Konsumsi dan Pengeluaran Maret 2025. Susenas ini sendiri mengumpulkan data dari 345.000 rumah tangga di seluruh Indonesia pada Februari 2025, mencakup 38 provinsi dan 514 kabupaten/kota.
Penurunan signifikan ini bukan tanpa sebab. Beberapa faktor kunci berkontribusi terhadap keberhasilan Indonesia dalam menekan angka kemiskinan. Salah satunya adalah peningkatan Nilai Tukar Petani (NTP). Pada Februari 2025, NTP mencapai 123,45, menunjukkan harga yang diterima petani lebih tinggi daripada indeks harga yang mereka bayarkan. Ini berarti daya beli petani meningkat, terutama bagi mereka yang tinggal di desa dan mengakses pangan serta produksi lokal, sehingga mampu memenuhi kebutuhan konsumsi minimum.
Selain itu, sektor pertanian juga menunjukkan pertumbuhan positif dalam penyerapan tenaga kerja. Jumlah tenaga kerja di sektor pertanian meningkat dari 40,72 juta orang pada Februari 2024 menjadi 41,6 juta orang pada Februari 2025. Kenaikan ini, bersamaan dengan peningkatan tenaga kerja di sektor perdagangan (0,9 juta orang), menunjukkan dinamika ekonomi yang positif dan berkontribusi pada penurunan angka kemiskinan.
Melihat tren jangka panjang, angka kemiskinan di Indonesia memang menunjukkan penurunan dari Maret 2014 hingga Maret 2025, baik dari segi persentase maupun jumlah penduduk miskin. Namun, perjalanan menuju keberhasilan ini tidak selalu mulus. Beberapa periode menunjukkan peningkatan angka kemiskinan, terutama pada Maret 2015, Maret 2020, September 2020, dan September 2022. Lonjakan pada Maret 2015 dan September 2022 dipicu oleh kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), sementara lonjakan pada Maret dan September 2020 diakibatkan oleh pandemi Covid-19. Puncaknya terjadi pada Maret 2015, dengan 28,59 juta penduduk miskin (11,22%). Namun, setelah pandemi mereda, Indonesia berhasil bangkit dan menunjukkan tren penurunan yang signifikan hingga mencapai angka terendah pada Maret 2025. Ini menandai sebuah pencapaian penting dalam upaya pemerintah untuk mengurangi angka kemiskinan di Indonesia.