Mulyono, Sahabat Seangkatan Jokowi di UGM: Meluruskan Isu Nama Kecil dan Kisah Reuni Penuh Canda
Suasana kehangatan dan nostalgia menyelimuti momen Reuni Angkatan 1980 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) yang digelar di kampus pada Sabtu (26/7). Di tengah riuhnya tawa dan cerita masa lalu, hadir Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, didampingi oleh salah satu sahabat karibnya sejak masa kuliah, Mulyono. Pertemuan ini tidak hanya menjadi ajang silaturahmi bagi para alumni, tetapi juga membuka tabir cerita tentang persahabatan mereka dan isu seputar nama kecil Presiden Jokowi yang belakangan santer terdengar di publik.
Mulyono, yang merupakan teman seangkatan Presiden Jokowi, membenarkan bahwa mereka sama-sama masuk kuliah pada tahun 1980. Saat ditemui awak media di sela-sela acara, Mulyono menanggapi isu yang beredar luas mengenai namanya yang disebut-sebut sebagai nama kecil Presiden Jokowi. Dengan tegas dan santai, Mulyono membantah mengetahui kebenaran isu tersebut. “Itu bukan urusan saya,” ujar Mulyono, “yang jelas nama saya Mulyono. Pak Jokowi kan saya tahunya Joko Widodo. Kami memang pernah sama-sama kuliah, sama-sama satu kampus, dan sering ngobrol, begitu saja.” Ia menegaskan bahwa hubungan mereka sebatas rekan seperjuangan di bangku kuliah.
Mulyono menambahkan bahwa selama ini tidak ada seorang pun yang secara langsung mengaitkan dirinya dengan polemik nama Presiden Jokowi. “Tidak pernah ada orang yang bertanya ke arah situ,” jelasnya. Ia menceritakan, paling-paling teman-teman di kampung hanya bertanya, “Pak Mul itu Pak Jokowi kawan?” dan ia hanya menjawab, “Iya, kawan satu kampus.” Dengan lugas, Mulyono menegaskan ketidakterlibatannya dalam isu tersebut, “Saya tidak ada apa-apa. Saya tidak ikut-ikutan yang itu (soal nama Jokowi Mulyono).”
Jokowi Lebih Unggul di Akademik
Menceritakan lebih lanjut tentang sosok Presiden Jokowi di masa kuliah, Mulyono tak segan mengakui keunggulan akademik sahabatnya itu. “Pak Jokowi jauh lebih pintar dari saya,” kenang Mulyono. Pernyataan tersebut diperkuat dengan fakta bahwa Jokowi berhasil menyelesaikan studi dan diwisuda pada tahun 1985, dua tahun lebih awal dari Mulyono yang baru lulus pada 1987. “Pak Jokowi nilainya lebih bagus dari saya,” ungkapnya dengan jujur.
Mengenai latar belakangnya, Mulyono yang merupakan kelahiran Sukoharjo ini meniti karier sebagai pekerja swasta. Perjalanannya membawanya melanglang buana ke berbagai daerah di Indonesia, mulai dari Sumatera, Maluku, Sulawesi, hingga Papua. Sejak tahun 1993, Mulyono menetap dan berkarya di Jambi. Meski jejak karier mereka berbeda, hubungan persahabatan antara Mulyono dan Jokowi tetap terjaga erat. Mulyono bercerita bahwa jauh sebelum Jokowi menjabat sebagai pejabat publik, mereka selalu saling sapa setiap kali bertemu. “Biasa-biasa, selalu ingat. Bahkan saat Pak Jokowi sudah menjadi wali kota, jika bertemu, ia akan menyapa hangat, ‘Mas Mul, yuk kita ke sini’,” kenang Mulyono, menunjukkan kedekatan yang tak lekang oleh waktu.
Momen Candaan saat Pidato Presiden
Tentu saja, reuni ini tidak lengkap tanpa momen-momen lucu yang menjadi ciri khas kebersamaan alumni. Sebelumnya, suasana hangat dan akrab semakin pecah saat Presiden Jokowi memberikan sambutan dalam Reuni ke-45 tahun Angkatan 1980 Fakultas Kehutanan UGM. Di tengah pidatonya, salah seorang peserta reuni melontarkan sebuah candaan yang langsung menyasar isu nama “Mulyono asli”.
Presiden Jokowi, yang awalnya menyampaikan keinginannya untuk ‘curhat’ dan bernostalgia tentang masa kuliah, menanggapi celetukan tersebut dengan cerdas dan jenaka. “Pak Jokowi, ini ada yang namanya Mulyono asli ini, Bapak,” ujar peserta reuni tersebut, disambut gelak tawa hadirin. Tanpa pikir panjang, Presiden Jokowi segera membalasnya dengan tawa geli, “Jangan nambah masalah lagi!” Suasana semakin meriah saat ia melanjutkan, “Sudah dari Mulyono dimasalahkan, ini tambah lagi,” ucapnya yang kembali disambut tawa riuh para alumni. Momen ini menjadi bukti kehangatan dan keakraban yang tak lekang oleh waktu di antara Presiden Jokowi dan sahabat-sahabat lamanya di bangku kuliah.