Kekalahan telak Timnas Indonesia dari Jepang dalam lanjutan kualifikasi Piala Dunia 2026 menyisakan banyak pertanyaan dan sorotan tajam, terutama terkait kemistri antar pemain. Dari area nonton bareng (nobar) di Taman Literasi, Jakarta Selatan, para suporter tak ragu menyampaikan analisis mereka atas performa skuad Garuda.
Salah satu penonton, Putri (26), secara lugas mengungkapkan kekecewaannya. Ia menilai koneksi antar pemain Timnas Indonesia begitu minim dan menyoroti jurang perbedaan level yang signifikan antara skuad Merah Putih dengan tim Samurai Biru. “Kemistrinya pas lawan Jepang ini kelihatan banget kurangnya, beda kelas pemainnya, walaupun pemain kita juga sebagian main di Eropa,” ujar Putri kepada *RAGAMHARIAN.COM*, Selasa (10/6/2025).
Putri menekankan, perbaikan kemistri ini harus menjadi prioritas utama bagi tim pelatih jelang putaran keempat kualifikasi Piala Dunia 2026 yang dijadwalkan Oktober mendatang. Meski hasil hari ini tidak memengaruhi posisi di klasemen grup, ia berharap Timnas Indonesia tidak cepat berpuas diri dengan pencapaian yang ada. “Walaupun sudah sampai *round* 4, tapi masih banyak yang perlu dibenahi, kayak kemistri antar pemain. Semoga enggak cepat puas lah ya, sudah sejauh ini juga sebenarnya sudah hebat, harus tetap *fight* sampai akhir nanti,” harapnya penuh semangat.
Sementara itu, Naufal (20) memberikan analisis yang lebih strategis. Ia memandang pertandingan ini sebagai ajang penting bagi Pelatih Patrick Kluivert untuk menguji dan membangun kemistri tim. Menurut Naufal, komposisi pemain dan formasi yang diterapkan Kluivert mengindikasikan bahwa kemenangan bukanlah prioritas utama dalam laga ini, melainkan fokus pada rotasi dan penyatuan tim.
“Melihat komposisi pemain dan formasi yang diterapkan Coach Patrick juga menggambarkan dia tidak mengharapkan kemenangan, tapi lebih mengutamakan rotasi pemain dan menyatukan kemistri tim,” jelas Naufal. Ia menambahkan, absennya beberapa pemain kunci dalam laga kontra Jepang turut memengaruhi perubahan formasi, menampilkan lebih banyak pemain yang sebelumnya berada di bangku cadangan. “Karena kan formasinya beda dengan pas lawan Cina kemarin, sekarang banyak mainin pemain yang waktu itu di bangku cadangan,” tambahnya.
Meskipun demikian, Naufal mengapresiasi kerja keras setiap individu pemain yang tampil. “Saya pikir semua pemain patut diapresiasi, semua bekerja keras. Namun memang tim ini baru terbentuk dengan banyaknya pemain baru, jadi semua patut diapresiasi,” katanya. Dengan strategi yang diterapkan Kluivert, Naufal optimis kemistri antar pemain akan terjalin lebih baik untuk pertandingan krusial berikutnya. “Karena tinggal satu langkah lagi ya, kita menuju Piala Dunia. Semoga nanti bisa dimaksimalkan di *round* 4,” harapnya.
Laga yang penuh sorotan ini sendiri disaksikan ribuan pasang mata di acara nobar Taman Literasi, Jakarta Selatan. Acara tersebut sempat diwarnai interupsi hujan deras menjelang akhir babak pertama laga Indonesia vs Jepang. Sebelumnya, petugas kebersihan bahkan harus mengeringkan lantai beton di tengah taman akibat hujan di siang hari.
Namun, antusiasme pengunjung tak luntur. Meskipun diguyur hujan dan harus menyaksikan Timnas Indonesia menelan kekalahan telak 0-6 dari Jepang yang menduduki peringkat 15 dunia, para penonton tetap bertahan hingga peluit akhir dibunyikan. Pertandingan yang berlangsung di Suita City Stadium itu memang menjadi bukti dominasi tim Samurai Biru, yang berhasil enam kali membobol gawang skuad Garuda tanpa balasan.