Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menetapkan jam malam bagi pelajar mulai 1 Juni 2025, tertuang dalam Surat Edaran Gubernur Jawa Barat Nomor 51/PA.03/Disdik. Aturan ini membatasi aktivitas siswa di luar rumah pukul 21.00 WIB hingga 04.00 WIB. Pelanggaran akan berujung pada sanksi tegas, bahkan hingga pembinaan di barak militer, seperti yang diungkapkan Dedi Mulyadi di Gedung Pakuan Bandung, Rabu, 4 Juni 2025. Data pelanggaran akan direkam dalam aplikasi yang sedang dikembangkan, memanfaatkan laporan dari berbagai pihak, termasuk kepolisian dan kepala desa. Sistem ini memungkinkan pemantauan aktivitas pelajar secara real-time.
Penerapan kebijakan ini telah dimulai lebih awal. Sejak 1 Mei 2025, siswa dengan perilaku bermasalah seperti tawuran, merokok, mabuk, atau menggunakan knalpot brong, telah menjalani pembinaan di barak militer bekerja sama dengan TNI Angkatan Darat. Langkah ini menjadi preseden bagi penerapan jam malam di berbagai daerah.
Di Kabupaten Cianjur, aturan jam malam dan sanksinya, yaitu pembinaan di barak militer, telah diberlakukan. Razia gabungan melibatkan Dinas Pendidikan, Satpol PP, Dishub, dan TNI/Polri, dengan pendekatan persuasif sebagai prioritas. Sosialisasi intensif dilakukan hingga tingkat RT/RW untuk memastikan efektivitas kebijakan ini, dengan dukungan penuh dari orang tua siswa.
Namun, respons di daerah lain beragam. Wali Kota Depok, Supian Suri, menerapkan jam malam sejak 3 Juni 2025, namun lebih menekankan pendekatan persuasif dan pemantauan bersama TNI/Polri. Tidak ada sanksi berupa pembinaan di barak militer. Wali Kota berharap dengan jam malam, pelajar dapat lebih disiplin dan fokus pada pendidikan.
Berbeda lagi dengan Kota Bandung. Dinas Pendidikan Kota Bandung belum menetapkan sanksi tegas. Walau demikian, mereka berkomitmen mendukung kebijakan jam malam dengan membentuk satgas patroli bersama Satpol PP, TNI, dan Polri. Sosialisasi kepada orang tua siswa akan dilakukan sebelum aturan sepenuhnya diterapkan. Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, berharap kebijakan ini efektif tanpa menimbulkan kontroversi, menekankan pentingnya kepedulian dan bukan sekadar pembatasan.
Kesimpulannya, penerapan jam malam bagi pelajar di Jawa Barat memunculkan berbagai strategi penerapan di masing-masing daerah. Meskipun sanksi tegas berupa pembinaan di barak militer diterapkan di beberapa daerah, pendekatan persuasif dan sosialisasi intensif menjadi kunci utama keberhasilan program ini. Pemerintah daerah berupaya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi generasi muda.