Gelar Juara ASEAN Cup U-23 2025 Vietnam Ternoda Aksi ‘Licik’ Kim Sang-sik di Laga Final Melawan Timnas U-23 Indonesia
Timnas Vietnam berhasil merengkuh gelar juara ASEAN Cup U-23 2025 setelah menaklukkan Timnas U-23 Indonesia dengan skor tipis 0-1 di laga final. Kemenangan ini, sayangnya, diwarnai oleh berbagai kontroversi dan aksi yang dianggap kurang sportif, terutama dari pelatih Vietnam, Kim Sang-sik.
Sepanjang pertandingan, Timnas U-23 Indonesia, yang dijuluki Garuda Muda, sejatinya mampu mendominasi penguasaan bola. Namun, mereka kesulitan menembus blokade pertahanan ketat yang dibangun oleh Vietnam. Lini tengah Indonesia berhasil dimatikan, membuat pelatih Gerald Vanenburg kehabisan strategi untuk memecah kebuntuan. Babak pertama berakhir dengan keunggulan Vietnam 0-1, menyulitkan tim tuan rumah untuk mengejar ketertinggalan.
Drama sesungguhnya baru terjadi pada menit-menit kritis jelang berakhirnya pertandingan. Saat Timnas U-23 Indonesia berjuang keras menyamakan kedudukan, Robi Darwis ditunjuk sebagai eksekutor lemparan ke dalam dari sisi kiri lapangan pada menit ke-86. Namun, pelatih Kim Sang-sik secara terang-terangan mencoba mengganggu Robi saat akan melakukan lemparan. Perilaku provokatif Kim Sang-sik ini kembali terulang di masa *injury time*, tepatnya pada menit ke-90+9, ketika ia berdiri di depan Robi yang akan melakukan lemparan, yang akhirnya membuatnya diganjar kartu kuning. Aksi kurang terpuji ini tentu cukup menggelikan di lapangan, di mana Kim Sang-sik seolah sengaja memilih cara yang minim rasa hormat, sadar akan keunggulan timnya.
Tak berhenti sampai di situ, gangguan terhadap Robi Darwis, yang dianggap ancaman bagi Golden Star, terus diberikan. Kali ini, botol-botol minuman mulai disebar di area bangku cadangan Vietnam, seolah sengaja untuk mengganggu pergerakan pemain Persib Bandung tersebut. Insiden ini memicu emosi pelatih kiper Timnas U-23 Indonesia, Sjoerd Woudenberg, yang sempat mendatangi bangku cadangan Vietnam. Akibat insiden tersebut, Woudenberg akhirnya mendapatkan kartu merah pada pertandingan yang berakhir cukup kacau jelang peluit panjang dibunyikan.
Sebagai turnamen kelompok umur, insiden-insiden ini tentu menjadi sorotan karena membuat jalannya permainan kurang menarik. Selain itu, permainan cenderung kasar dari Vietnam serta beberapa keputusan wasit yang terkesan ‘cukup baik’ saat Golden Star melakukan pelanggaran, turut menambah keruhnya suasana di lapangan. Di balik rentetan aksi ini, tersirat motif “balas dendam” dari Kim Sang-sik. Dua kali kekalahan di tangan Shin Tae-yong pada level senior, saat Timnas Indonesia sukses lolos ke putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia dan meninggalkan Vietnam serta Filipina, disinyalir menjadi pemicunya. Dengan demikian, rivalitas antara kedua tim, khususnya antara pelatih, diprediksi akan semakin memanas dan berlanjut di ajang ASEAN Cup 2026 mendatang.