Dividen Jumbo Saham Tambang BUMN: Beli, Jual, atau Tahan?

Avatar photo

- Penulis Berita

Jumat, 13 Juni 2025 - 08:29 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Saham Tambang BUMN Beri Dividen Jumbo: ANTM, PTBA, dan TINS Bagikan Keuntungan Besar, Mana yang Paling Prospektif?

Kabar gembira bagi para investor! Tiga saham pertambangan milik pemerintah, yaitu PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan PT Timah Tbk (TINS), siap membagikan dividen yang menggiurkan, bahkan dua di antaranya bernilai jumbo. Keputusan ini diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2024 yang berlangsung pada Kamis, 12 Juni 2024, membuka pertanyaan besar: saham tambang mana yang paling prospektif untuk dibeli atau dijual?

PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) menjadi salah satu emiten yang membagikan dividen saham. Perusahaan menyetujui pembagian dividen tahun buku 2024 sebesar Rp 3,6 triliun, atau setara Rp 151,77 per saham. Angka ini mencerminkan rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio) 100%, sama seperti tahun 2023. Pada penutupan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Kamis, 12 Juni 2025, harga saham ANTM berada di level Rp 3.170, sedikit menurun 3,35% atau 110 poin dari hari sebelumnya. Dengan harga tersebut, investor dapat menikmati dividen yield ANTM sebesar 4,78%.

Selanjutnya, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) siap menggelontorkan dividen tunai sebesar Rp 3,8 triliun, atau Rp 332 per saham. Meskipun rasio pembayaran dividennya 75% (sama dengan 2023), yang lebih rendah dari ANTM, PTBA menawarkan dividen yield yang sangat menarik, mencapai 11,14%. Angka ini menjadikannya salah satu dividen jumbo di sektor tambang. Pada penutupan BEI Kamis, 12 Juni 2025, harga saham PTBA tercatat Rp 2.980, turun tipis 1,00% atau 30 poin.

Tak ketinggalan, PT Timah Tbk (TINS) turut berpartisipasi dengan membagikan dividen tunai senilai Rp 474,65 miliar, setara Rp 63,73 per saham. Dengan rasio pembayaran dividen 40% dan harga saham TINS di level Rp 1.160 pada penutupan perdagangan Kamis, 12 Juni 2025, dividen yield yang ditawarkan TINS mencapai 5,49%.

Lantas, bagaimana pandangan para analis terhadap prospek ketiga saham tambang ini? Oktavianus Audi, VP Marketing, Strategy and Planning Kiwoom Sekuritas, memberikan pandangannya. Menurut Audi, pembagian dividen ANTM sejalan dengan kemampuan perusahaan menutupi kebutuhan belanja modal (capex) sebesar Rp 3,7 triliun. Hal ini didukung oleh kas dan laba bersih yang melesat 794% secara tahunan (YoY) pada kuartal I 2025, menjaga neraca keuangan ANTM tetap solid. Untuk PTBA, meskipun dividennya besar, Audi mencatat capex agresif pada 2025 sebesar Rp 7,2 triliun—tiga kali lipat dari tahun sebelumnya—cenderung membuat PTBA sulit mencapai rasio pembayaran dividen 100%. Sementara itu, TINS membagikan dividen berdasarkan pola historis dan lonjakan laba bersih 2024 sebesar 363% YoY.

Melihat ke depan, Audi memproyeksikan kinerja keuangan ANTM dan TINS masih positif di tahun 2025. Peningkatan harga komoditas seperti emas yang mencapai US$ 3.120 per ons troi dan timah yang *rebound* ke US$ 35.000 per ton pada kuartal I 2025—didukung oleh ketidakpastian pasar global—menjadi pendorong utama. Proyek ekosistem kendaraan listrik (EV) dan hilirisasi turut menambah optimisme, meski *oversupply* nikel tetap menjadi tantangan. Sebaliknya, PTBA diperkirakan menghadapi tekanan. Stagnansi harga batu bara dari US$ 124 per ton menjadi US$ 104 per ton di akhir kuartal I, serta kebutuhan capex besar untuk proyek rel dan hilirisasi batu bara (Dimethyl Ether/DME) dapat menekan arus kas perusahaan. Berdasarkan analisisnya, Audi merekomendasikan ‘Beli’ untuk ANTM dengan target harga Rp 3.450, ‘Trading Buy’ untuk TINS dengan target Rp 1.370, dan ‘Hold’ untuk PTBA dengan target Rp 3.100.

Dari sudut pandang lain, Indy Naila, Investment Analyst Edvisor Profina Visindo, menilai ANTM tetap menarik. Permintaan emas yang tinggi, potensi peningkatan permintaan nikel untuk EV, optimalisasi sektor ritel emas, dan ekspansi *smelter* nikel menjadi katalis positif. Untuk PTBA, prospeknya masih sangat bergantung pada pergerakan harga batu bara, sehingga perlu mencermati permintaan dari Tiongkok dan India. Sementara itu, TINS masih harus waspada terhadap fluktuasi harga komoditas timah. Indy merekomendasikan ‘Buy on Weakness’ untuk ANTM dengan target harga Rp 3.800-Rp 4.000, ‘Beli’ untuk PTBA dengan target Rp 3.100, dan ‘Speculative Buy’ untuk TINS dengan target harga Rp 1.365.

Senada, Muhammad Wafi, Analis Korea Investment and Sekuritas Indonesia (KISI), merekomendasikan ‘Buy on Weakness’ untuk ANTM, dengan target harga di level *support* Rp 3.600. Praktisi Pasar Modal dan Founder WH-Project, William Hartanto, juga optimis dengan rekomendasi ‘Beli’ untuk ANTM (target Rp 3.600-Rp 3.800) dan ‘Beli’ untuk PTBA (target Rp 3.140-Rp 3.300).

Beragam pandangan dari para analis menunjukkan bahwa saham-saham tambang BUMN ini memiliki daya tarik dan tantangan masing-masing. Keputusan pembagian dividen jumbo ini tentu menjadi kabar baik, namun investor perlu tetap bijak dalam menganalisis prospek jangka panjang berdasarkan fundamental dan rekomendasi para ahli.

Berita Terkait

Negara-Negara Paling Produktif di Dunia: Daftar Lengkap & Terbaru
QRIS: BI Perluas Kerja Sama Internasional, Bayar Lebih Mudah!
20 Saham IDX High Dividend Anjlok! Analis Ungkap Penyebabnya
Sri Mulyani Rotasi 139 Pejabat Eselon II Kemenkeu: Siapa Saja?
Bos GoTo Buka Suara: Isu Akuisisi Saham oleh Danareksa
Suzuki Gixxer FI 150 2026: Harga Rp 41 Juta, Penantang Baru Pasar Sport?
UMKM Jadi Operator Holding BUMN: Kebijakan Terbaru Pemerintah
10 Saham Tercuan & Terboncos 2023: Analisis PNSE & IKAN

Berita Terkait

Minggu, 15 Juni 2025 - 00:35 WIB

Negara-Negara Paling Produktif di Dunia: Daftar Lengkap & Terbaru

Sabtu, 14 Juni 2025 - 23:14 WIB

QRIS: BI Perluas Kerja Sama Internasional, Bayar Lebih Mudah!

Sabtu, 14 Juni 2025 - 21:04 WIB

20 Saham IDX High Dividend Anjlok! Analis Ungkap Penyebabnya

Sabtu, 14 Juni 2025 - 19:53 WIB

Sri Mulyani Rotasi 139 Pejabat Eselon II Kemenkeu: Siapa Saja?

Sabtu, 14 Juni 2025 - 19:48 WIB

Bos GoTo Buka Suara: Isu Akuisisi Saham oleh Danareksa

Berita Terbaru

Uncategorized

Erick Thohir Turun Tangan: Instruksi Khusus Cari Bibit Timnas!

Minggu, 15 Jun 2025 - 00:56 WIB

Society Culture And History

Tissa Biani Tinggalkan Syuting Demi Siraman Al Ghazali?

Minggu, 15 Jun 2025 - 00:50 WIB

Society Culture And History

Fadli Zon Sebut Pemerkosaan Massal Hoaks? Aktivis: Sejarah Bantah!

Minggu, 15 Jun 2025 - 00:40 WIB