Kekalahan memalukan Timnas China dari Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 memicu gelombang amarah publik. Hasil 0-1 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta (5/6/2025), membuat “Tim Naga” terpuruk di dasar klasemen Grup C zona Asia. Kegagalan ini bukan hanya sekadar kekalahan, melainkan simbol kekecewaan mendalam yang telah lama membebani sepak bola China.
Di media sosial, Weibo khususnya, kritik pedas membanjiri berbagai platform. Seorang netizen menyindir, “Terakhir kali China lolos Piala Dunia, saya masih kelas enam SD. Mungkin cucu saya yang kelas enam nanti baru bisa menyaksikannya lagi.” Sentimen serupa meluas; banyak yang mempertanyakan gaya bermain timnas yang dinilai tanpa arah dan tujuan, hanya mengejar bola tanpa strategi efektif. “Para pemain ini tidak sadar bahwa tujuan bermain bola adalah mencetak gol ke gawang lawan,” tulis salah satu netizen dengan nada frustrasi.
Kekecewaan ini berakar pada penantian panjang sejak penampilan terakhir China di Piala Dunia 2002. Sejak saat itu, mimpi untuk kembali ke panggung sepak bola dunia terus pupus. Dari sembilan laga kualifikasi, Timnas China hanya meraih dua kemenangan, menelan tujuh kekalahan, dan menjadi tim dengan jumlah kebobolan terbanyak (20 gol).
Pelatih Branko Ivankovic pun tak luput dari sasaran kritik. Komentator sepak bola kenamaan, Zhan Jun, melalui Weibo-nya, menilai taktik Ivankovic tidak sesuai dengan karakter tim dan terlalu membebani gelandang bertahan Wang Shangyuan. Analis senior Ji Yuyang pun sependapat, menyebut kehadiran Ivankovic belum memberikan dampak signifikan dan performa tim di bawah kepemimpinannya bahkan lebih buruk daripada pelatih-pelatih sebelumnya.
Ambisi Presiden Xi Jinping untuk menjadikan China juara Piala Dunia seakan menjadi bumerang. Realita di lapangan justru jauh dari harapan tersebut. Meskipun pernah merasakan Piala Dunia 2002, China kala itu pulang tanpa poin dan tanpa mencetak satu gol pun.
Meskipun peluang lolos sudah tertutup, satu laga tersisa melawan Bahrain (10/6/2025) di Chongqing masih menanti. Bahrain sendiri juga sudah dipastikan tersingkir. Di tengah badai kritik, secercah harapan tetap ada. Sejumlah suporter setia masih teguh memegang mimpi, “Betapapun buruknya kalian, kami tidak akan menyerah pada mimpi tampil di Piala Dunia!” tulis salah satu pendukung dengan nada haru. Namun, jalan menuju Piala Dunia bagi China masih terbentang panjang dan penuh tantangan.