IHSG Menguat di Awal Pekan, Investor Waspadai Sentimen Data Ekonomi Global dan Domestik
Memulai perdagangan pekan ini dengan optimisme, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan penguatan signifikan pada Senin (28/7). Indeks dibuka melonjak 85,44 poin atau setara 1,18%, mencapai level 7.639,46 pada pukul 09.00 WIB, memberikan sinyal positif bagi pasar saham domestik.
Menurut analisis teknikal dari Imam Gunadi, Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), IHSG berpotensi melanjutkan pergerakan *bullish* karena konsisten berada di atas indikator MA5. Kendati demikian, Imam mengingatkan bahwa penguatan ini kemungkinan akan terbatas. Dengan *level support* di 7.400 dan *resistance* di 7.700, potensi *buying saturation* atau kejenuhan beli dapat menahan laju penguatan indeks.
Sentimen pasar, baik dari dalam maupun luar negeri, akan menjadi faktor krusial yang memengaruhi pergerakan IHSG sepanjang pekan ini. Dari kancah global, perhatian utama tertuju pada rilis data suku bunga Amerika Serikat (AS) atau *Federal Funds Rate* (FFR) oleh The Fed pada 31 Juli 2025 WIB. Konsensus pasar memproyeksikan suku bunga acuan ini akan dipertahankan di rentang 4,25%-4,50%, dengan probabilitas mencapai 95,9%. Peningkatan probabilitas ini didorong oleh data tenaga kerja AS yang solid, termasuk penurunan tingkat pengangguran menjadi 4,1%, konsistensi penurunan *Initial Jobless Claim*, kenaikan *Job Openings* di bulan Mei, serta pertumbuhan *Non-Farm Payrolls* sebesar 147.000.
Selain FFR, AS juga akan merilis data *Personal Consumption Expenditures* (PCE) bulan Juli. *Core PCE* diproyeksikan naik tipis menjadi 0,3% dari 0,2% pada Juni 2025, yang juga merupakan cerminan dari kekuatan pasar tenaga kerja AS. Meskipun demikian, sektor manufaktur AS yang diwakili oleh data ISM Manufacturing PMI masih diperkirakan berada dalam fase kontraksi di angka 49,6. Di sisi lain, China akan merilis data Caixin Manufacturing PMI yang diproyeksikan tetap ekspansif di angka 50,3.
Sementara itu, dari dalam negeri, rilis data PMI manufaktur Indonesia diperkirakan masih menunjukkan kontraksi. Investor juga akan menantikan data inflasi Juli 2025 yang diproyeksikan akan meningkat ke level 2,1%, sebuah indikator penting bagi kebijakan moneter Bank Indonesia.
Imam Gunadi lebih lanjut menjelaskan bahwa IHSG saat ini telah menyentuh *external ratio Fibo* 1,618, sebuah level yang mengindikasikan bahwa kenaikan yang terjadi selama ini sudah cukup signifikan. Dengan akan dirilisnya laporan keuangan bank-bank besar lainnya setelah BNI, pasar diperkirakan akan cenderung bersikap *wait and see*, menunggu kejelasan fundamental emiten sebelum mengambil posisi lebih lanjut.
Menjelang dinamika pasar yang menarik ini, IPOT turut membagikan rekomendasi saham pilihan untuk pekan ini. Para investor dapat mempertimbangkan saham-saham berikut berdasarkan analisis teknikal dan fundamental:
* PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI): Direkomendasikan *Buy on Pullback* dengan *entry price* di rentang Rp 149-Rp 150. Target harga ditetapkan pada Rp 160, dengan *stop loss* di bawah Rp 146.
* PT Barito Pacific Tbk (BRPT): Rekomendasi *Buy* dengan *entry price* Rp 2.480. Target harga adalah Rp 2.640, dan *stop loss* di bawah Rp 2.400.
* PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI): Direkomendasikan *Buy on Breakout* dengan *entry price* Rp 2.870. Target harga yang diharapkan adalah Rp 3.040, dengan *stop loss* di Rp 2.790.