Kalbe Farma Lawan Produk Alkes AS: Fokus Produksi Lokal!

Avatar photo

- Penulis Berita

Minggu, 27 Juli 2025 - 21:07 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Strategi Kalbe Farma Hadapi Gelombang Alat Kesehatan Impor AS: Perkuat Produksi Lokal dan Kolaborasi Global

JAKARTA – Pasar alat kesehatan (alkes) Tanah Air siap menerima gelombang baru produk asal Amerika Serikat (AS), menyusul kesepakatan tarif dagang yang menguntungkan antara kedua negara. Namun, di tengah potensi “serbuan” ini, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) menegaskan komitmennya untuk memperkuat kapabilitas produksi lokal sebagai benteng pertahanan dan strategi pertumbuhan.

Kesepakatan dagang antara AS dan Indonesia ini, seperti diungkap Gedung Putih pada Selasa (22/7/2025), mencakup sejumlah poin krusial. Salah satunya adalah pembebasan pelabelan dan sertifikasi produk alkes AS saat memasuki pasar Indonesia. “Menerima sertifikat dari FDA (Badan Pengawas Obat dan Makanan AS) dan izin edar awal untuk alat medis dan produk farmasi; menghapus beberapa kewajiban pelabelan; membebaskan ekspor kosmetik, alat kesehatan, dan produk manufaktur lainnya dari sejumlah persyaratan tertentu,” demikian bunyi pernyataan tersebut, mengisyaratkan kemudahan akses bagi alkes AS.

Menyikapi liberalisasi ini, Hari Nugroho, Head of Corporate External Communication PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), menegaskan strategi perusahaan yang berpusat pada pembangunan kemampuan produksi dalam negeri. Fokus ini diwujudkan melalui kolaborasi strategis dengan GE Healthcare, anak perusahaan General Electric (GE) yang terkemuka di bidang teknologi dan layanan kesehatan.

Kemitraan ini tidak main-main, melibatkan transfer teknologi dan pembangunan pabrik CT-Scan pertama di Indonesia. Dengan target produksi 306 unit hingga tahun 2027, Kalbe optimis produk lokalnya akan mampu bersaing ketat dengan alkes impor yang sudah ada. “Hal ini dilakukan untuk menghasilkan kualitas yang mampu bersaing dengan alkes impor yang sudah eksisting saat ini,” ujar Hari kepada Kontan, Jumat (25/7).

Ketersediaan alkes produksi lokal ini diproyeksikan tidak hanya melayani konsumen swasta, tetapi juga memenuhi kebutuhan vital Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Hari juga menekankan pentingnya memenuhi syarat Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) untuk registrasi produk di e-katalog pemerintah, jalur utama pengadaan bagi rumah sakit dan fasilitas BPJS. Produk dengan TKDN rendah berpotensi ditolak masuk ke pasar domestik melalui jalur ini.

Keyakinan Kalbe Farma terhadap strategi ini juga didukung oleh kinerja finansial yang solid. Berdasarkan laporan keuangan kuartal I 2025 yang dirilis Rabu (30/4), KLBF mencatat laba bersih yang menggembirakan sebesar Rp 1,11 triliun, tumbuh 12,5% secara tahunan (YoY) dibandingkan laba periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 987,57 miliar.

Penjualan bersih perusahaan juga menunjukkan tren positif, meningkat 5,8% YoY menjadi Rp 8,84 triliun dari Rp 8,36 triliun. Secara spesifik, penjualan produk kesehatan domestik KLBF mengalami peningkatan 6,06% YoY menjadi Rp 1,15 triliun, sementara ekspor produk kesehatannya melonjak 29,19% YoY menjadi Rp 209,68 miliar.

Tidak hanya itu, segmen distribusi dan logistik domestik juga menunjukkan pertumbuhan 3,20% YoY mencapai Rp 2,86 triliun. Lebih impresif lagi, distribusi dan logistik ekspornya meroket 761,30% YoY menjadi Rp 16,33 miliar, menandakan ekspansi pasar yang signifikan.

Melihat prospek ini, Head of Research Kiwoom Sekuritas, Liza Camelia Suryanata, optimis terhadap ketahanan KLBF. Menurutnya, kerja sama strategis dengan GE Healthcare serta fokus pada alat diagnostik besar dengan margin keuntungan tebal dan masa pakai yang tahan lama menjadi kunci keunggulan Kalbe Farma.

Liza menambahkan, dengan komitmen TKDN lebih dari 40%, produk Kalbe sangat layak untuk masuk e-katalog dan bersaing dalam tender rumah sakit pemerintah. Hari Nugroho pun menutup dengan proyeksi optimistis, mempertahankan outlook pertumbuhan penjualan dan laba bersih Kalbe di kisaran 8-10% untuk tahun-tahun mendatang, menegaskan posisi kuat perusahaan di tengah dinamika pasar alkes.

Berita Terkait

Kemuning Karanganyar: Desa Wisata Impian Hadir Berkat BI & Mangkunegaran!
Asing Kabur! BBCA & ANTM Diobral Seminggu Ini: Cermati Sekarang
Saham Batubara Terancam Turun? Cek Rekomendasi & Prediksi Terbaru!
Orang Tua Group IPO? Intip Daftar Perusahaan yang Bakal Melantai di Bursa!
Saham Telekomunikasi Naik! Rekomendasi TLKM, ISAT, & EXCL
TKDN Bebas: Untung atau Buntung untuk Industri Lokal?
BI Fast BNI Meledak! Transaksi Kuartal II-2025 Naik 48%
CFX Cetak Rekor! Transaksi Derivatif Kripto Tembus Rp 33,54 Triliun

Berita Terkait

Minggu, 27 Juli 2025 - 22:31 WIB

Kemuning Karanganyar: Desa Wisata Impian Hadir Berkat BI & Mangkunegaran!

Minggu, 27 Juli 2025 - 22:23 WIB

Asing Kabur! BBCA & ANTM Diobral Seminggu Ini: Cermati Sekarang

Minggu, 27 Juli 2025 - 21:07 WIB

Kalbe Farma Lawan Produk Alkes AS: Fokus Produksi Lokal!

Minggu, 27 Juli 2025 - 19:56 WIB

Saham Batubara Terancam Turun? Cek Rekomendasi & Prediksi Terbaru!

Minggu, 27 Juli 2025 - 17:50 WIB

Orang Tua Group IPO? Intip Daftar Perusahaan yang Bakal Melantai di Bursa!

Berita Terbaru