UNTR Incar Tambang di Luar Negeri: Rekomendasi Saham Terbaru!

Avatar photo

- Penulis Berita

Minggu, 8 Juni 2025 - 08:19 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

United Tractors (UNTR) Pacu Diversifikasi, Gencar Berburu Tambang Emas dan Nikel di Luar Negeri

Ragamharian.com, JAKARTA – PT United Tractors Tbk (UNTR), emiten raksasa anggota Grup Astra, menegaskan ambisi strategisnya untuk memperluas cakupan pendapatan di luar sektor batubara. Dalam langkah progresif ini, UNTR tengah aktif memburu peluang akuisisi tambang mineral baru di pasar internasional, menandai upaya signifikan menuju diversifikasi portofolio bisnisnya.

Iwan Hadiantoro, Direktur Pengembangan Bisnis United Tractors, mengungkapkan bahwa perusahaan kini memfokuskan upaya ekspansi non-batubara di kancah global. UNTR secara agresif mencari potensi tambang mineral, meliputi emas dan nikel, dengan cakupan pencarian mulai dari Australia hingga Kanada. Pemilihan lokasi di luar negeri ini didasari oleh kenyataan bahwa mayoritas tambang mineral berskala besar di Indonesia sudah dikuasai atau tidak lagi diperjualbelikan. “Di Australia, potensi tambangnya masih sangat melimpah, didukung oleh struktur geologi buminya yang lebih tua,” jelas Iwan saat kunjungan media ke Redaksi KONTAN pada Selasa (3/6).

Iwan menambahkan bahwa UNTR telah intens memantau hampir seluruh prospek tambang mineral di Australia, khususnya di wilayah Australia Barat dan Queensland. Meskipun demikian, hingga kini belum ada kesepakatan final yang tercapai dengan para pemilik tambang yang diincar. Namun, Iwan menekankan bahwa hal ini bukanlah kendala. Ia menjelaskan bahwa peluang akuisisi tambang berskala besar tidak selalu muncul setiap saat, dan prosesnya melibatkan banyak tahapan rumit. Selain itu, UNTR juga cermat mempertimbangkan fluktuasi harga komoditas mineral seperti emas dan nikel sebelum mengambil keputusan akuisisi.

Di sisi lain, UNTR menyatakan kesiapan penuh dalam hal pendanaan untuk merealisasikan agenda ekspansi globalnya. Iwan memperkirakan kebutuhan belanja modal atau *capital expenditure* (capex) untuk akuisisi ini berkisar antara US$ 500 juta hingga US$ 1 miliar dalam satu tahun. UNTR akan memprioritaskan penggunaan kas internal untuk mendanai akuisisi tambang tersebut. Apabila dana internal tidak mencukupi, perusahaan siap mengandalkan pinjaman sindikasi dari lembaga perbankan, baik di dalam maupun luar negeri.

Agenda akuisisi tambang mineral di luar negeri ini merupakan bagian dari visi UNTR untuk mencapai komposisi pendapatan seimbang 50:50 antara sektor batubara dan non-batubara dalam beberapa tahun ke depan. Saat ini, dominasi pendapatan UNTR masih berasal dari batubara, sekitar 65%, sementara 35% sisanya disumbang oleh segmen non-batubara. Meski demikian, kinerja bisnis non-batubara UNTR menunjukkan tren yang sangat positif pada tahun 2025. Terbukti, di segmen tambang emas, penjualan UNTR melesat 32,84% secara *year-on-year* (YoY) menjadi 89.000 ons troi pada periode Januari-April 2025. Sementara itu, penjualan nikel ore juga mencatatkan pertumbuhan signifikan sebesar 17,22% YoY, mencapai 701.000 *wet metric ton* hingga April 2025.

Ekky Topan, seorang Analis Investasi dari Infovesta Utama, memandang rencana ekspansi internasional UNTR ini sebagai respons strategis terhadap surutnya prospek batubara dalam jangka panjang. Langkah ini juga diartikan sebagai sinyal kuat transformasi UNTR menuju model bisnis yang lebih terdiversifikasi dan berkelanjutan. Meskipun demikian, Ekky mengingatkan bahwa ekspansi ini tidak luput dari sejumlah tantangan. Kebutuhan capex yang sangat besar, meskipun UNTR menyatakan siap dari segi modal, menjadi salah satu perhatian utama. Selain itu, kompleksitas proses perizinan dan regulasi perpajakan di sektor pertambangan luar negeri yang berbeda dengan Indonesia juga patut diperhitungkan. “Jika akuisisi ini berhasil dieksekusi, UNTR harus memastikan transisi operasional tambang baru berjalan lancar demi menjaga kinerja perusahaan,” tambahnya, mengingatkan investor untuk tetap cermat memperhatikan risiko-risiko tersebut meski arah strateginya positif. Berdasarkan analisanya, Ekky merekomendasikan untuk membeli saham UNTR, dengan target harga jangka panjang di kisaran Rp 26.500 hingga Rp 30.000 per saham.

Senada dengan pandangan positif, Miftahul Khaer, seorang Equity Research dari Kiwoom Sekuritas Indonesia, dalam risetnya pada 5 Mei 2025, merekomendasikan *overweight* untuk saham UNTR, dengan target harga Rp 28.725 per saham. Meskipun menghadapi tantangan signifikan di sektor batubara, UNTR dinilai mampu menunjukkan ketahanan kinerja yang solid, terutama pada lini bisnis mesin konstruksi dan pertambangan emas. “UNTR juga terbukti mampu mengatasi tekanan margin di seluruh lini operasinya,” tulis Miftahul, menggarisbawahi kekuatan fundamental perusahaan.

Berita Terkait

Prediksi Saham LQ45 Terbaik Semester II 2025: Rekomendasi Investasi
Saham SIDO Anjlok, Strategi Ekspansi Pasar Jadi Kunci?
Cek Penerima BSU Rp600.000: Gaji <Rp3,5 Juta?
Segini Harga Wajar Saham BSI (BRIS) Menurut Analis
TikTok Shop AS Ganti Bos, Figur Dekat China Menggantikannya
Saham SIDO Anjlok! Rekomendasi Analis untuk Investor
Diskon Pelni 50% Juni-Juli: Cara Beli Tiket Murah + Syarat!
Danantara Incar Saham GoTo? Merger dengan Grab Jadi Pemicu!

Berita Terkait

Minggu, 8 Juni 2025 - 18:28 WIB

Prediksi Saham LQ45 Terbaik Semester II 2025: Rekomendasi Investasi

Minggu, 8 Juni 2025 - 16:09 WIB

Saham SIDO Anjlok, Strategi Ekspansi Pasar Jadi Kunci?

Minggu, 8 Juni 2025 - 15:43 WIB

Cek Penerima BSU Rp600.000: Gaji <Rp3,5 Juta?

Minggu, 8 Juni 2025 - 15:33 WIB

Segini Harga Wajar Saham BSI (BRIS) Menurut Analis

Minggu, 8 Juni 2025 - 15:24 WIB

TikTok Shop AS Ganti Bos, Figur Dekat China Menggantikannya

Berita Terbaru

Food And Drink

Prabowo-Gibran Berbagi Daging Kurban, Ribuan Yatim Makan di Istiqlal

Minggu, 8 Jun 2025 - 17:54 WIB