Rupiah Menguat! Tembus Rp 16.277/USD, Jisdor Naik 0,17%

Avatar photo

- Penulis Berita

Kamis, 5 Juni 2025 - 16:28 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Rupiah Menguat Tipis di Tengah Pelemahan Data Ekonomi AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) mencatatkan penguatan tipis pada Kamis (5/6), seiring melemahnya data ekonomi AS yang menguatkan ekspektasi penurunan suku bunga oleh The Federal Reserve (The Fed). Penguatan ini terjadi setelah data menunjukkan kontraksi sektor jasa AS untuk pertama kalinya dalam hampir setahun pada Mei 2025, dan tanda-tanda pelonggaran di pasar tenaga kerja Negeri Paman Sam.

Berdasarkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, rupiah ditutup menguat 0,17% ke level Rp 16.277 per USD, dibandingkan posisi sebelumnya Rp 16.305. Sementara itu, di pasar spot (Bloomberg), rupiah berakhir di Rp 16.284 per USD, naik 0,07% dari penutupan Rabu (Rp 16.295). Ini merupakan penguatan dua hari berturut-turut.

Pelemahan data ekonomi AS memicu reli di pasar obligasi, meningkatkan spekulasi penurunan suku bunga acuan The Fed. Pasar memprediksi probabilitas pemangkasan suku bunga pada September mencapai 95% (data LSEG). Namun, pergerakan mata uang di Asia cenderung terbatas, mencerminkan sikap wait and see pelaku pasar menjelang rilis data ketenagakerjaan AS pada Jumat (6/6) malam WIB.

Survei Reuters memperkirakan penambahan non-farm payrolls pada Mei hanya 130.000, turun dari 177.000 pada April. Tingkat pengangguran diperkirakan tetap di 4,2%. Jika data aktual lebih lemah dari estimasi, dolar AS berpotensi melemah lebih lanjut. Ketidakpastian kebijakan perdagangan Presiden AS Donald Trump, termasuk pengumuman tarif baru (sebagian ditangguhkan), juga menambah tekanan pada dolar AS.

Secara teknikal, indeks dolar (DXY) berada di level 98,87, turun sekitar 9% sejak awal tahun dan berpotensi mencatat kinerja tahunan terburuk sejak 2017. Euro stabil di US$1,1412 menjelang keputusan suku bunga Bank Sentral Eropa (ECB). Yen diperdagangkan di level ¥143 per USD, sementara dolar Australia dan Selandia Baru menguat ke US$0,6491 dan US$0,603, mendekati level tertinggi tujuh bulan.

Yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun berada di 4,363% pada sesi Asia, sedikit di atas posisi terendah empat minggu di 4,349%. Ekonom Bank of Singapore, Mansoor Mohi-uddin, menekankan pentingnya data tenaga kerja AS. “Jika pasar tenaga kerja melemah, dolar AS bisa tertekan lebih dalam,” katanya seperti dikutip Reuters. Penguatan rupiah pun berpotensi berlanjut jika data tersebut sesuai ekspektasi pasar.

Berita Terkait

Harga Emas Antam Hari Ini
BREAKING NEWS: IEU CEPA Disepakati! Airlangga Umumkan Kabar Baik
Tukar Uang Sebelum Liburan? Tips & Tempat Terbaik!
Rahasia Omzet Fantastis Toko Oleh-Oleh Haji Tanah Abang
Ramalan Zodiak Minggu Ini
Skandal Rahasia Bang Si Hyuk: IPO HYBE Diinvestigasi!
Tambang Nikel Ancam Raja Ampat? DPD RI Bereaksi Keras
Iwan Kurniawan Lukminto, Dirut Sritex, Dicekal!

Berita Terkait

Minggu, 8 Juni 2025 - 00:18 WIB

BREAKING NEWS: IEU CEPA Disepakati! Airlangga Umumkan Kabar Baik

Sabtu, 7 Juni 2025 - 21:25 WIB

Tukar Uang Sebelum Liburan? Tips & Tempat Terbaik!

Sabtu, 7 Juni 2025 - 20:23 WIB

Rahasia Omzet Fantastis Toko Oleh-Oleh Haji Tanah Abang

Sabtu, 7 Juni 2025 - 20:08 WIB

Ramalan Zodiak Minggu Ini

Sabtu, 7 Juni 2025 - 18:23 WIB

Skandal Rahasia Bang Si Hyuk: IPO HYBE Diinvestigasi!

Berita Terbaru

Entertainment

Shoot Melejit! Peringkat 3 Spotify Viral Korea, Kok Bisa?

Minggu, 8 Jun 2025 - 02:24 WIB

Uncategorized

OJK Perkuat Peran Dokter: Tata Kelola Asuransi Kesehatan Lebih Baik?

Minggu, 8 Jun 2025 - 01:54 WIB

Entertainment

A Complete Unknown: Kisah Bob Dylan, Biopik Wajib Tonton!

Minggu, 8 Jun 2025 - 00:59 WIB