PT Phapros Tbk (PEHA) Cetak Kinerja Positif: Laba Berbalik Positif di Kuartal I 2025
PT Phapros Tbk (PEHA) berhasil mencatatkan kinerja keuangan yang membaik di kuartal I 2025. Setelah menorehkan kerugian di periode yang sama tahun lalu, perusahaan farmasi ini berhasil memangkas kerugian bersih hingga 80,46%, turun dari Rp 29,44 miliar menjadi Rp 5,75 miliar. Keberhasilan ini merupakan buah dari strategi efisiensi dan peningkatan penjualan yang diterapkan manajemen.
Penjualan Phapros mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 17,32%, melonjak dari Rp 171,04 miliar di kuartal I 2024 menjadi Rp 200,67 miliar di kuartal I 2025. Kenaikan ini didorong oleh pertumbuhan penjualan segmen OTC (Over The Counter) yang meningkat pesat dari Rp 24 miliar menjadi Rp 43 miliar. Produk-produk unggulan seperti Antimo Group, Becefort, Livron B Plex, dan Noza menjadi penopang utama pertumbuhan ini.
Strategi transformasi pemasaran yang dijalankan Phapros terbukti efektif. Plt. Direktur Utama PT Phapros Tbk, Ida Rahmi Kurniasih, menjelaskan bahwa strategi tersebut mencakup penguatan kerjasama dengan distributor, penataan portofolio produk, peluncuran produk baru, dan efisiensi biaya. “Pertumbuhan penjualan pada tiga bulan pertama tahun ini menjadi indikator penting bagi perusahaan untuk mencapai target pertumbuhan penjualan *double digit* hingga akhir tahun,” ujar Ida Rahmi.
Tidak hanya segmen OTC, penjualan produk obat resep (etikal) juga menunjukkan pertumbuhan yang menggembirakan, mencapai 40% secara tahunan. Hal ini didorong oleh fokus Phapros pada pasar reguler di rumah sakit jaringan maupun swasta. Sebagai anggota holding BUMN Farmasi, Phapros juga berencana meluncurkan produk-produk baru di tahun 2025 untuk segmen etikal, OTC, dan Obat Generik Berlogo (OGB). “Kami optimis kinerja PEHA pada 2025 akan makin baik dengan target pertumbuhan penjualan minimal 15%,” tambahnya.
Berkat peningkatan penjualan dan efisiensi biaya, laba bruto Phapros tumbuh 22%, dan laba usaha melonjak signifikan sebesar 118%. Laba usaha pada kuartal I 2025 tercatat sebesar Rp 3,64 miliar, berbalik positif dari kerugian Rp 19,29 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Keberhasilan ini juga ditunjang oleh penurunan Harga Pokok Penjualan (HPP) dari 57,4% menjadi 55,6% terhadap total penjualan, serta penurunan beban usaha sebesar 7% dan biaya pemasaran dan distribusi sebesar 11% (YoY).
Secara keseluruhan, Phapros menunjukan perbaikan struktur keuangan yang signifikan. Liabilitas jangka pendek turun 17%, sementara aset meningkat 3% menjadi Rp 1,47 triliun. Posisi kas perusahaan juga menguat, mencapai Rp 51,65 miliar per 31 Maret 2025, meningkat drastis dari Rp 6,17 miliar tahun sebelumnya. “Kami merasa telah berada di jalur yang tepat. Dengan terus bekerja keras dan sinergi semua pihak, kami yakin kinerja PEHA tahun 2025 bisa tumbuh positif,” tutup Ida Rahmi.